05

132 21 0
                                    



"YA! Kau marah lagi ?" Taeyong mengejar Seulgi yang berjalan cepat. Keduanya baru saja pulang dari sekolah dan saat pulang Seulgi kembali dikerjai oleh Taeyong.

"Tidak." Seulgi menatap lurus ke depan.

"Maafkan aku."

"Seulgi, maafkan aku." Taeyong terus menerus meminta maaf, membuat Seulgi kesal.

"Ini semua bukan karena mu." jawab Seulgi dengan kesal.

"Nde?" Seulgi kembali tersadar, ia tidak mungkin mengatakan hal tersebut, ia tidak mungkin bilang ia sedang cemburu dengan kedekatan sahabatnya dan kakak kelas mereka.

"Lupakan." Seulgi mengibaskan tangannya sebelum akhirnya berjalan kembali.

"Aigoo. Jika bukan karena ku ? Apa mungkin kau sedang bertengkar dengan pacarmu ?" Taeyong menggoda Seulgi.

"Aish. Kau ini." Seulgi bersiap memukul kepala Taeyong.

"Dengar ya aku tidak punya pacar." Seulgi berkacak pinggang.

"Jinjja ? Kenapa ?"

Seulgi diam. Ia menurunkan tangannya.

"Mungkinkah ...kau menyukaiku ?" Pertanyaan Taeyong berhasil membuat Seulgi membulatkan matanya. Ia melihat Taeyong, melihat eskpresi Taeyong yang menyebalkan.

"Hm. Aku menyukaimu."

"Kau itu bukan tipeku. Dasar bodoh." Seulgi pergi begitu saja.
Taeyong yang gemas terus menerus menggodanya di sepanjang jalan.

°
°
°

Taeyong tidak sekalipun mengalihkan pandangannya dari punggung Seulgi. Sejak tadi pagi ia terus menatap punggung tersebut sampai mendapat teguran dari gurunya.

Taeyong tersadar saat sebuah kertas kecil mengenai mejanya, ia menatap Jungwoo yang menatapnya.

"Matamu bisa lepas jika terus memandangnya." Jungwoo melirik Seulgi sekilas.

"Kajja. Yang lainnya sudah menunggu." Yuta menepuk pundak Jungwoo. Laki laki itu mengangguk sekilas sebelum akhirnya pergi dengan Yuta ke lapangan untuk bermain sepak bola.

Seulgi bangkit dari duduknya, ia membawa setumpuk kertas hvs putih. Ia membagikan ke semua meja, saat itu juga pandangan Taeyong terus terpaku pada Seulgi, sampai akhirnya gadis itu mencapai bangkunya.

Seulgi dengan diam meletakkan kertas tersebut di meja Taeyong, mengabaikan tatapan Taeyong yang terus mengawasinya.

"Berhenti menatapku." Seulgi mendecak lidah. Ia kembali membagikan kertas tersebut, ia melihat bangku Sooyoung dan Jaehyun kosong. Seulgi mengernyitkan dahinya. Namun segera ia abaikan karena sepasang mata membuatnya tidak nyaman.

"Baca kertasmu Taeyong." Seulgi memasukkan tangannya ke dalam saku jaketnya. Ia berjalan menuju bangkunya. Mengambil buku catatannya dan mulai mencatat. Akhir akhir ini ia sering tidak masuk dan tertinggal, jadi ia harus menyalin catatan Jisoo.

Taeyong membaca kertas tersebut. Disana tertulis mengenai wisata sekolah ke Jeju.

"Seulgi." panggil Taeyong.

"Hm." Seulgi hanya berdehem sebagai jawaban.

"Kau akan ikut kan ?"

"Tidak. Dan aku rasa kau tahu alasannya." Seulgi menulis kalimat demi kalimat.

"Arraseo." Taeyong bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja.
Seulgi menghentikan aktivitasnya. Ia menatap bukunya.
Biasanya ia akan mendengar protes dari Taeyong, namun kali ini tidak.

Loved You Once | SEULYONG STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang