06

117 20 3
                                    

Jaehyun menatap pintu kayu besar di hadapannya. Ia mengepalkan tangannya kuat sambik bernafasa normal. Jaehyun menganggukkan kepalanya dengan senyum tipis,
Ia menekan bel tersebut, dan tidaj berselang lama seorang pembantu yang terlihat familiar tersenyum senang, pasalnya sudah lama ia tidak melihat Jaehyun datang ke rumah ini.

Jaehyun dipersilahkan masuk, ia masih hafal betul bagaimana susunan disetiap sudut rumah itu dan sekarang susunan itu tidak berubah sama sekali.

Jaehyun duduk di sofa, ia menyentuh dadanya. Menguatkan dirinya, tidak berselang lama laki laki datang menghampirinya, menyapa Jaehyun dengan senyum manis seperti dulu.

"Bagaimana kabarmu Jaehyun ?" Laki laki tersebut menyeruput teh nya.

"Seperti biasa, kabar saya selalu baik." Jawab Jaehyun, laki laki itu mengangguk paham.

"Kenapa dia kesini ?" Seorang wanita muncul di balik tangga. Wanita tersebut tidak pernah suka dengan kehadiran Jaehyun bahkan sejak Sooyoung memperkenalkan dirinya.

"Tidak ada salahnya di kesini." Ayah Sooyoung mengernyitkan dahinya, ia sedikit tidak suka dengan ucapan istirnya.

"Dia bukan kekasih Sooyoung lagi." Sang istri melipat tangannya di depan dada.
Jaehyun menatap ke bawah.

"Oh Jaehyun-ah?" Sooyoung turun dari tangga dengan senang.

"Kau mengundangnya kemari ?" Sang Ibu menatap Sooyoung, sedangkan Sooyoung hanya melirik sekilas, sebelum akhirnya memeluk lengan Jaehyun, membuat Jaehyun sedikit tertegun.

"Ada apa dengan kalian ? Kalian pacaran lagi ?" Sang Ibu melirik tangan Sooyoung.

"Hm. Karena aku masih menyukainya." Sooyoung melirik Jaehyun dengan senyum tegarnya.

"Apa ? Dia itu tidak level dengan kita." Sang ayah yang mendengar ucapan istrinya langsung membulatkan matanya.
Pembicaraan ini seharusnya tidak sampai seperti ini.

"Sooyoung - ah pergilah dengan Jaehyun." Sang ayah meminta anaknya untuk pergi, Sooyoung menganggukkan kepalanya, ia membawa Jaehyun untuk keluar.

"Apa yang kau lakukan ?" Sang istri membulatkan matanya, ia berniat mencegah Sooyoung namun  tangan suaminya lebih cepat dari dirinya.

"Yang kita lakukan adalah kesalahan." Sang suami menatap ke depan. Ia kembali mengingat bagaimana Sooyoung mengorbkan perasaannya untuk kebahagiaan keluarga angkatnya.

"Dia menuruti semuanya sejak dulu, ini saatnya kita membiarkannya pergi dengan keinginannya sendiri. Jika dia mau, dka bisa kembali kepada orang tuanya." Sang istri membuang muka asal. Suaminya begitu baik, tapi dia tidak akan menyerah, sampai mendapatkan apa yang dia inginkan.

°°°

Taeyong menatap bukunya malas, sejak dulu ia selalu payah soal belajar.

"YA! Kenapa susah sekali memahamimu ?" Taeyong menatap tajam bukunya. Ia menunjuk bukunya dengan telunjuk.

"Aku sudah berusaha tapi tidak berhasil." Seoalah bisa berbicara Taeyong menjawab ucapan bukunya.

Taeyong yang asyik dengan dunianya tidak sadar pintunya terbuka, memperlihatkan sosok kakak perempuan yang berdiri bersandar sambil melipat tangan di dada. Melihat tingkah aneh adiknya.

"Kau gila ya ?" Sang kakak berjalan menghampiri ranjang Taeyong, duduk tepi sambil menatap Taeyong yang sedikit terkejut.

"Eoh. Aku gila karena aku tidak bisa memahaminya." Taeyong memutar tubuhnya menghadap sang kakak.

"Cih. Dasar gila." Sang kakak tersenyum, begitu pula Taeyong.

"Taeyong-ah" Taeyong menoleh sambil berdehem.

Loved You Once | SEULYONG STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang