03

109 21 0
                                    

Taeyong menutup buku tebalnya sebal, ia menatap punggung Seulgi yang membelakanginya. Sejak pertengkaran waktu itu keduanya menjadi orang asing. Baik Seulgi maupun Taeyong tidak saling menyapa ketika bertemu dan hal ini sempat mengundang perhatian Jungwoo, Jaehyun dan Johnny.

"Mereka kenapa ?" Johnny menatap Taeyong yang berjalan keluar kelas.

"Pasti terjadi sesuatu." Jungwoo memainkan jarinya di dagu.

Jaehyun menopang dagu, ia menatap punggung Seulgi yang bergerak gusar. Ia merasakan keanehan karena perubahan sikap Seulgi akhir akhir ini. Gadis itu sering telat, dan datang dengan penampilan yang berantakan. Padahal selama ini Seulgi adalah siswi yang disiplin.

Jaehyun bangkit dari duduknya, ia berjalan menghampiri Seulgi, mengundang perhatian Johnny dan Jungwoo yang duduk di depannya.

"Hai." Jaehyun mengambil duduk di depan Seulgi. Membuat gadis itu mendongkakkan kepalanya.

"Kau tidak keluar ? Apa tidak bosan menatap itu terus ?" Jaehyun menunjuk buku tebal yang Seulgi baca dengan matanya.

"Kau tahu kan ? Aku ini tidak sepintar dirimu, jadi aku harus berusaha mengejarmu." Seulgi meletakkan bolpoinnya.

"Cih." Jaehyun mendecak lidah.
Sedangkan Seulgi hanya tertawa, ia kembali menatap bukunya.

"Kau ada waktu weekend ini?" Jaehyun memutar jarinya di atas meja Seulgi.

"Weekend ini? Malamnya aku harus bekerja." Seulgi memainkan bolpoinnya.

"Tidak apa apa. Ayo keluar bersama di pagi hari. Aku akan menunggumu di taman dengan sekolah." Seulgi menganggukkan kepalanya. Jaehyun mengangguk kaku, lalu berjaan keluar.

"Ada apa ini?" Jungwoo menatap curiga Jaehyun. Terselip senyum usil di wajahnya.

°
°
°

"Ayo berkencan." Taeyong menatap punggung Jennie. Kini keduanya berada di atas sekolah.

"Kau serius ?" Jennie menatap Taeyong. Berjalan mendekat ke arah Taeyong.

Taeyong menganggukkan kepalanya. Jennie melompat ringan sebelum memeluk Taeyong reflek. Taeyong yang terkejut mengerjapkan matanya terkejut. Jennie segera melepas pelukannya saat ia tersadar tindakannya terlalu tergesa gesa. Taeyong tersenyum kikuk, terselip perasaan senang.

°
°
°

Taeyong menatap layar ponselnya. Melihat obrolan di grup chat kelasnya. Ia tidak memperhatikan jalan untuk beberap detik, namun sedetik kemudian ia memperhatikan jalannya dan tersadar bahwa Seulgi berjalan di depannya dengan kaki yang diseret.

Taeyong mengambil langkah cepat dengan tangannya yang sibuk memasukkan ponselnya di saku celana.

"Kakimu kenapa ?" Taeyong mengambil tempat di depan Seulgi, membuat gadis itu sedikit terkejut.

Taeyong berusaha melihat kaki Seulgi yang sepertinya terluka namun gadis itu menarik kakinya, menolak.

"Tidak apa apa." Seulgi kembali melanjutkan langkahnya. Ia merasakan nyeri hebat di lututnya. Ia harus merasakan semua ini karena Jennie kembali membullynya. Gadis itu diseret ke lapangan basket, ia dipaksa berada di tengah, menerima beberapa kali lemparan bola. Ia juga dijegal saat diminta mengambil bola. Sehingga terciptalah luka tersebut.

"Kau ini keras kepala sekali." Taeyong memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.

Seulgi menolehkan kepalanya. Ia mengernyitkan dahinya.

"Sikapmu yang keras kepala memang tidak berubah." Taeyong kembali mencibir, seperti biasanya Seulgi selalu mempautkan bibirnya.

Seulgi dengan susah payah melepas sepatu kanannya. Ia melemparkannya pada Taeyong yang berhasil menghindar.

Loved You Once | SEULYONG STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang