Eldo membaringkan tubuh Reynar di kasur, kemudian membersihkan darah yang mengotori kaki Reynar sebelum mengobatinya. Ada pecahan beling yang tertangkap di kaki Reynar membuta Eldo meringis ngeri melihatnya. Bagaimana bisa Reynar gak merasakan sakit saat berlari tadi?
Suara pintu yang terbuka membuat Eldo menoleh, ada ayahnya yang kini telah membawa perlengkapan p3k yang jauh lebih lengkap dari pada yang dia bawa.
"Biar ayah saja yang mengobati lukanya, El."
Ucapan itu membuat Eldo menggangguk kemudian berdiri membiarkan Chandra yang duduk di sisi ranjang untuk mengobati luka yang dirinya pikir tak terlalu parah namun kenyataanya berbanding terbalik dengan apa yang dia lihat.
"Lukanya harus dijahit, ini cukup dalam."
Ada perasaan bersalah yang Chandra rasakan ketika melihat kaki Reynar yang terluka karena dia masih belum mampu untuk menjaga Reynar. Menjaga anaknya dari segala pemikiran buruk yang selalu Reynar pikirkan yang akan berujung menyakiti maupun menyalahkan dirinya sendiri. Terkadang Reynar memang lepas kontrol dan melempar apapun sebagai pelampiasan ketika mulai menyalahkan dirinya sendiri atau ketika kenangan dari masa lalu kembali hadir.
Eldo hanya memperhatikan bagaimana Chandra memberikan bius pada Reynar, lantas membersihkan, menjahit dan membalut kedua kaki Reynar dengan perban, hingga ketika dirinya mengalihkan pandangannya, kedua matanya tertuju apa tiga botol kecil yang terletak di atas meja belajar Reynar. Ia berjalan untuk mengambil tiga botol kecil itu yang seperti digunakan untuk menyimpan obat, terus membaca tulisan yang sebenarnya tak Eldo ketahui maksudnya.
"Ini botol obat apa?" tanyanya akhirnya pada Chandra, membuat pria itu menoleh dan tersenyum tipis namun terkesan terpaksa.
"Hanya beberapa obat yang diberikan Psikiaternya untuk Reynar."
Ada kata hanya yang diucapkan, namun Eldo melihatnya begitu jelas ada luka di mata ayahnya.
Memangnya ada seorang ayah yang ingin anaknya mengalami trauma pada masa lalu hingga mengkonsumsi berbagai obat juga membutuhkan seorang psikiater? Jawabannya tentu saja tidak ada.
"Yah,"
"Iya El?"
"Reynar," Eldo meremas botol obat yang berada di tangannya lantas menatap ayah tirinya penuh keraguan, "sejak kapan dia seperti ini? Maksud Eldo ... obat-obatan ini lalu,"Eldo tak yakin apakah dia harus melanjutkan ucapannya atau tidak karena dia tak ingin menyakiti hati ayahnya.
"Hampir dua tahun, ketika bertemu Nara Reynar hampir sembuh. Traumanya hampir dia lupakan, namun kematian Nara karena kecelakaan kembali membuka ingatannya dan trauma dia bertambah parah. Belum lagi ketika kenangannya bersama ibunya yang selalu menyakitinya kembali muncul ketika melihat seorang wanita yang memukuli anak kecil, Reynar jadi sering mimpi buruk dan sulit sekali untuk tertidur. Karena itu Dokter memberikannya obat."
Chandra mengelus kepala Reynar ketika anaknya mulai gelisah dalam tidurnya.
"Pa," lirihan itu membuat Eldo berjalan mendekati Reynar, memperhatikan wajahnya yang terlihat begitu resah dengan keringat dingin yang mulai mengalir.
"Iya Rey, Papa di sini kok."
Kini wajah yang resah itu kembali tenang, menikmati elusan lembut di kepalanya, Chandra mengalihkan pandangannya kembali menatap Eldo sementara tangannya masih mengelus rambut Reynar yang sedikit basah karena keringat.
"El, tadi Reynar cerita kalau dia ketemu Mamanya di sekolah."
Eldo mulai berpikir, apakah kejadian itu saat Reynar menunggu dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNAR || Huang Renjun [END ✔️]
Ficção AdolescenteReynar Raksa Nugraha hanya punya satu keinginan yaitu dia tak ingin merasakan kehilangan, namun kehilangan adalah bagian dari kehidupan. Mau tidak mau, suka tidak suka kita harus merasakan kehilangan seseorang yang berharga meski akan selalu menimbu...