Kehidupan makhluk terus bergulir, Mengikuti alur sang pemilik taqdir, Terpeta indah sampai di akhir, Jelas, Sempurna lauhul Mahfudz terukir.
Pemahaman insan hanya segelintir, Tak mampu mengimbangi rencana Kholiq yang tak nalar di fikir🌿🌿🌿
Setelah sampai di rumah sakit, Mauza segera mencari ruangan VVIP yang tengah di tempati oleh babanya, tadi saat asyik bekerja, tiba tiba mauza mendapat telephone dari mamanya yang mengatakan bila penyakit jantung babanya kambuh.
Tanpa menunggu lagi, mauza cepat cepat meninggalkan ruangannya dengan terburu buru tanpa memerhatikan sekitar, hingga tanpa sengaja dia menabrak gadis yang sedang membawa air panas di tangannya menyebabkan jatuh mengenai tangan kanan dan entah kebagian mananya, mauza takut kelewat batas jika meniliti bagian tubuh wanita, khawatir zina mata.
Usai menemukan letak ruangannya, mauza membuka pintu dan menghampiri baba nya yang tengah ada di atas ranjang pesakitan dengan ditemani oleh infus dan berbagai selang untuk penunjang kehidupan
"Kenapa penyakit baba bisa kambuh, apa perantaranya hingga seperti ini" mauza bertanya pada silvi, mamanya yang duduk disamping ranjang sulaiman dengan wajah cemas yang sangat kentara di wajahnya.
Silvi yang masih beruraian air mata menjawab "tadi baba kamu dapat televon, jika om kamu, om Zulfi di tangkap polisi dengan tuduhan pembunuhan"
"Astagfirullah" mauza mengepalkan tangan kuat pertanda emosi yang tengah dia tahan.
Zulfi memang tak henti hentinya membuat masalah pada keluarga sang kakak, rasanya mauza ingin sekali melenyapkannya sekarang juga jika tak dilarang agama.
Sulaiman begitu menyayangi Zulfi sebagaimana kakak pada adik, padahal Zulfi selalu ingin mencelakai dirinya dan kedamaian keluarganya, termasuk ingin merebut silvi dari sulaiman.
Untungnya, silvi wanita yang Sholihah yang senantiasa menjaga amanah suami dan ke makmuran keluarga.
Zulfi selalu iri dengan apa yang selalu didapatkan oleh sulaiman, mencoba balas dendam dengan menghancurkan ataupun merebut apapun yang sulaiman miliki, namun sulaiman tak pernah membalas dengan kejahatan kembali.
Sulaiman hanya selalu berdo'a agar Allah berkehendak memberi hidayah dan membuka pintu hati Zulfi.
"Biarin sudah ma, biar dia jera, dia memang pantas mendapat balasan itu semua" mauza berucap dengan berapi api yang terpatri jelas dalam emosi yang tengah dia tahan seraya mengepalkan tangan.
"Hust...gak boleh begitu, kami tak pernah mengajarkan mu untuk mendendam, dilarang menghakimi orang lain sampai seperti itu Nak!, karena itu bukan Haq kamu melainkan Haq Allah. Yang terbaik kamu doakanlah om Zulfi agar cepat dapat hidayah dari Allah"
mauza merasa heran, terbuat dari apakah hati baba dan mamanya, hingga begitu sabar mengalami perlakuan perlakuan jahat yang tertorehkan selama ini hingga diasingkan dari keluarganya sendiri.
"Boleh jadi om Zulfi lebih baik dari pada dirimu disisi Allah. Ingatlah nak! Dendam gak akan menyelesaikan perkara melainkan hanya pekerjaan sia sia yang tak kan ada ujungnya" lanjut silvi menasihati
perlahan mauza mengendurkan kepalan tangannya disisi tubuhnya. Dia mulai luluh dengan nasihat sang mama yang selalu menjadi penyejuk dikala emosinya memuncak.
"Mama sama baba terlalu baik, terbuat dari apasih hatinya"
"Hanya Allahlah sang maha baik, kami hanya mendapat sebagian ni'mat dari Allah untuk bisa menebar kebaikan bagi sesama"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Wanita Syar'i
RomanceKesabaran dan keikhlasan adalah investasi menuju keberhasilan dalam pencapaian. Seperti halnya gadis bernama Kiya, Gadis ceria yang penuh perjuangan dalam hidupnya, Memendam kerapuhan dalam dirinya, Karena cobaan hidup silih berganti mendatanginya. ...