•°9.Istri Rentenir?°•

0 0 0
                                    

*****

🌿🌿🌿

Tok Tok Tok

"Cepat bayar hutang! Jangan banyak alasan lagi" sentak si gendut, begitu Kiya membuka pintu dan mendapati dua pria anggota rentenir di hadapannya.

"Cepetan!" bentaknya lagi. Gadis itu terlonjak kaget mendengar nada teriakan yang sangat memekakan telinga.

Kiya masuk kedalam dan mengambil hasil gaji dari kerjanya selama 1 bulan untuk diserahkan pada si rentenir.

"Maaf, hutang nya saya cicil dulu. Saya janji, semuanya pasti akan saya lunasi secara perlahan" si kurus hitam merampasnya dengan keras dan menghitung nominal uang ditangannya "Bulshit!. Janji terus, kapan pastinya?!"

Bu Rodiyah menyusul Kiya saat mendengar keributan. Sebelumnya, beliau menengok dari arah jendela dan mendapati Kiya yang tengah dicaci maki dengan cara tak manusiwi.

"Ada apa ribut ribut. mau saya panggilkan poskamling? Biar diusir!"

"Heh! Sudah tua jangan suka ikut campur urusan orang. Emangnya lu siapa sok jagoan, senggol dikit nyawa langsung melayang" si gendut meremehkan Bu Rodiyah dengan tanpa perasaan.

"Memangnya kalau gendut kayak kamu gak bisa melayang tuh nyawa" Bu Rodiyah balik mengejek, tak ayal hal tersebut membuat Kiya dan sikurus menahan tawa.

"Woy tua! Lu nantangin gua" si gendut bersiap hendak mengeluarkan pukulannya, namun langsung ditahan oleh sikurus

"Jangan main tangan bro, jangan gegabah!. Takut polisi bertindak"

"Dia anak saya!" ucap Bu Rodiyah kemudian

"Woah. Dia mak nya bro" si gendut menoleh pada si kurus ketika sudah mulai tenang dari kemarahannya, seraya terbahak bahak meremehkan dengan telunjuk menuding pada Bu Rodiyah

"Hahaha..." Si kurus menyaut dengan tawa menyeramkan lantas berkata "bayar hutang setengahnya sekarang kalau memang mau nyicil. jika tak mampu, rumah ini sebagai tebusannya" Kiya membelalakkan mata saat rumah ini yang jadi taruhannya. Rumah ini bukan miliknya, dirinya hanya ngontrak.

"Jangan! Saya mohon, rumah ini bukan milik saya"

"Saya tidak mau tahu. Itupun harga rumah ini bila dijual sekalipun tak kan cukup melunasi. Hutangmu saja sudah menumpuk" ucap si bos rentenir yang baru saja keluar dari dalam mobil, berjalan ke arah Kiya dan yang lainnya dengan sikap tenang, angkuh dan misterius.

Sejak tadi Broto, si bos rentenir, tidak keluar dari dalam mobilnya. Hanya diam di dalam seraya mengamati dan mendengarkan dari balik kaca mobil.

"Apakah tidak ada dispensasi lagi, Tuan?" Kiya berusaha meminta keringanan

"Dari kemarin kau ter.." Broto menghentikan ucapan si gendut yang hendak marah.

"Tidak ada" Broto berucap dengan tenang, sebelum tersenyum miring dan memberikan sebuah penawaran yang begitu tak mudah bagi Kiya untuk di pertimbangkan "tapi, ada alternatif lain dan hutangmu dianggap lunas seketika...yaitu, menjadi istri saya" Broto mengeluarkan seringai jahat yang menakutkan "tepatnya istri ketiga"

Ketulusan Hati Wanita Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang