•°1.Awalan Derita°•

15 1 0
                                    

"Jangan menyerah karena suatu masalah. Sebab, masalah itu ujian dari Allah, yang menjadikan kita kuat dan tabah, Bukan malah lemah dan berakhir goyah"

🌿🌿🌿

Tanpa sadar air mata gadis di samping brankar pesakitan itu menetes, ia berbicara sendiri sejak setengah jam lalu, membasahi tangan kanan seseorang yang telah terbujur lama di sana, dikelilingi alat alat penunjang kehidupannya.

"Dek, kapan kamu bangun?, Kakak rindu.."

Inilah rutinitas yang sering dilakukan gadis itu ketika menunggui adiknya yang koma semanjak 1 tahun silam, menangis dan berbagi cerita meski tanpa ada respon, setidaknya ini bisa melegakan hati.

Tak jarang pula tetesan air mata juga ikut meluruh dari mata terpejam yang ada di hadapannya.

Sayyidah Zakiyah as_Shiddiqi,
Sosok gadis remaja yang kini hidup sebatang kara.

Dengan cara bermodal tenaga dan keringat, ia berinisiativ membuat gorengan kue kukus dan agar-agar untuk dijual didepan kontrakan sebagai investasi bertahan hidup setiap harinya.

# Flash back On

Perjalanan derita dimulai, dimana sang ibu di diagnosa mengidap penyakit kanker payudara, sehingga mengharuskannya menjalankan operasi.

Karena krisisnya ekonomi keluarga juga pada saat itu tak ada yang mau meminjami uang, terlepas dari tetangganya yang juga orang orang tak punya, menyebabkan sang ibu meregang nyawa kehadiratNya.

Semenjak saat itulah sang ayah yang mulanya taat agama, meskipun tak sesholeh seorang Ustadz ataupun sealim ulama', berubah drastis menjadi seorang pemabuk dan penjudi sebab terlalu frustasi karena ditinggal istri.

Pada saat itu, Sugiono (ayahnya) tengah mabuk berat dan sangat membutuhkan uang sebagai bahan judi, sedangkan hutangnya telah menumpuk di mana-mana hingga dikejar-kejar oleh rentenir yang tak punya sedikitpun belas kasih.

Sugiono menelpon seseorang, tak lama setelah itu-pun datang, ternyata Sugiono menjual Avita, anak pertamanya pada laki-laki hidung belang dengan harga fantastis.

Kedua adiknya hanya bisa menangis, memanggil-manggil dan menarik tangan Avita sekuat tenaga agar tidak dibawa oleh orang-orang besar itu. Tetapi, keduanya malah di dorong sehingga meringis sakit sebab terhempas ke lantai teras yang dipenuhi dengan batu bata.

"Orang seperti itu dilawan, otak tuh dipakai, jangan cuma air mata doang yang dikeluarkan, BOCAH INGUSAN!."

Setelah memaki mereka berdua, Sugiono masuk kedalam rumahnya dengan bersiul-siul tanda bahagia, meninggalkan kedua anaknya yang menangis di teras melihat kepergian mobil hitam yang membawa sang kakak .

Selang 3 hari setelah kakaknya dijual, mereka berdua sedang mengantar jualannya ke warung terdekat, hingga menemukan sebuah koran dan iseng membacanya.

Ketulusan Hati Wanita Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang