•°4.Melanda Jiwa°•

11 1 0
                                    

Musibah kian mendera,
Cobaan hidup terus menganga,
Silih berganti menghantui jiwa,
Membuat hati dan fikiran yang tenang menjadi dilema.
Hingga keresahan melanda, hendak mengartikannya sebagai NI'MAT atau CELAKA?
Namun, yakinlah! takdir makhluk di dunia, terbaik menurut Sang Pencipta

🌿🌿🌿

Hari pertama kerja, berjalan dengan lancar, tak ada hambatan atau kendala apapun, kiya sangat menyukai pekerjaannya.
Apalagi sekarang saat telah mendapatkan seragam untuknya bekerja.

Kiya bercerita kepada bu Rodiyah dengan binar perihal telah mendapatkan pekerjaan yang halal. Disamping tetap menjual gorengan dan roti kukus di depan kontrakan yang dibantu bu Rodiyah sebagai penghasilan tambahan.

"Nak, mengapa sekarang kamu bekerja dengan keras, bukankah kebutuhanmu sehari hari telah tercukupi oleh hasil penjualanmu, apakah ada yang kau inginkan? Kenapa tak minta saja sama ibu" kiya menghentikan langkahnya yang hendak bekerja saat mendengar tuturan bu Rodiyah.

"Tak apa bu, kiya hanya ingin bekerja untuk menghilangkan kejenuhan fikiran sejenak pada adik dan kakak yang kondisinya masih belum mendapat kejelasan, lagi pula hasilnya bisa kiya gunakan sebagai tambahan tabungan kiya dimasa yang akan datang dan sebagian bisa kiya cicil untuk membayar kontrakan pada ibu, kiya tidak ingin merepotkan ibu, kiya tak ingin menjadi beban buat ibu"

Alibi nya saat bu Rodiyah menanyai tentang tujuannya bekerja keras, hanya untuk membayar tagihan hutang pada rentenir yang setiap bulannya selalu bertambah,

bukannya kiya ingin membohongi bu Rodiyah, hanya saja tak ingin terus terusan membebani bu Rodiyah dengan cerita tentang yang dia alami, kiya sudah sering merepotkan bu Rodiyah dan selalu menunggak uang pembayaran kontrakan, sudah cukup baginya bila bu Rodiyah menganggapnya bagai anak sendiri, bu Rodiyah sangat baik padanya.

"Ibu selalu berdo'a yang terbaik bagimu, adik dan kakakmu, jangan fikirkan uang kontrakan!, ibu ikhlas membantumu, ibu sangat senang kamu tinggal disini, meski tanpa bayar sekalipun ibu tetap ada teman. Namun, alangkah lebih baiknya jika kamu mau tinggal bersama ibu dirumah ibu"

Bu Rodiyah sangat berharap bila kiya mau tinggal bersamanya, menemani kesepiannya dalam kesendirian

"Terima kasih bu, ibu sudah sangat baik pada kiya, tapi maaf.. kiya tak bisa menerima tawaran ibu untuk tinggal bersama ibu" kiya menolak dengan halus, bu Rodiyah tersenyum

"Ibu ngerti kok, asal kamu jangan tinggalin ibu sendiri ya... Jangan fikirkan uang kontrakan lagi, ibu ikhlas kok" bu Rodiyah memeluk kiya yang dibalas erat oleh kiya

"Terima kasih banyak bu..." kiya menetes bulir terharu atas kebaikan bu Rodiyah terhadapnya.

🌿🌿🌿

Kiya datang ke rumah sakit menjenguk hima, belum sampai diruangan, kiya dipanggil oleh seorang dokter wanita yang selama ini menangani kondisi adiknya. Dokter Ratih.

"Nona kiya, anda kakak beserta wali bagi pasien bernama hima?"

Kiya mengangguk "iya dok, memangnya ada apa?" kiya khawatir takut terjadi sesuatu buruk pada hima.

"Tadi ada pemuda menjenguk adik anda, dia bilang dia adalah orang yang bertanggung jawab atas pengobatan pasien hingga sembuh, pemuda itu juga menitipkan salam permohonan maaf yang sebesar besarnya untuk keluarga dari pasien, sebab kejadian tahun lalu"

Ketulusan Hati Wanita Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang