•°7.Gadis Malang°•

4 1 0
                                    

"Tahanlah! sifat Suudzon pada sesama hamba, terutama kepada sang Pencipta. jangan sampai kau beri akses untuk merajalela.

Tanamlah! sifat Husnudzon dalam hatimu selamanya, jangan sampai kau biarkan layu hingga tak tumbuh sempurna.

Suudzon pemicu kekhawatiran dan pertikaian
Sedangkan Husnudzon, pembawa ketenangan dan perdamaian"

🌿🌿🌿

"namaku Muhammad..."

Tok Tok Tok

Refleks terduduk saat Aku dikejutkan dengan suara pintu yang diketuk dari luar.

"Huft.. selalu saja mimpi yang sama!. hampir saja tahu namanya ''

Aku beranjak membuka pintu, melihat siapa yang datang bertamu. Biar ku tebak, pasti Bu Rodiyah.

Ternyata dugaanku salah. Saat kulihat yang datang ternyata bukan Bu Rodiyah, melainkan Mas Fahad. Ada apakah gerangan dikau datang kemari?, ish terlalu alay. Refleks ku tutup rapat lagi pintu, karena keadaanku yang masih mengenakan pakain tadi saat tidur.

Kukenakan kerudung instan tanpa bercermin dan jaket untuk menutup lengan. lantas, ku buka kembali pintu tadi dengan harapan semoga Mas Fahad tak tersinggung atas sikapku.

Alhamdulillah. ternyata Mas Fahad masih setia berdiri di posisi semula seraya menenteng bak makanan.

"hm.. Assalamu'alaikum'' terlihat jelas dari rautnya bahwa saat ini Mas Fahad tengah dilanda gugup. bukannya pede, tapi terpancar dari sikapnya yang tidak rileks. Membuatku mendadak canggung.

Kusunggingkan senyum untuk menghangatkan suasana supaya tidak kaku "Wa'alaikumsalam. Ada apa Mas?"

"Ini" Mas Fahad balas tersenyum seraya mengangkat bawaannya menunjukkan kepadaku "Mas disuruh ngantarkan makanan buat kamu dari Oma, karena disana masih tersisa banyak. Jangan lupa dimakan!"

"iya. Terima kasih sudah repot repot mengantarkan. mari masuk Mas" Aku meminggirkan diri ke samping, memberikan akses lewat jika Mas Fahad hendak masuk dan mengobrol di dalam. Well Berusaha Berperan sebagai tuan rumah baik.

"Sama sama. kamu tinggal sendiri?" Aku mengangguk menjawab "Oh... Kalau begitu Mas pamit dulu, takut fitnah kalau hanya berdua"

Aku nyengir mengerti seraya menggaruk ubun ubunku yang sebenarnya tak gatal

"Mas pamit. Semoga lekas sembuh. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" tanpa menunggu mendengar jawaban salamku,  Mas Fahad berbalik arah untuk kembali kerumah Bu Rodiyah.

🌿🌿🌿

"San!" Ihsan yang tengah fokus berkutat dengan ponsel pintar ditangannya dan duduk santai di meja kerjanya menoleh seraya mendongakkan kepala "Gadis yang kemarin ane tabrak, tolong suruh masuk keruangan ane. Ane mau bicara!"

"Wissh! Tumben ente cari Wanita" Ihsan menampakkan ekspresi takjub dengan seringai godaan nya.

Mauza mengangkat alisnya mendengar guyonan Ihsan yang ambigu. Lelaki itu tampak mengendus endus udara kosong di depannya, membuat Mauza menatapnya dengan tampang makin terheran heran "Em.. Kayak ada bau bau kasmaran" lanjutnya beserta dengan ekspresi gatel tak tak terkira

"Ngawur. Cepetan!" titah Mauza galak.

"Baik pak bos" Ihsan berpose tangan dikening, selayaknya didepan kibaran sang bendera merah-putih.

Ketulusan Hati Wanita Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang