1st - Broken

1K 168 7
                                    

"Selamat datang Nona, ada yang bisa saya bantu?" sapa pelayan restoran begitu Rose sampai di pintu masuk.

"Reservasi atas nama Jung Jaehyun," balas Rose.

"Oh, baik. Tunggu sebentar ya."

Sembari menunggu pelayan melihat daftar reservasi, Rose memperbaiki dress merah mudanya lalu mengedarkan pandangannya, memperhatikan suasana restoran yang luas dan mewah itu. Penerangan yang agak redup dan penempatan lilin besar di setiap meja memberi kesan elegan dan juga romantis. Sebagian besar pengunjungnya adalah pasangan kekasih dan itu menambah kesan romantis restoran ini.

Tanpa sadar, bibir Rose menyunggingkan senyuman. Ia menjadi salah tingkah membayangkan makan malam mereka kali ini, makan malam terakhir sebelum besok mereka resmi menjadi sepasang suami istri. Atau bisa dibilang, malam ini malam terakhir mereka menjadi sepasang kekasih, sebelum mereka mengucap janji pernikahan mereka besok.

"Atas nama Jung Jaehyun ya? Lewat sini, Nona."

Dengan antusias, Rose mengikuti arahan pelayan itu menuju meja yang telah dibooking oleh Jaehyun. Letaknya tak terlalu jauh dari resepsionis dan meja sekitar mereka kosong, hanya ada seorang wanita yang duduk tak jauh dari meja itu. Hanya dengan beberapa langkah, Rose sudah bisa melihat punggung Jaehyun yang duduk sambil menoleh ke arah jendela besar yang memperlihatkan pemandangan malam kota Seoul. Pria itu tampak mengenakan kemeja biru muda dan celana hitam. Meja mereka berada persis di samping jendela, dan Rose suka itu.

"Hai, apa kau menunggu lama?"

Jaehyun tersenyum tipis menyambut kedatangan kekasihnya itu, lalu dengan sigap ia bangun dan menarik kursi di hadapannya untuk Rose duduk. Begitu wanita di hadapannya memperoleh posisi yang nyaman, Jaehyun kembali pada tempatnya.

"Ada apa ini? Makan malam di malam sebelum pernikahan? Padahal besok kita bertemu, apa kau begitu merindukanku?" goda Rose sambil tersenyum malu.

Mendengar itu, Jaehyun terkekeh pelan. Namun tak lama, wajahnya menjadi serius. Menyadari itu, senyuman Rose pun sirna. "Apa ada yang salah?"

Dengan cepat Jaehyun menggeleng, "Tidak, ayo kita pesan makan dulu." Kemudian ia memanggil salah satu pelayan dan mereka mulai memesan makanan.

Biasanya, jika mereka menunggu pesanan makan malam, Jaehyun akan menghujani Rose dengan berbagai pertanyaan mengenai bagaimana harinya, atau bagaimana pekerjaannya, atau bertanya apakah ada masalah yang mengganggu pikirannya. Karena di kebanyakan kencan makan malam mereka, Rose lah yang paling sering terlihat murung.

Maklum, Rose adalah seorang direktur utama di perusahaan ayahnya, dan itu membuatnya sangat sibuk hingga mereka hanya bisa berkencan di malam hari. Sementara Jaehyun adalah seorang fotografer di suatu perusahaan majalah ternama yang juga cukup sibuk walau tidak sesibuk Rose.

Tetapi malam ini berbeda. Jaehyun tidak bersuara, begitu pula Rose yang tentunya diam sambil terheran. Karena tidak nyaman dengan situasi ini, Rose mencoba memecah keheningan.

"Sepertinya sedang ada yang mengganggu pikiranmu, ya?" tanya Rose.

Mendengar pertanyaan itu, Jaehyun tersenyum tipis. "Biasanya aku yang bertanya begitu padamu. Aku selalu bertanya bagaimana harimu dan adakah yang mengganggu pikiranmu. Apa wajahku saat ini terlihat seperti itu?"

Rose mengangguk.

Jaehyun menghela napas. "Ya, memang ada yang sedang mengganjal pikiranku. Tapi kita bicarakan nanti saja, setelah makan," balas Jaehyun ketika ia melihat seorang pelayan yang membawa pesanan mereka sedang berjalan menghampiri.

Sesuai saran Jaehyun, mereka pun makan terlebih dahulu sebelum membahas mengenai apa yang ada di pikiran Jaehyun saat ini. Lagi-lagi tidak seperti biasanya, kali ini mereka juga makan dalam hening. Sebenarnya Rose tidak nyaman dengan situasi ini, tapi ia lebih memilih untuk cepat-cepat menghabiskan makanannya untuk mendengarkan cerita Jaehyun.

DisintegratedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang