"Anda memanggil saya, Presdir?"
Wonpil berdiri di ambang pintu ruangan Presdir Park setelah membungkuk hormat, menunggu si pemilik ruangan mempersilakannya masuk.
"Iya, masuklah."
Kemudian Wonpil berjalan memasuki ruangan dan duduk di sofa setelah Presdir Park duduk lebih dulu.
"Bagaimana kabarmu? Sudah beberapa hari ini kita tidak bertemu, kan?"
"Saya baik-baik saja, Presdir. Terima kasih sudah bertanya."
Presdir Park mengangguk samar mendengar jawaban Wonpil. Tapi sesaat kemudian dia mulai menatap Wonpil serius. "Apa saja yang kau lakukan belakangan ini?"
"Maaf? Maksudnya bagaimana, Presdir?"
"Tentang Rose, bukankah kau adalah sekretarisnya?"
Wonpil terdiam, masih belum memahami ke mana arah pembicaraan mereka ini.
"Aku melihat akhir-akhir ini dia dekat dengan seorang pria yang tidak jelas identitasnya. Sulit untuk menyelidiki latar belakangnya. Kau tahu soal dia?"
Wonpil tentu tahu betul bahwa pria yang dimaksud Presdir Park adalah Jungkook. Dan ia tentu juga tidak akan semudah itu membongkar identitas Jungkook dan menggagalkan rencana mereka semua. Lebih cepat rencananya selesai, lebih cepat Jungkook membalaskan dendamnya, dan lebih cepat pula pria itu menjauhi Rose.
"Saya kurang yakin siapa yang anda maksud."
Presdir Park mulai menatap Wonpil curiga. "Pria itu bahkan sudah bebas keluar masuk apartemen Rose, bahkan tampaknya mereka tinggal berdekatan, apa kau yakin tidak tahu soal itu?"
"Maaf, Presdir. Sepertinya pria itu hanya teman Direktur, setahu saya semua orang yang berteman dengan Direktur adalah orang yang baik, saya yakin pria itu juga orang baik. Direktur tidak mungkin salah memilih teman. Lagi pula, setelah kejadian pembatalan pernikahan itu, kondisi Direktur tampak lebih baik semenjak mengenal pria itu. Hanya itu yang saya tahu, Presdir tidak perlu khawatir."
Presdir Park kemudian sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap Wonpil yang duduk di seberangnya lebih serius. "Kau masih orang yang dapat kupercaya, kan? Kim Wonpil?"
Wonpil menelan salivanya dengan susah payah sebelum akhirnya mengangguk dengan yakin. "Tentu saja, Presdir. Anda tidak perlu ragu soal itu."
"Kalau begitu, awasi mereka berdua, dan kabari aku apa saja yang mereka lakukan dan sedekat apa hubungan mereka. Kalau bisa cari tahu juga latar belakang pria bernama Jungkook itu."
Wonpil mengangguk, "Baik Presdir."
Presdir Park kemudian menyesap kopinya yang berada di atas meja lalu kembali melirik Wonpil yang tampak ingin mengatakan sesuatu. "Kenapa? Ada yang ingin kau sampaikan?"
Mendengar pertanyaan Presdir Park, Wonpil langsung berusaha menyusun kalimat yang tepat di kepalanya. "Maaf Presdir, saya mendengar gosip tidak enak yang menyebar di perusahaan. Saya merasa harus memastikannya pada anda agar saya juga bisa melindungi nama baik perusahaan."
"Gosip? Gosip apa?"
"Akhir-akhir ini beberapa karyawan membicarakan seorang gadis, kurasa namanya Heejin? Jeon Heejin mungkin, ya? Maaf, apa anda mengenalnya, Presdir?"
Wonpil tidak menyangka ketika melihat perubahan wajah Presdir Park yang tiba-tiba menjadi tersenyum lalu tertawa tiba-tiba. "Memangnya gosip apa yang beredar tentang gadis bodoh itu?"
Gadis bodoh katanya?
Detik itu juga, Wonpil secara diam-diam merekam pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disintegrated
RomanceKehidupan Rose seolah hancur hari itu. Di malam tepat sebelum pernikahannya, kekasihnya meninggalkannya untuk wanita lain. Kehancurannya itu akhirnya membawanya pada suatu kejadian tak terduga, yang justru membuatnya menghancurkan hidup orang lain. ...