3rd - Meeting You

716 129 2
                                    

Karena kemarin Rose memilih untuk menghabiskan cairan infusnya dan pulang, ia memutuskan untuk menjenguk Jungkook keesokan harinya. Lagipula kemarin ia tidak sedang dalam keadaan untuk menjenguk orang. Siang harinya, dengan setelan baju yang lebih rapi, Rose melangkahkan kakinya perlahan menuju pintu ruangan rawat inap bertuliskan nama pasien, Jeon Jungkook. Nafasnya ia atur beberapa kali sebelum tangannya meraih knop pintu geser ruangan tersebut. Entah apa yang membuatnya begitu gugup, padahal ia dan Jungkook tidak saling kenal. Mungkin karena Rose di posisi sebagai pelaku dan Jungkook sebagai korban.

Setelah merasa cukup siap, Rose memberanikan diri untuk meraih knop pintu dan menggesernya hingga ia bisa melihat dengan jelas seorang pria yang terbaring di atas ranjangnya. Matanya terpejam, kepalanya dililit banyak perban putih dan Rose yakin masih banyak beberapa lebam dan memar yang tertutupi baju rumah sakitnya. Melihat keadaan Jungkook, Rose semakin merasa bersalah dan bodoh. Ia bisa saja hampir membunuh pria itu.

Rose kemudian mengambil posisi duduk di samping ranjang Jungkook dan memperhatikan setiap detail keadaan pria itu. Pandangannya juga tertuju pada meja di samping ranjang, tempat disimpannya beberapa barang Jungkook seperti dompet, kemeja dan celana yang ia pakai. Melihat dari mereknya, pakaian itu bukan pakaian murah. Begitu juga dompet kulitnya yang merupakan barang limited edition, walaupun bukan keluaran terbaru. Tampaknya Jungkook bukan pria tidak mampu, dan hal itu semakin membuat Rose takut. Ia takut keluarganya akan membesarkan masalah ini dan berdampak besar hingga sampai ke telinga ayahnya.

Rasa penasaran membawa Rose untuk melihat isi dompet Jungkook. Ketika tangannya mencoba meraih dompet Jungkook, pandangannya justru dikejutkan dengan tangan kepala pria itu yang sedikit bergerak. Rose sontak beranjak dari duduknya, namun pandangannya tetap tertuju Jungkook. Gerakan mata di balik kelopak matanya yang masih terpejam menandakan bahwa ia akan segera sadar. Dengan cepat Rose memencet tombol pemanggil dokter.

Tak lama kemudian seorang dokter dan perawat datang untuk memeriksa, tepat setelah Jungkook benar-benar membuka matanya. Dokter itu melakukan beberapa pemeriksaan pada Jungkook untuk memastikan keadaan pria itu pasca operasi. Setelah selesai, dokter berjalan menghampiri Rose yang membuat wanita itu agak terkejut. Namun kemudian ia sadar bahwa dirinya merupakan wali dari pasien di kamar itu.

"Keadaan pasien membaik lebih cepat dari yang saya duga. Untuk pemulihannya, lebih baik saudara Jeon Jungkook banyak istirahat. Bila tidak ada keluhan apapun, dia bisa pulang lebih cepat."

Rose mengangguk sambil tersenyum canggung. "Terima kasih, Dokter."

Kemudian dokter dan perawat keluar dari kamar. Setelah ruangan kembali sepi, Rose menyadari bahwa dirinya hanya berdua dengan Jungkook. Keadaan ini jelas berbeda dari sebelumnya, karena keadaan Jungkook saat ini sudah sadar.

Rose mencoba melirik ke arah Jungkook yang kini posisinya menjadi duduk setelah melakukan pemeriksaan dengan dokter tadi. Dan mengejutkannya, ternyata Jungkook juga sedang menatapnya. Hal itu otomatis membuat Rose mengembalikan pandangannya.

"Kau siapa?" pertanyaan dengan suara yang pelan itu muncul dari mulut Jungkook. 

Mendengar pertanyaan itu, Rose segera berdiri tegak lalu membungkuk sembilan puluh derajat. "Halo, aku Park Rose. Aku, emm, aku orang yang menemukanmu tertabrak mobil."

"Aku? Tertabrak mobil?" tanya Jungkook yang dijawab anggukan oleh Rose. Kemudian Jungkook memegangi kepalanya yang tampak terasa sakit. Ada banyak pertanyaan yang ingin Jungkook ajukan, tapi kemudian ia sadar bahwa wanita yang berdiri di hadapannya adalah penyelamat hidupnya. "Terima kasih karena sudah menolongku," ujar Jungkook.

Dalam lubuk hati Rose, ia merasa tidak pantas menerima ucapan terima kasih dari Jungkook. Tapi ia tidak bisa memberi tahu Jungkook bahwa ia adalah penabraknya, masalahnya akan lebih panjang. Rose sudah cukup penat dengan masalah yang menimpanya tempo hari. Setidaknya, ia harus bisa mengatasi yang ini dengan baik. Walau bagaimanapun, masalah ini ada karena kecerobohannya.

DisintegratedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang