Sarapan pun akhirnya diselesaikan, suasana pagi yang masih penuh semangat membuat mereka merasa lebih segar dan bersiap untuk berangkat
Hari ini akan mereka gunakan untuk hari bersenang-senang bersama keluarga
"Intinya hari ini kita harus bersenang-senang, oke ?" -Ucap Pawat"Eum setuju" -Balas Marc
"Em, okee"
Mereka bertiga berangkat menuju gedung asean games, tidak lupa untuk mengunci pintu dan memastikan tidak ada akses masuk selama mereka pergi
Mereka menaiki mobil dan segera tancap gas menuju gedung lama yang penuh dengan cerita sejarah mereka itu, perjalanannya ditempuh hanya sekitar 20 menit
Sesampainya mereka disana, Pawat segera memarkirkan mobilnya di area parkir yang cukup luas namun sepi karena hari itu tidak ada kegiatan apapun yang berlangsung disana. Tapi, gedungnya masih dibuka untuk umum dengan penjagaan di beberapa bagian
"Dadd, aku mau pergi beli minum dulu di supermarket itu"
"Mau Daddy temenin ?"
"Papa bagaimana ?"
"Tidak apa-apa, pergilah dengan Daddy. Aku akan menunggu disini" -Ucap Nanon santai
"Tunggu sebentar ya sayang" -Ucap Pawat
"Eum"
Mereka tidak seharusnya meninggalkan Nanon sendirian disana karena sudah jelas akan ada hal yang terjadi
Dan benar saja, penyakit mentalnya kambuh dan menyebabkan sakit cukup kuat di kepalanyaTapi Pawat dan Marc tidak mengetahui jika penyakit mental Nanon kambuh karena mereka sudah berada di supermarket membeli beberapa snack dan minuman. Nanon berusaha keras menahan rasa sakit di kepalanya namun rasa sakit itu berubah menjadi sangat tidak tertahankan sampai dia harus berlutut di tanah
"Ahhhhh... Ah.. Kepalaku.. S-sakit sekali.. Aakkhhh..."Rasa sakit itu terasa seperti sesuatu yang besar melaju kencang menghantam kepala Nanon sampai berdengung
Ia mencoba melihat kearah depan dan sesuatu mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit ituTebak itu apa..
Benar, itu orang yang pernah ia cintai sedang berdiri tegap memandang dirinya dari pintu masuk gedung yang berada kurang lebih 20 meter di depannya
Chimon Wachirawit Rungwiwat
Orang itu terlihat sangat tidak asing, tatapan manis dan senyum cerah itu begitu dikenal dekat bagi Nanon
Rasa sakit kepala itu kian mulai berhenti menunjukkan reaksinya, pandangan Nanon hanya terfokus kepada Chimon yang sepertinya menyuruh Nanon untuk pergi menghampirinya
Tapi, pikiran Nanon dihantam oleh realita yang ia hadapi. Chimon sudah lama mati meninggalkan dirinya tapi sekarang malah sedang berdiri tegap tanpa luka atau apapun di hadapannya ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Trivia Voyage [SEQUEL] || OhmNaMon [FR]
Romance//Δ Wajib menge-check profile description dan membaca Wall profile paling bawah terlebih dahulu sebelum mulai membaca Episode 0 demi kebijakan memilih konten 🐰 This novel is well prepared and already has all the parts complete with no chapters in p...