Ep. 12 🎋

363 31 0
                                    

"Hei, mau kemana kau-!!"

"Heh heh, musuh kalian adalah aku. Jangan menghadap orang lain, dasar tidak sopan" -Ucap Marc menantang kedua orang itu

"Hati-hati Marc"

"Siap Daddy"

Pawat langsung berlari keatas mencari istrinya, ia dikejutkan dengan Nanon yang sedang...

"Watt.. Ini aku, Chimon"

"C-chimon.. Kenapa kamu ada disini ?"

"Aku ingin memberti taumu sesuatu, aku merasakan hal buruk akan terjadi kepada Nanon. Tolong jaga dia"

"Hal buruk ? Seperti apa ?"

"Aku tidak tau, tapi sepertinya itu akan merenggut nyawanya darimu"

"Kamu tidak bercanda kan ?"

"Aku menghampirimu ini karena aku serius dengan itu, aku tidak bercanda"

"Baik, terima kasih Mon"

"Sama-sama, ku percayakan Nanon padamu"

Saat Pawat mulai memasuki ruangan terakhir di lantai dua, ia tiba-tiba terbesit mimpi yang pernah ia lihat didalam kepalanya. Mimpi itu berisi tentang Chimon yang memperingatkan dirinya

'Mimpi itu..' -Batin Pawat

'Tidak, aku harus tetap berpikir positif'

Ohm Pawat tetap meyakinkan dirinya bahwa tidak akan ada nasib buruk yang terjadi kepada istrinya
Ia mendobrak pintu ruangan terakhir dan berharap nyawa Nanon masih bisa tertolong

*brak-!!

"Nanonn-!!"

Ohm Pawat terkejut bukan main, ia melihat istrinya sedang diikat diatas kursi dengan sedikit luka lebam di pipinya
Ada seorang pria yang sedang berdiri didepannya dan mendekatkan wajahnya sedekat mungkin dengan wajah Nanon. Sudah jelas jika pria itu ingin mencium bibir Nanon yang lembut itu

Tebak siapa pria itu..
Iya, itu adalah kakak kandung Nanon yang saat itu bertanggung jawab atas kematian Chimon

Kakak kandung Pawat memegang leher belakang Nanon dan mencium bibirnya dengan lumatan kasar sehingga membuat Nanon kesakitan, ia mendorong lidahnya masuk sampai membuat Nanon hampir tersedak karena permainan bibirnya

"Bisa-bisanya kau melakukan itu di depanku-!! Bangsat-!!"

Pawat berjalan mendekat tapi kakaknya malah menodongkan pistol agar adiknya tidak bisa mendekat sambil terus mencium Nanon
Tentu pistol itu sangat membatasi pergerakan Pawat, satu tarikan dari pelatuknya bisa membunuh dirinya dan kejadian saat itu akan terulang dimana Chimon terbunuh karena kakaknya

"K-kurang ajar.."

Kakaknya melepaskan ciumannya dan Nanon menjadi lemas dan menundukkan kepalanya
"Manis juga bibir anak ini"

"Sialan"

"Apa, kamu mengutukku hm ?"

"Kakak bajingan, kenapa kau lakukan itu hah-?! Dia istriku-!!"

"Hahaha, mungkin setelah ini akan menjadi istriku"

"Keparat, tidak akan pernah-!!"

"Tidak akan pernah ? Lihat ini"

Kakak Ohm Pawat kembali memaksa Nanon untuk menciumnya padahal dia sedang kesakitan, ia mencium bibir Nanon sambil menekan luka lebam di pipinya sehingga ia merasa sangat kesakitan

Pawat meneteskan air matanya karena tidak ada yang bisa ia lakukan, kakaknya begitu keji sampai melakukan hal-hal kotor seperti ini

"K-kenapa kau melakukan ini kepadaku.. ? Kenapa kau sangat membenciku kakak sialan ?"

"Kau bertanya kepadaku tentang itu, hm ? Hei anak kecil, sejak dulu kau selalu dimanjakan oleh orang tua kita. Kau selalu mengatakan apa yang kau inginkan dan mendapatkannya. Kakak ? Harus berjuang sendiri sampai suatu saat aku membencimu karena kasih sayang orang tua kita hanya ditunjukkan kepadamu-!! Kakak seperti bukan bagian dari keluarga"

"Jadi, hanya itu alasanmu ? Sampai kau berani bertindak keji sejauh ini ?"

"Hanya itu ? Kau menganggap semua alasan ini remeh huh ?"

"Lagipula kau sedang ditahan karena telah membunuh orang yang aku dan istriku cintai. Lalu kenapa kau masih ada disini-?!"

"Sel penjara dan polisi-polisi lemah itu bukan tandinganku anak sialan, mereka bisa ku tuntaskan sendiri"

"Lain kali aku akan memenjarakanmu lebih jauh dengan pengamanan lebih ketat"

"Lain kali ? Kenapa kau yakin sekali jika bisa lolos dari sini ?"

"Karena.. Aku mencintai istri dan anakku. Aku rela mengorbankan nyawaku demi mereka"

Nanon mengangkat kepalanya
"Wat, tidak perlu sejauh itu. Tolong pertimbangkan lagi"

"Diam, aku tidak peduli. Aku hanya memperdulikan keselamatanmu dan Marc. Aku tidak perduli dengan nyawaku sendiri-!!"

Nanon meneteskan air matanya..
"Watt, jangan.."

"Haish, aku muak dengan drama sialan ini"
Kakak Ohm Pawat menodongkan pistolnya kearah adiknya dan bertekad membunuhnya saat ini

"Kau ingin menembakku dengan pistol mainan itu hm ? Aku bisa menghindarinya"

"kau yakin ?"

Ohm Pawat mengeluarkan Smirknya

*DORR-!!

Pelatuk itu ditarik dan sebuah peluru runcing melesat cukup kuat kearah Pawat tapi beruntungnya dia bisa menghindarinya dan langsung meng-uppercut pistol itu sehingga terlempar jauh keatas

Momentum itu dimanfaatkan Pawat dengan baik, ia memukul dengan keras wajah Kakaknya sehingga membuat ia jatuh ke belakang
Pistolnya yang masih melambung di udara, ia tangkap dan langsung mengarahkannya ke arah Kakaknya

Tiba-tiba, seseorang masuk dari luar ruangan dan ternyata itu Marc
Ia berhasil mengalahkan dua orang yang menghadang mereka di lantai pertama, terlihat bekas lebam dan tendangan di wajah mereka

"K-kau, keparat" -Ucap Kakaknya sambil menahan rasa sakit

"Hanya seperti ini kemampuanmu ? Anak manja ?"

"Sialan"

To be continued..
Jangan lupa buat spam comment dan vote di setiap chapter ya-!!
Author bakalan usaha buat bales satu-satu comment kalian
Stay healthy and god bless u <3

Trivia Voyage [SEQUEL] || OhmNaMon [FR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang