Ep. 13 🎋

353 32 0
                                    

"Memangnya kau tega membunuh kakak kandungmu sendiri, hm ?"

"Hahahahahaha, pertanyaan bodoh macam apa ini. Aku bahkan bisa mencincang tubuhmu satu persatu dari mulai ujung rambutmu yang penuh dosa itu sampai jari jari kakimu yang selalu kau gunakan untuk berjalan menuju kebodohan"

"Tunggu, memangnya kau tidak pernah bertanya bagaimana kabar orang tua kita ?"

"Mereka pasti baik-baik saja"

"Benar, mereka baik-baik saja.. Di neraka"

Mata Pawat membulat tidak percaya, ia terkejut dengan kata-kata yang dilontarkan oleh kakak keparatnya itu
"J-jangan katakan padaku jika kau membunuhnya"

"Hahaha, kau sudah tau jawabannya"

Pawat meneteskan air matanya, orang tuanya dibunuh oleh Kakak sialan ini. Meskipun dirinya tidak terlalu dekat dengan orang tua, tapi kematian mereka tidak bisa dimaafkan
Tangannya gemetar tapi tetap berusaha mengarahkan pistolnya ke arah jantung kakaknya
"Anak Anjing-!!"

*DORR-!!

Pelatuk pistol itu ditarik dan sebuah peluru kembali melesat keluar dari dalamnya menembus jantung Kakak Ohm Pawat

Marc melihat pembunuhan itu di depan matanya, ia ikut sedih bercampur marah karena orang tua dari Daddy nya dibunuh oleh orang kurang ajar itu
'Hanya karena kecemburuan seperti itu bisa mengakibatkan saling bunuh dalam sebuah keluarga ? Sekarang aku mengerti betapa pentingnya kedekatan terhadap keluarga' -Batin Marc

Ia tidak hanya diam saja, Marc langsung berlari untuk melepaskan ikatan di tangan papa nya yang juga masih tidak percaya jika orang tua dari suaminya sudah mati di tangan kakaknya

Pawat menjatuhkan pistolnya dan tidak kuat menahan tangis dari matanya, ia sangat sedih karena orang tuanya mati tanpa sepengetahuan dirinya dan sudah pasti jika mereka mati dengan cara keji

Kakaknya sudah mati di tangannya. Ia tidak mendapatkan rasa lega karena baru saja kehilangan kedua orang tuanya
Setelah Marc melepaskan ikatan di tangan papanya, Nanon langsung berdiri dan memeluk suaminya

Ia berusaha menenangkan suaminya yang sedang memiliki perasaan campur aduk antara marah, dendam, sedih dan gelisah
"Watt.. Wattt.. Hei.. Sudahh jangan menangis seperti ini sayang"

"O-orang tuaku..hikss" -Pawat terus menangis dalam dekapan istrinya

"Aku tau, t-tapi tenangkan dirimu dulu"

"A-aku tidak bisaa, Nanon"

"Tidak, suamiku adalah orang yang kuat. Dan aku yakin kamu bisa melakukannya"

"Aku tidak tau harus apa Non hikss hiks.."

"Kemari, akan ku dekap dirimu"

Nanon mendekap suaminya dan terus berusaha menenangkannya

Marc mendengar sesuatu yang janggal. ketika suasana mulai tenang, ia mendengar sebuah pemantik yang sedang disetel untuk sesuatu
'Suara apa ini ?' -Batinnya

Ia menge-check keadaan diluar dan ternyata salah satu orang yang ia hadapi tadi masih tersadar dan berusaha membakar rumah bersamaan dengan mereka bertiga
Rumah lusuh itu sepenuhnya terbuat dari kayu, sehingga jika ada pemantik yang disetel maka satu rumah akan terbakar hanya dalam hitungan detik saja

"HEI-!! APA YANG KAU LAKUKAN-?!"

"Matilah bersama kami"

"PAPA, DADDY.. AYO KELUAR DARI SINI"

*Bluff..

Sebagian kecil dari rumah mulai terlahap oleh api, orang itu mengunci pintu dari dalam dan mengurung dirinya agar mati bersama keluarga Pawat
Pawat dan Nanon terkejut mendengar ucapan anaknya dan langsung berlari menghampiri
"Sialan, kita harus kabur sekarang"

"Kita harus lewat pintu belakang, kita tidak mungkin melewati pintu depan karena sangat dekat dengan api"-Saran dari Marc

"Ide bagus, ayo kita lewat pintu belakang"

Mereka turun ke lantai satu dan Marc tidak sengaja melihat Smirk dari orang itu dan ia menduga sesuatu telah terjadi diluar sepengetahuan mereka
Ternyata, pemantik itu hanya membakar sedikit bagian depan rumah itu namun sudah membakar habis bagian belakang rumahnya

Kobaran api yang begitu panas sudah menyelimuti jalan keluar dan mereka harus berani mengambil resiko
"Kita harus bisa melewatinya, aku akan menghitung sampai tiga dan kita harus berlari sampai disana sebelum bangunan ini benar benar habis dilahap api"

"Oke Daddy"

"Satu.. Dua..-"

*Bruak

Sebuah kayu berukuran cukup besar dengan api yang menyelimutinya terlempar jatuh memisahkan mereka bertiga, lagi-lagi Nanon terpisah dari suami dan anaknya
"NANONN-!!" -Teriak Pawat

Ohm Pawat dan Marc tidak bisa memaksa untuk menolong Nanon karena akan sangat membahayakan nyawa mereka
Jika dipaksa mungkin mereka akan mendapatkan luka bakar yang cukup serius
Nanon berteriak
"Kalian lari saja dulu, aku akan menyusul dengan jalan memutar-!!"

"Oke, berhati-hatilah"

Marc dan Pawat berlari terlebih dahulu dan seseorang tiba-tiba memegang pundak Nanon dan membuatnya terkejut
"C-chimon ?"

"Benar, ini aku. Tidak ada waktu lagi untuk memikirkanku, sekarang kau hanya harus keluar"

"Eum, baiklah aku mengerti"

"Di sebelah kirimu ada cendela yang bisa kita pecahkan, akan sangat beresiko jika kamu mengambil jalan yang sama dengan Pawat dan Marc. Keluar dari cendela itu saja"

"Baiklah"

Mereka berdua berlari menuju cendela dan Nanon mengambil sebuah kayu yang belum terbakar kemudian ia benturkan dengan cukup kuat kearah cendela sehingga kacanya pecah dan ia langsung meloncat keluar

Nasibnya, Nanon tidak mendarat dengan mulus. Kepalanya terbentur dan ia tidak sadarkan diri
Tidak lama saat Nanon pingsan, rumah kayu itu meledak karena perbedaan tekanan oksigen di dalamnya

To be continued..
Jangan lupa buat spam comment dan vote di setiap chapter ya-!!
Author bakalan usaha buat balesin comment kalian satu persatu
Stay positive side and stay healthy
And god bless u <3

Trivia Voyage [SEQUEL] || OhmNaMon [FR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang