6

2.9K 342 25
                                    

Yamaguchi memanggil Tsukishima ratusan kali tapi sepertinya si pria megane itu sudah larut dalam lamunannya.

Yamaguchi mendengus kasar, "Tsukki!."

"Hah! Apa?." Yamaguchi mendecak kesal, dia melipat kedua tangannya didada.

"Kau. Melamun." Ucapnya dengan tekanan.

"Ah, Gomen." Tsukishima menghela napas panjang, gara-gara mimpi semalam dia enggan menatap wajah Yamaguchi.

Karna setiap kali menatap wajah itu, dia akan membayangkan Yamaguchi yang liar seperti mimpinya.

Wajah sayu dengan tatapan menggoda.

"Ayo makan."

"Ah, uh." Yamaguchi mengerutkan keningnya, tidak biasa melihat Tsukishima kehilangan fokusnya.

"Yamaguchi." Tsukishima mendengus, melihat wakil ketua kelasnya datang dengan wajah sok tampannya itu.

"Nani?."

"Ii'e, Okaa-san membuatkanku Nugget. Kau mau?." Yamaguchi menggeleng, di sodorkannya kotak makanan ke arah Haru.

"Nugget." Ucap Haru setelah melihat isi Kotak makanan Yamaguchi.

Tsukishima menyeringai, dia tersenyum meledek Haru dengan wajah pongahnya.

Haru hanya terdiam, lalu seketika tersenyum manis kearah Yamaguchi.

"Kalau begitu ambil milikku, aku ambil punyamu." Tsukishima menggertakkan giginya.

Tidak menyerah juga ya?.

"Yamaguchi sudah memberikannya padaku." Ujar Tsukishima ketus.

Haru memicing lalu mengangguk.

Dia menepuk pelan pucuk kepala Yamaguchi lalu berjalan menjauh.

"Tsk."

"Tsuk—."

"Jangan dekat-dekat dengannya." Yamaguchi memiringkan kepalanya, bagaimana caranya dia tidak dekat dengan Haru jika pria itu adalah teman sebangkunya.

"Nande?."

"Aku tidak suka." Ucap Tsukishima datar.

Ditatapnya Yamaguchi dengan raut terkejut, dia tidak sadar saat mengatakan hal tersebut.

Dia lalu memalingkan wajahnya, menyembunyikan wajah memerahnya dari Yamaguchi.

"Ish, dia teman sebangku ku. Dan juga aku tidak keberatan."

"Tch, terserahmu."

.

Suga dan lain saling bertukar pandang, tumben Tsukishima menjaga jarak dengan Yamaguchi.

Biasanya si saltyshima itu selalu menempeli Yamaguchi.

Ada untungnya juga, tapi karna sudah biasa meihat pemandangan itu mereka menjadi aneh.

Seperti ada sesuatu yang terjadi diantara mereka.

"Err, mereka kenapa?." Asahi tertawa canggung, pasalnya Tsukishima selalu saja menjauh dari Yamaguchi membuat si rambut Hijau itu memberengut sedih.

Suga dan Daichi mengedihkan bahu tanda tidak tahu, mereka juga bingung.

Pasalnya Suga sudah bicara dengan Yamaguchi, apa karna hal itu mereka menjadi berjarak Seperti ini?.

"Tsukki!." Mereka memasang wajah konyol, menunggu apa yang akan terjadi antara dua sahabat itu.

"Tsukki." Yamaguchi menatap Tsukishima dengan raut sedih, tangannya dia kepalkan di samping tubuhnya.

"Nande?."

"Heum, seharusnya aku yang bilang seperti itu. Doushite? Kau menjauhi ku."

"Tidak, mungkin perasaanmu saja." Yamaguchi mendengus sebal, sudah jelas Tsukishima menjauhinya.

Tapi kenapa?

Apa dia melakukan kesalahan?.

Biasanya jika latihan Tsukishima akan memonopolinya hingga dia risih, menyentuh tubuhnya dimana-mana dan mencium bibirnya.

Tapi sekarang, Tsukishima menjauhinya padahal tadi dia menggandengnya menuju ruang latihan.

"Tsukki!."

"Urusai Yamaguchi."

Yamaguchi mencebik, " Gomen Tsukki."

"Berikan."

Yamaguchi memiringkan kepalanya, dia menatap uluran tangan Tsukishima dengan wajah bingung.

"Berikan tanganmu."

Yamaguchi tersenyum sumringah, dia mengulurkan tangannya diatas tangan Tsukishima.

Sehingga Tsukishima menggenggam tangannya dengan erat.

"Ayo pulang." Yamaguchi mengangguk dengan penuh semangat membuat rambutnya ikut bergoyang.

Menggemaskan.

Tsukishima mendengus geli.

.

Tsukishima sejak tadi tidak dapat mengalihkan pandangannya ke arah lain kecuali ke arah dimana sang sahabat berada.

Wajah itu sama persis dalam mimpinya.

Hanya saja Wajah dalam mimpi itu berbeda dengan Yamaguchi yang polos.

Tsukishima menghela napas, dia tidak bisa berhenti memikirkan mimpinya semalam.

Apalagi saat tubuh itu meliuk dengan sensual didepannya.

Dan bibir mereka yang saling bertaut dengan agresif.

Mereka memang sering berciuman.

Tapi ciuman yang hanya memainkan bibir bukan ciuman yang memainkan hingga bagian terdalam, apalagi hingga saling membelit lidah satu sama lain.

Sensasi yang dia rasakan begitu menyenangkan dan juga asyik.

Dia ingin mencobanya lagi.

"Yamaguchi, Ayah dan ibumu dirumah?."

"Ahh, aku baru ingat mereka keluar kota. Mau menginap?." Tsukishima menyeringai, mengangguk kecil sebagai respon.

Yamaguchi, seharusnya kau berpikir dua kali jika ingin membawa Tsukishima kerumahmu.

Kau membangunkan singa yang lapar.













Tbc....

Kita ini apa? (Tsukkiyama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang