2

4.9K 571 129
                                        

Yamaguchi mengerutkan keningnya, hari ini Tsukishima terlihat sangat aneh.

Tsukishima selalu saja menempelinya tanpa tahu tempat membuat para anggota klub juga terheran-heran karna tidak biasanya si tiang itu bersikap aneh.

"Tsukki kenapa?." Tsukishima menggeleng, di  rapatkannya tubuhnya dengan Yamaguchi membuat sang empu terkejut, Yamaguchi mendorong Tsukishima menjauh, sedikit lagi jika Tsukishima tadi lebih dekat lagi bisa dipastikan bibir mereka akan menempel.

"Tsukki sakit?." Tsukishima menggeleng, lalu memalingkan wajahnya.

Yamaguchi terkekeh, kenapa Tsukishima hari ini sangat manis.

"Kau harum." Yamaguchi tersentak, ditatapnya mata Tsukishima dengan raut bingung, Yamaguchi tersenyum melihat pipi itu memerah.

Ya tuhan, menggemaskan sekali. Tsukishima kenapa sih.

"Astaga kawaiii." Yamaguchi memekik gemas, dicubitnya pipi Tsukishima membuat sang pemilik pipi memberengut kesal.

Para anggota yang melihat pun bergidik ngeri, lucu dimananya?

Tsukishima itu menyeramkan.

"Ayo latihan." Yamaguchi mengangguk, wajahnya masih terlihat memikirkan sesuatu, disusulnya Tsukishima dengan cepat, "Apakah Serve ku sudah bagus?."

"Tidak...latihan lagi." Yamaguchi memajukan bibirnya kesal, meledek Tsukishima yang sepertinya sudah asyik pemanasan.

"Tsk."

Tsukishima terkekeh kecil, dia sebenarnya tahu Yamaguchi sedang menyinyir dibelakangnya, di liriknya Yamaguchi yang sedang berbicara dengan pelatih sambil membelakanginya.

Pandangannya beralih kebawah, dia berdecak kesal.

Sialan, otaknya mulai berputar memikirkan sensasi yang dia rasakan saat meremas benda itu.

Empuk dan kenyal.

Dia teringat dengan kue mochi, Sepertinya dia akan membeli kue itu sepulang sekolah nanti.

.

"Kalian ingin ikut? Kami mau ke warung pelatih Ukai." Tsukishima dan Yamaguchi mengangguk, lagipula Tsukishima ingin membeli sesuatu.

"Oi Kageyama, ingat kau berutang sepuluh es krim kepadaku." Hinata menyeringai dengan wajah penuh kemenangan sedangkan Kageyama hanya memberengut kesal.

Tsukishima dan Yamaguchi saling melirik, mengedihkan bahunya tanda tak tahu apa yang sedang duo kelebihan energi itu debatkan.

"Yamaguchi, untukmu." Yamaguchi memiringkan kepalanya, bingung menatap sodoran tangan Tsukishima yang memegang sebuah kantongan berisi kue mochi.

"Heum, kenapa?."

"Ambil saja." Yamaguchi menatap kantong plastik dengan penuh minat diambilnya satu buah kue mochi lalu memakannya setelah membuka bungkusnya.

Semua itu tak luput dari pandangan Tsukishima.

Tsukishima menahan napas, ternyata benar Kue itu se empuk miliknya Yamaguchi.

"Mau?." Dengan mulut penuh Yamaguchi menawarkan kue bekas gigitannya kepada Tsukishima yang langsung dilahap habis olehnya.

Yamaguchi terkejut, tidak biasanya Tsukishima memakan bekas seseorang.

"Ayo pulang."

Yamaguchi melirik Tsukishima dengan tatapan bingung, Tsukishima berbeda.

Itu yang dia pikirkan, bahkan sekarang Tsukishima berjalan sangat dekat dengannya.

Bahu mereka saling bersentuhan menimbulkan gesekan kasar disana.

"Yamaguchi."

"Uh?."

"Boleh ku remas pantatmu?."

Yamaguchi terbelalak, permintaan aneh itu lagi.

Yamaguchi menatap Tsukishima tidak percaya, sebenarnya apa yang sedang terjadi kepada Tsukishima.

"K-kenapa Tsukki ingin hal seperti itu?."

"Hanya ingin. Boleh?."

Yamaguchi mengigit bibirnya, ragu...tapi kan hanya meremas tidak sampai melakukan hal yang lebih.

Tapi... itu memalukan.

Seseorang meremas pantatmu, itu hal yang sangat memalukan dan mesum.

"Uhm, s-sebentar?."

"Jadi boleh?." Yamaguchi mengangguk ragu. Dipalingkannya wajahnya ke arah samping agar Tsukishima tidak melihat pipinya yang merona.

"Akhh." Yamaguchi tersentak, pantatnya baru saja diremas—diremas...tolong.... pantatnya baru saja diremas oleh Tsukishima.

"Pantatmu seperti kue mochi Yamaguchi, empuk dan kenyal."

"Ehhhh!!! Nani??!." Yamaguchi tidak habis pikir, Tsukishima ternyata semesum itu.

"S-sudah h-hentikan."

"Kenapa?."

"A-aku m-malu." Tsukishima menyeringai, lucu sekali melihat ekspresi yang di keluarkan oleh Yamaguchi.

Tangannya yang masih bersarang disana semakin menjadi-jadi, diremasnya dua bulatan itu dengan keras, " Ngh..T-tsukkihh."

Tsukishima membeku dilepaskannya tangannya dari sana lalu menatap Yamaguchi yang sedang menutup mulutnya.

Sama seperti dirinya.

Sepertinya Yamaguchi juga tidak menyangka suara itu keluar dari mulutnya.

"G-gomen." Tsukishima memberi jarak diantara mereka, masih syok dengan apa yang barusan terjadi.

Suara yang barusan Yamaguchi dendangkan sangat merdu ditelinganya. Apalagi saat namanya dipanggil oleh si rambut hijau gelap itu.

Dia ingin Yamaguchi Kembali memanggil namanya seperti itu.

"Konbawā Tsukki." Tsukishima tersentak ditatapnya Yamaguchi yang mulai menjauh, Tsukishima masih dapat melihat wajah dan leher Yamaguchi memerah karna malu.

Sial.

"Konbawā Yamaguchi."
















Buat Tsukishima gak trllu tsundere, supya Yamaguchi gak terlalu sakit kek di anime.

Wkwk.

Kita ini apa? (Tsukkiyama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang