Altair menghempaskan tangan Vega setibanya mereka di rooftop. Sementara Vega hanya meringis karena tangannya yang memerah akibat cengkraman Altair.
"Lo tau kesalahan lo?" tanya Altair yang diangguki Vega.
"Kita baru ketemu beberapa jam aja lo udah buat dua kesalahan."
"Tapikan gue udah minta maaf."
"JANGAN MINTA MAAF KALAU LO BUAT KESALAHAN LAGI!" teriak Altair membuat Vega terperanjat kaget. Bagaimana bisa cowok itu mendengar ucapan Vega yang bahkan hampir tak terdengar.
"Maafin gue, gue beneran gak sengaja."
Altair tersenyum sinis lalu memajukan langkahnya membuat Vega refleks mundur.
"Lo mau gue maafin?" tanya Altair yang langsung mendapat anggukan dari Vega.
"Mau."
"1 bulan. Lo harus jadi babu gue salama 1 bulan," ucap Altair membuat Vega terkejut bukan main.
"Ba-babu?"
"Kenapa? Gak terima?"
"Bukan gitu. Ta-tapi kan---"
"Oh ya gue kasih tau satu fakta. Nih sekolah punya bokap gue. Jadi, gue bisa ngeluarin lo sekarang juga dari sekolah ini," potong Altair.
"Jangan keluarin gue dong. Ini hari pertama gue sekolah, terus kalau gue dikeluarin gue harus ngomong apa sama Bunda gue."
"Gue gak peduli sama sekali. Keputusan ada di tangan lo. Jadi babu gue selama 1 bulan atau keluar dari sekolah."
Jahat banget nih cowok, batin Vega.
"Mau gak? Kalau gak mau, lo boleh ambil tas lo terus keluar dari sekolah."
"Tapi 1 bulan kelamaan," gumam Vega dan sialnya Altair dapat mendengarnya.
"2 bulan."
Vega melototkan matanya dan mengangkat wajahnya menatap Altair yang jauh lebih tinggi darinya.
"Ngapain lo natap gue?!" bentak Altair.
"Iya 1 bulan! Gue mau," ucap Vega cepat sambil menutup matanya rapat-rapat akibat terkejut mendengar bentakan Altair.
Altair mengadakan tangannya tepat di hadapan Vega membuat cewek itu bingung.
"Hp lo. Gak usah sok lemot lo kalau sama gue!"
Vega mengambil ponselnya di saku bajunya lalu memberikannya kepada Altair. Setelah menyalin nomor Vega, cowok itu segera mengembalikannya
"Jangan pernah matiin hp lo atau lo yang gue matiin," sarkas Altair membuat Vega bergidik ngeri.
"Ngapain masih di sini?" tanya Altair membuat Vega bingung.
"Eh?"
"Sana turun, atau lo mau gue lempar dari sini?"
"Iya gue turun." Vega berjalan cepat meninggalkan rooftop.
"Tuh cewek gampang banget dibohongin. Mana bisa gue keluarin dia dari sekolah, yang ada gue yang dikeluarin sama bokap gue," gumam Altair sambil menatap Vega yang sudah di pintu keluar rooftop dan berpapasan dengan kelima temannya.
"Al, lo gak ngapa-ngapain tuh cewek kan?" tanya Jendri sambil menatap sekilas pintu rooftop.
"Gak."
"Parah lo Al, dia baru pertama masuk sekolah loh," ucap Azlan sambil menatap Altair yang tampak sudah tenang.
"Parsetan. Dia yang duluan ngusik gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR
Teen FictionAltair Mahardika. Ketua geng Marevos yang terkenal dikotanya. Memiliki anggota yang tidak bisa dibilang sedikit. Kebrutalan mereka saat dijalanan membuat mereka disegani oleh banyak orang. Tapi jangan salah, mereka tidak akan bertindak jika ketenang...