Chapter 08

129 15 2
                                    

"Kenapa lo harus lari, Ve? Itu makin buat dia marah." Vega merutuki dirinya yang melarikan diri dari Altair.

"Karena kecerobohan lo, lagi-lagi lo dapet masalah," ucap Vega meremas rambutnya frustasi.

"Harusnya tadi gue minta maaf aja."

"Minta maaf tapi ngulangin lagi kesalahan, dia anggap itu ejekan." Tiba-tiba dia teringan ucapan Reigan saat mereka memesan makanan.

"Gak, gak. Harusnya tadi gue gak ke toko buku!"

Vega tidak tau apakah dia akan ke sekolah besok. Kalau dia nekat ke sekolah, itu artinya dia masuk ke dalam kandang singa. Vega berpikir sejenak. Apakah dia harus keluar dari sekolah itu?

"Bisa gila gue kalau gini terus," gumam Vega.

Tiba-tiba Desi memasuki kamar Vega dan terkejut melihat kondisi anak gadisnya yang sangat berantakan.

"Ya Allah, Vega kamu kenapa, nak?" tanya Desi mendekati ranjang anak gadisnya itu.

"Eh Bunda. Vega gak papa, Bun. Cuma pusing dikit aja, soalnya tugas numpuk hehe," jawab Vega bohong.

"Jangan terlalu dipaksain. Kalau kamu capek, istirahat aja."

"Iya, Bun. Tenang aja,"

"Yaudah nih, Bunda bawain kamu susu anget. Jangan lupa diminum ya." Desi meletakan segelas susu hangat di meja nakas.

"Iya, Bun. Makasih."

Setelah dipastikan Bundanya keluar, Vega langsung merebahkan tububnya. Melihat wajah lelah Bundanya, Vega membuang jauh-jauh pemikirannya yang akan keluar dari sekolah.

"Gue gak boleh ngecewain, Bunda. Gue harus bertahan, demi Bunda. Satu bulan gak lama kok," ucap Vega menyemangati dirinya sendiri.

Ting!

Bunyi notif dari ponselnya berhasil mengalihkan perhatiannya. Matanya langsung melotot saat membaca pesan yang ternyata dari Altair. Bahkan cewek itu langsung mengubah posisinya menjadi duduk.

Altair Mahardika : Gak ada singa yang diam aja ketika dia diusik dan gak ada singa yang diam aja ketika ada mangsa di depan mata.

Vega menelan ludahnya susah payah setelah membaca pesan dari Altair. Apakah dia akan menjadi mangsa singa yang buas?

Ting!

Altair Mahardika : Jangan lupa sama peraturan yang gue buat. Berani lo langgar, berarti lo udah siap nerima konsekuensinya.

Lagi dan lagi Vega menahan napasnya. Benar, dia hampir melupakan peraturan yang Altair buat. Sial, berarti dia harus berangkat ke sekolah pagi-pagi sebelum Altair.

"Please, doraemon gue butuh bantuan lo. Gue mau pinjem mesin waktu lo, gue mau ulang waktu kemarin. Gue gak mau berurusan sama dia."

Vega mangangkat tangannya berniat menyentuh kalungnya. Namun matanya melotot saat menyadari kalungnya sudah tidak berada di lehernya.

"Kalung gue."

Vega berdiri dan mencari kalungnya. Di setiap sudut sudah ditelusurinya. Namun nihil, cewek itu belum mendapatkan kalungnya.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang