Chapter 12

105 11 0
                                    

"Gila, Al. Lo kaya setan aja main nongol-nongol," kaget Azlan saat melihat Altair tiba-tiba muncul di parkiran bersama Vega.

"Ve, lo dari mana sih? Bu Dias nanyain lo tau gak," ucap Raya yang baru saja datang bersama Nara.

"Dari gudang," ucap Vega sambil mengambil tasnya yang berada di tangan Nara.

"Jangan bilang lo dari gudang sama Al," ucap Algin membuat mereka semua menatap Altair dan Vega bergantian menunggu jawaban.

"I-iya."

"Ngapain lo berdua di gudang, anjir? Gak macem-macem kan lo berdua?" tanya Jendri memincingkan matanya

"Al, astagfirullah. Cukup jadi cowok yang gak punya perasaan aja. Gak usah jadi cowok brengsek," ujar Nizar sambil melemparkan tas Altair kepada cowok itu yang langsung ditangkap olehnya.

"Dih, mana napsu gue sama modelan triplek gitu," ucap Altair menatap Vega sinis.

"Alah, jangankan triplek, modelan kaya gitar spanyol aja lo gak napsu. Curiga gue kalau lo gay," celetuk Algin yang langsung mendapat jitakan indah dari Altair.

"Mulut lo entar gue jahit baru tau rasa lo."

"Ve, lo gak papa kan?" tanya Nara yang dibalas gelengan oleh cewek itu.

"Gue gak papa kok."

"Ve, besok jangan lupa sarapan yang banyak. Minum juga biar gak keselek. Bila perlu lo gak usah dateng deh," ucap Raya membuat Vega bingung.

"Kenapa lo?"

"Bu Dias nyariin lo tadi. Gue takutnya besok lo dihukum."

Memdengar ucapan Raya, Vega langsung menghembuskan napas pelan lalu menatap Altair.

"Ngapain lo natap gue?!"

"Udah sore, Al. Gak usah ngegas," ucap Reigan sambil memakai jaketnya dan menaiki motornya.

"Al tanggung jawab lo."

Altair langsung menoleh tajam pada Nizar. "Ngapain gue tanggung jawab? Emang gue hamilin dia?"

Tiba-tiba sebuah motor ninja merah berhenti tepat di hadapan mereka. Vega kenal dengan motor itu, itu motor Fahmi.

"Ve, lo belum pulang?" tanya Fahmi setelah membuka kaca helm full facenya.

"Yaelah lo pake nanya segala. Kan lo liat dia ada di sini, ya berarti belum pulang." Fahmi hanya menatap Nizar sekilas lalu kembali menatap Vega.

"Sini, naik."

"Hah?"

"Pulang, Ve. Udah sore juga. Cepetan."

"Pulang aja," ucap Reigan yang mengerti bagaimana perasaan Vega. Pasti cewek itu memikirkan Altair akan marah atau tidak.

"Udah sana pulang. Gue sama Raya juga udah mau balik," ucap Nara yang diangguki Raya.

"Iya." Vega langsung menaiki motor Fahmi dengan memegang bahu cowok itu agar tidak terjatuh.

"Pegangan," ucap Fahmi membuat Vega mencengkram seragam cowok. Setelah itu Fahmi melajukan motornya meninggalkan SMA Gentara.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang