Chapter 10

133 15 0
                                    

Altair sedang duduk di kursi yang sudah tersedia di rooftop. Matanya menatap langit yang begitu cerah.

"Satu menit," gumam Altair.

Altair mengeluarkan ponsel dan memberitahukan teman-temannya agar menunggunya di kantin.

"Dua menit."

"Tiga menit."

"Empat---"

"Maaf gue telat," ucap seseorang dari belakang membuat Altair menoleh.

"Lo telat empat menit. Kenapa gak besok aja datangnya?" sinis Altair.

"Maaf."

"Stop ngeluarin kata-kata itu atau gue lempar lo dari atas sini!"

Vega hanya bisa menunduk menatap sepatunya dan sepatu Altair yang berjarak beberapa meter.

"Satu, lo udah buat gue jatuh dari motor. Dua, lo udah numpahin air minum di seragam gue. Tiga, lo udah ngapit leher gue. Lo ingat kan semua kejadian itu?" tanya Altair yang diangguki oleh Vega.

Altair berjalan mengelilingi tubuh Vega sambil tertawa sinis. "Lo cukup berani."

"Gue minta ma---"

"Stttt, gue gak nyuruh lo ucapin kata-kata itu," ucap Altair yang berhenti tepat di hadapan Vega.

Cowok itu mengangkat dagu Vega menggunakan jari telunjukknya. Sementara Vega menutup matanya kuat-kuat karena merasa ketakutan.

"Lo orang pertama yang buat gue jatuh dari motor. Lo orang pertama yang numpahin air di seragam gue. Dan lo orang pertama yang berani ngapit leher gue. Gue salut sih sama keberania lo," ucap Altair tepat di depan wajah Vega.

"Gue harap lo gak jadi orang pertama lagi yang buat masalah di kehidupan gue," sambung Altair. Vega membuka matanya lalu mengangguk.

"Lo udah jadi babu gue berapa hari?"

"Du-dua hari," jawab Vega dengan terbata-bata.

"Gue harap, 28 hari kedepannya lo gak buat masalah sama gue, kalau lo masih buat masalah, lo liat aja apa yang bakal gue lakuin sama lo," ucap Altair lalu meniup wajah Vega. Kemudian cowok itu pergi meninggalkan Vega dengan jantung yang berpacu kuat karena ketakutan.

Vega mendudukan diri di kursi yang tadi diduduki oleh Altair. Cewek itu menghela napas pajang. Entah kapan kesengsaraannya ini akan berakhir.

*****

Altair mendudukan diri di kursi yang berada di sebelah Reigan membuat teman-temannya menatapnya.

"Dari mana lo?" tanya Jendri pada Altair.

"Dari rooftop."

"Sama Vega?"

"Hmm."

"Lo apain lagi tuh anak?" tanya Algin cepat.

"Gak gue apa-apain. Beri peringatan aja biar jangan buat masalah sama gue," jawab Altair jujur. Sementara teman-temannya hanya mengangguk.

"Ke kelas yuk, bosen gue di sini," ajak Azlan.

Mereka berenam berdiri dan keluar dari kantin yang ramai itu menuju ke kelas mereka.

****

"Ve, tuh mereka udah keluar kantin," ucap Raya yang sedari tadi menatap Altair dan teman-temannya.

Vega menghela napas lega. "Seenggaknya gue bebas untuk jam istirahat pertama."

"Seneng gak lo?" tanya Nara.

"Seneng. Pake banget malah," ucap Vega sambil tertawa diikuti Raya dan Nara.

****

Susana kelas 12 IPS 1 sekarang sangat kacau. Ada yang menyanyi dengan suara yang sama sekali tidak enak didengar. Ada yang teriak-teriak layaknya orang gila. Azlan yang sedang telponan sama Ghea sambil berbaring di kursi yang dia susun menjadi panjang. Altair, Nizar dan Jendri yang sedang memainkan game online di ponsel mereka masing-masing. Algin yang sedang menggoda teman-teman kelasnya. Dan Reigan sedang mendengarkan musik menggunakan headset miliknya.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang