Chapter 05

151 19 0
                                    

Seluruh murid SMA Gentara sedang berlarian kesana kemari mengamankan diri masing-masing.

"Jangan ada yang keluar!"

"Masuk woy! Sekolah di serang!"

"Woy cabe! Jangan ke sana, lo mau jemput ajal?"

"Yang merasa beban keluarga mending ke sana aja, ini kesempatan kalian!"

Suara teriakan-teriakan terdengar di sepanjang koridor.

Tiba-tiba segerombolan siswa berjalan di tengah lapangan dengan tatapan ke depan gerbang yang sedang di penuhi oleh musuh mereka.

Altair yang berada paling depan hanya tersenyum miring. Dengan rambut acak-acakan, seragam sekolah yang dua kancing diatas sengaja dilepas, dasi yang entah kemana. Sekararang Altair siap menyambut musuh.

"Keluar lo semua!" teriak Kevin. Ketua geng Gasder yang merupakan musuh dari Marevos.

"Gak ada sejarahnya tuan rumah disuruh keluar. Lo semua yang jadi tamu harus masuk!" teriak Altair lalu menyuruh salah satu anggotanya untuk membuka gerbang.

Setelah dibuka, kini Gasder berhadapan dengan Marevos. Untungnya lapangan sekolah SMA Gentara sangat luas, jadi bisa menampung mereka yang jumlahnya hanya puluhan.

"Bosen banget gue liat lo mulu," ucap Altair malas.

"Bacot lo!"

"Santai dong. Mau ngopi dulu gak?" tawar Nizar yang berada tepat di belakang Altair.

Karena emosi, Kevin langsung berlari dan membogem salah satu dari anggota Marevos membuat darah Altair seketika mendidih.

"Eh anjing belum juga dimulai," kaget Algin sambil memukul anggota Gasder yang akan menyerangnya.

"MAJU LO SINI! LO PIKIR GUE TAKUT?!" teriak Azlan saat berhasil menjatuhkan dua musuh.

"GAK GENTAR GUE!" sahut anggota Marevos yang lain.

"JEJEN, BELAKANG LO!" teriak Reigan lalu berlari menendang dada orang yang akan menyerang Jendri dari belakang.

"SIALAN LO, MAIN NYERANG BELAKANG!" dengan emosi yang menggebu-gebu, Jendri menghajar orang itu dengan membabi buta.

"ANJING MUKA GANTENG GUE!" jerit Algin histeris saat satu pukulan berhasil mengenai wajahnya.

Algin menghajar orang yang telah berani melukai wajah tampannya dengan brutal.

"KALAU GUE DIPUTUSIN CEWEK, GUE
PUTUSIN JUGA URAT NADI LO! NGERTI LO?!"

Melihat beberapa anggotanya sudah tumbang, Kevin segera menyuruh anggotanya mundur. Tak lupa dengan mengangkat anggota yang tumbang.

"Kalah, kalah aja! Udah kalah, berlagak nantang lagi. Gak malu lo?!" teriak Nizar kesal setengah mati. Bagaimana tidak, pergi sekolah dengan wajah mulus, kini pulang dengan lebam-lebam.

"Sial, lebih baik tadi gue bantuin Al nyerang si Kevin biar muka gue aman," kesal Algin saat melihat wajah Altair bersih tanpa lebam. Karena cowok itu hanya melawan Kevin.

"Anjay, si Rei muka bonyok gantengnya nambah," ujar Azlan.

"AMAN?" tanya Altair pada anggotanya.

"AMAN!"

Altair mengangguk lalu mengalihkan pandangan ke atas dimana seluruh murid sedang menatap mereka dari lantai atas.

"Anjir! gila dia natap gue!" jerit salah satu cewek membuat cewek lainnya bersorak.

"Heh dia natap gue bego!"

"Ngapain dia natap kalian? Orang dia lagi natap gue."

"MIMPI!" teriak Altair lalu berjalan meninggalkan lapangan diikuti yang lainnya.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang