Chapter 18

91 8 0
                                    

Bel pulang berbunyi membuat semua siswa senang bukan main. Lain halnya dengan Vega yang tidak semangat karena mendapat pesan dari Altair agar ke kelas cowok itu sekarang.

Altair: Cepat ke kelas gue!

"Ve, lo mau pulang bareng gak?" tawar Raya yang sudah berdiri dari kursinya bersiap mau pulang.

Vega menggeleng sambil tersenyum. "Gak usah Ray, lo berdua pulang duluan aja."

"Altair lagi?" tanya Nara yang mendapat anggukan dari Vega.

"Ya udah kalau gitu kita balik duluan ya," ucap Raya lalu berlalu meninggalkan kelas diikuti Nara.

"Duluan Ve."

"Iya hati-hati."

Setelah Raya dan Nara hilang dari pandangannya, Vega langsung membuang napas kasar sebelum bunyi notif dari ponselnya kembali terdengar.

Altair: Lo datang sekarang ke kelas gue atau gue yang datang ke situ?!

Vega menggigit bibir bawahnya kuat-kuat menahan emosinya. Jika dikasih kesempatan, Vega ingin sekali mematahkan jari-jari cowok itu sampai dia tidak bisa mengirimkan pesan lagi padanya.

"Sial," gumam Vega lalu berdiri dari kursinya dan segera keluar untuk menemui Altair.

****

"Al, ayo balik," ajak Jendri pada Altair yang masih setia berdiri di depan kelasnya.

"Bentar, tungguin babu gue."

"Lo mau ngajak dia pulang bareng?" tanya Nizar terkejut.

"Yakali, gila lo!" balas Altair sengit.

"Eh ada neng manis, dari mana aja neng?" tanya Algin basa basi saat melihat Vega sudah berada di hadapan mereka.

"Dari kelas," jawab Vega.

"Lama banget lo!" kesal Altair lalu melemparkan tasnya pada Vega yang langsung ditangkap oleh cewek itu.

"Untung gue sabar, kalau gak udah gue patahin kaki lo biar gak usah jalan sekalian," gertak Altair lalu berjalan menuju parkiran.

Merasa tidak ada yang mengikutinya, Altair berbalik badan mendapati teman-temannya dan Vega sedang menatapnya sambil menutup mulut. Sementara Reigan menatapnya dengan tatapan datar, tapi terlihat jelas kalau cowok itu sedikit terkejut dengan ucapan Altair.

"Kenapa?" tanya Altair bingung melihat tingkah mereka.

"Coba ulang kata-kata lo, gue gak salah dengar?" tanya Azlan sambil menggosok telingannya, cowok itu berpikir mungkin dia yang salah dengar perkataan Altair tadi.

"Sabar lo bilang? Lo gila apa gimana?" Nizar masih menatap Altair dengan tatapan yang membuat Altair ingin sekali melempar cowok itu jauh-jauh dari muka bumi.

"Sialan lo semua," kesal Altair.

Reigan berjalan mendekati Altair lalu menepuk bahunya. "Kesabaran lo setipis tisu Al, jadi gak usah berlagak ngomong sabar."

"Bangsat!" Altair langsung berjalan meninggalkan teman-temannya yang sedang menertawainya karena ucapan Reigan yang memang sangat benar.

Sabar? Ck, lo mana tau kata sabar, batin Vega.

Sesampainya di parkiran, Altair langsung menaiki motornya dan menatap sinis teman-temannya sinis. "Mata lo gak usah gitu, entar gue colok," ucap Jendri.

"Siniin tas gue!"

Vega mendekati Altair dan memberikan tas milik cowok itu lalu dirampas secara kasar oleh dia.

"Gak sekalian sama orangnya Al?" tanya Nizar saat melihat Altair memakai tasnya di punggung.

"Najis," jawab Altair sambil melirik Vega sekilas.

"Ck, siapa juga yang mau naik motor bareng lo," gumam Vega yang terdengar samar-samar oleh Altair.

"Ngomong apa lo barusan?"

"Hah? Gue ngomong apa?" tanya Vega sedikit terkejut. Cewek itu tidak sangka Altair akan mendengarnya.

"Halah, bilang aja lo ngomongin gue kan?" tanya Altair menatap Vega penuh selidik yang membuat cewek itu gelagapan.

"E-engga ko, gu-gue gak ngomong apa-apa."

"Awas aja lo kalau ketahuan ngomongin gue di belakang, abis lo sama gue!"

"Bacot. Jadi berangkat gak?" tanya Reigan yang sudah mulai jengah.

"Ya udah ayo," ucap Altair mulai memakai helm full facenya.

"Eh, tapi Vega gimana?" tanya Azlan yang menghentikan pergerakan Altair.

"Gimana apanya?" tanya Altair nyolot.

"Gak mungkin kan kita ninggalin dia, sekolah udah sepi Al," ucap Azlan menatap sekelilingnya yang sudah sepi.

"Bukan urusan kita juga kan kalau dia kenapa-napa?"

"Gak papa Lan, gue juga udah mau pulang nih," ucap Vega berusaha menunjukan senyumnya.

"Tuh, dia aja bilang gak papa."

"Ve, ayo gue anterin lo pulang," ucap Algin membuat Altair menatapnya tajam.

"Oh, lo mau jadi tukang ojek, Gin?" tanya Altair dengan nada mengejek.

"Al, dia cewek loh, gak baik pulang sendirian, apalagi ini udah sore."

"Gue gak papa ko, gue bisa pulang sendiri," ucap Vega nerasa tak enak karena merasa situasinya mulai menegang.

"Ve, ko lo belum pulang? Ayo pulang!" Fahmi tiba-tiba saja menghentikan motornya di sebelah Vega membuat Vega mengucapkan syukur berkali-kali.

"Ve, kok malah bengong? Ayo naik," ucap Fahmi lagi.

"Eh iya, kalau gitu gue balik duluan ya," ucap Vega kepada Altair dan teman-temannya.

"Ya udah sana balik! Nyusahin aja!" bentak Altair membuat Vega menutup matanya rapat-rapat. Sejujurnya Vega sangat sakit hati dengan ucapan-ucapan yang keluar dari mulut sialan itu.

"Mulut cabe," gumam Nizar terkekeh pelan.

Vega segera menaiki motor Fahmi dengan memegang bahu cowok itu agar tidak terjatuh. "Udah Ve?"

"Udah."

Tanpa mengucapkan apapun, Fahmi langsung menarik gas motornya meninggalkan sekolah.

"Cih, ketos songong!" umpat Altair.

"Yaudah ayo ke markas," ucap Azlan menaiki motornya.

"Woy Jejen, kenapa lo?" Niza menepuk bahu Jendri yang sedang duduk di atas motornya dengan mata tertutup.

"Eh gue ketiduran. Gimana? Udah selesai dramanya?" tanya Jendri tanpa dosa.

"Belum, lanjut part dua," jawab Nizar membuat mereka tertawa. Setelah itu mereka menjalankan motornya meninggalkan area sekolah.

****

Makasih sudah membaca🖤

Follow instagram : nurhastin_

Follow instagram : nurhastin_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang