Dira mengernyit, kakinya agak lemas dengan mata mengerjap bingung. Bingung karena sampai sekarang Jeno masih diam menatapnya lekat tanpa melakukan 'kita mulai' itu. Emm ... bukannya Dira mau Jeno nganu ya, tapi aneh aja. Biasanya cowok itu gercep menerkamnya.
Tapi kali ini berbeda.
Dengan masih memeluk pinggang Dira, Jeno memusatkan perhatiannya pada sepasang iris coklat terang gadis itu, entah kenapa membuat Jeno terpaku, seakan sedang menghipnotisnya tenggelam dalam pesona mata yang kini mengerjap pelan di depannya.
Jeno menelan saliva. Sial. Perasaan apa ini. Kenapa malah ia yang menjadi gugup saat matanya beradu dengan iris Dira?!? Tidak biasanya jika menatap mata cewek itu, jantungnya berdegup lebih cepat seperti ini. Gila.
Jeno tiba-tiba menggeleng, berusaha mengusir perasaan aneh itu. Dira yang melihatnya semakin bingung, oh! Atau jangan-jangan Jeno sedang memikirkan hal yang tidak-tidak.
"Kak..."
Desiran aneh kembali mengalir cepat ke seluruh sel tubuh Jeno. Astaga dragon! Ada apa ini? Kenapa suara Dira terdengar begitu lirih dan lembut ... no bohong-bohong club. Jeno seperti akan meledak, bukan marah tapi dalam artian blushing anying. Cowok itu mendesis.
Hening. Tidak ada jawaban dari Jeno. Dira menggigit pipi bagian dalamnya dan baru saja ingin mengucapkan sesuatu lagi, gerakan cepat dari Jeno membuat napasnya tercekat untuk sesaat.
Dia ... memeluknya.
Kurang histeris?!?!
JENO MEMELUKNYA!!!
ASTAGA DEMI ALEK!?!?
Untuk kedua kalinya cowok itu memeluk Dira setelah terakhir kali di rooftop aula. Namun, kali ini rasanya berbeda. Jika saat itu Jeno dikuasai kemarahan, sekarang gerakan cowok itu hampir dikatakan pelan dan lembut. Pelukan normal yang biasanya dilakukan sepasang kekasih. Dan... ew.
Dira berlahan melepas dekapan pada bibirnya. Merasakan Jeno menepuk-nepuk punggungnya pelan seperti akan menidurkan seorang bayi.
Jeno memejamkan mata, kemudian menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Dira---menghirup rakus wangi rambut cewek itu yang begitu segar di indra penciumannya, dan aroma minyak telon khas bayi menguar damai. Jeno terkekeh kecil. Ia suka.
"Lo kenapa pendek banget?"
Hm. Bukannya memuji, Jeno malah mengatai.
Dira mendengus, "Kak Jeno aja yang ketinggian."
"Lo kependekan," kata Jeno semakin erat memeluk cewek itu. "Gemes banget,"
Dira melotot. Jeno seolah akan membunuhnya sekarang juga dengan pelukan gemas cowok itu. Em... apalagi badan Dira benar-benar menempel dengan cowok itu. Maaf-maaf aja nih ya, apa Jeno tidak risih dengan dua gundukannya yang menempel di badan cowok itu?!?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Boyfriend [✔]
RomanceDira tidak tau kalau menyatakan perasaan pada Jeno, sama dengan dia yang menyerahkan diri secara langsung ke neraka sebuah hubungan.