Sinar mentari pagi malu-malu menyusup di balik sela gorden. Memancarkan kehangatan setelah kemarin sebal tak ingin menunjukkan wujudnya, digantikan oleh awan mendung dan hujan deras tak henti-hentinya.
Bunyi pintu kamar mandi terbuka bersamaan dengan seorang gadis keluar selesai membersihkan diri. Melempar handuk ke arah kursi riasnya, sebelum kembali melayangkan tatapan sebal ke arah gadis lainnya di kamar itu. Masih bergumul dengan selimut tebal setelah kemarin teler karena terlalu banyak minum di club.
"ARAAA!!! BANGUN ANJIRRRR!!"
Amel melayangkan guling pada punggung gadis itu, Tiara. Memukulnya kecil supaya bangun. "BANGUN! BANGONNNN!!"
Sang empu terusik. Mendecak, lalu mengeluh risih. Mengerjap menyesuikan cahaya, Tiara berlahan menoleh ke arah Amel.
"Oh demi Dewa, makasii udah bangunin ni anak setan!" ujar Amel menghembuskan napas syukur. "Buruan mandi gih. Segerin body lo, biar gak lesu."
Tiara tak menjawab, membiarkan Amel kembali sibuk mempercantik diri di depan meja riasnya. Tangan kiri Tiara bergerak memijit kening. Berusaha menghilangkan pening yang lebih baik dari kemarin.
Semalam ia pergi ke club bersama Amel. Ia perlu mengalihkan pikiran dari semua yang terjadi belakangan ini. Berakhir mabuk karena terlalu banyak meminum minuman laknat yang tak seharusnya ia konsumsi.
"Pembantu gue bentar lagi bawain sup pereda nyeri," kata Amel memandangi Tiara dari pantulan kaca. "Serius deh Ra, tumben banget lo datang lagi ke club setelah sekian abad."
Tiara mendecak. "Bacot tau gak."
Amel menghentikan gerakan menghair drayer, sekilas terkesiap mendengar nada ucapan perempuan itu. Tidak biasanya Tiara akan mengumpat kasar seperti tadi.
"Ih serius loh Ra," balas Amel setelah tersadar dari rasa terkejutnya. "Jangan ulangin lagi sikap lo yang semalam itu, terakhir pokoknya. Gila banget anjir. Lo mabuk dan hampir aja diajak tidur alias sex sama Ciko, untung Fiona ngeciduk lo berdua."
"Bisa diem gak, Mel?" sahut Tiara cepat. Beringsut mengubah posisi menjadi duduk.
Dengan agak kasar Amel meletakkan hair drayernya. Berbalik, melihat gadis itu kembali.
"Enggak kalau itu tentang lo! Please, kalau bukan untuk gue, ini untuk almarhum tante Gia. Jangan rusak diri lo karena kesedihan ini. Semua bakal membaik. Tante Gia di atas sana pasti gak suka dengan sikap lo ini Ra."
"Gue kehilangan kontrol," gumam Tiara memilin kecil selimut.
Raut tegang Amel langsung berubah sendu. Mengerjap prihatin, ia beralih duduk di depan sahabatnya.
"Jangan tatap gue kayak gitu. Gue gak suka dikasihani," tutur Tiara melirik.
"Susah ya ngomong sama lo kalau mode kayak gini. Mending balik deh jadi Tiara yang ceria, kalem, dan murah senyum. Sekarang suram terus tu muka. Gue tau lo banyak masalah, tapi jangan sampai kayak gini lah. Untung lo perginya sama gue, kalau sendiri. Bye-bye dah tu keperawanan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Boyfriend [✔]
RomanceDira tidak tau kalau menyatakan perasaan pada Jeno, sama dengan dia yang menyerahkan diri secara langsung ke neraka sebuah hubungan.