Chapter 42

15.7K 1.7K 566
                                    

Seperti biasa, follow dulu sebelum baca.

Seperti biasa, follow dulu sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Are you lost?"

Dira mendongak, melangkah mundur dengan pelan melihat laki-laki yang lebih tinggi darinya.

"Gue juga lagi sendiri, mau dansa bareng?"

Iris coklat bening cewek itu mengerjap, menelan ludah melihat Taeyong menyeringai ke arahnya. Mengenakan tuxedo berwarna merah, tangan kanan Taeyong terulur supaya digapai Dira dan memulai berdansa seperti yang lainnya.

Dira melirik lagi ke dua orang tadi, tak ada pilihan. Ia kembali menjatuhkan pandangan pada laki-laki dewasa di depannya, kemudian mengangguk ragu. Taeyong tersenyum lebar, akhirnya. Baru saja Dira ingin menerima uluran tangan Taeyong, suara bernada familiar dari arah belakang Dira mengurung niat cewek itu.

"Tapi dia udah sama gue bang."

Mark berdiri di samping Dira, menarik pinggang cewek itu agar merapat dengannya. Cowok blasteran itu menyengir walau di dalam hati deg-degan setengah mati melihat orang di depannya.

Untung saja ia melihat Dira dari kejauhan yang sialnya bersama Taeyong, lalu segera ke sini. Perlu diingatkan keluarga Jeno itu gila semua, dan Mark yakin mereka mengincar cewek yang sekarang mengerjap pelan di sampingnya.

Senyum Taeyong luntur bersamaan dengan uluran tangannya, kemudian memasukkan ke dalam saku celana bahannya. Laki-laki berwajah imut itu menatap diam Dira, seperti bagaimana Dewa dan Jeno menatapnya. Eh bentar, Dira baru menyadari, jangan bilang di hadapannya sekarang ini kakak tiri Jeno?

"Kita permisi," kata Mark menarik Dira pergi dari hadapan Taeyong.

"Gila, gila, gila!" seru Mark setelah mereka mengambil posisi berdansa yang jauh dari Taeyong.

"Baru kali ini gue berhadapan sedeket itu sama Bang Taeyong," lanjutnya.

Dahi Dira mengkerut, "kenapa?"

Mark cengo. "Kenapa? Lo tanya kenapa?"

Cewek itu mengangguk.

"Gue udah bilang ke lo, kalau satu keluarga Jeno itu--" ujar Mark setengah berbisik dengan gestur jari miring di dahi.

"Gila?" gumam Dira.

"Gak perlu di perjelas," kata Mark menghembuskan napas. "Lo juga kenapa mau-mau aja diajak dansa bareng."

Dira mengulum bibir, melarikan penglihatan ke arah Jeno dan Tiara yang tetap tak terganggu mengikuti alunan lagu One Only milik Pamungkas yang direquest salah satu tamu untuk dansa kali ini.

Mark mengikuti arah pandang Dira, sedetik kemudian mendengus. "Jangan bilang lo mau ngomporin Jeno?"

Dira seketika menoleh, "enggak."

Mata Mark memicing tidak percaya, "bohong lo. Terus kenapa nekat numbalin diri ke bang Taeyong."

"Emangnya Kak Taeyong iblis kelaparan, isi tumbal-tumbal gitu?" tanya Dira acuh.

Devil Boyfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang