KEBANGGAAN AYAH

176 157 22
                                    

CERPEN

Judul : Motivasi Diri

Tema: Dengan Cinta , Aku tidak akan pernah bosan dan mengeluh

        Namaku Muhammad Al-farizi. Aku seorang anak dari orang tua yang sangat menyayangiku terlebih ayahku yang selalu memotivasku agar semangat belajar dan menjanjikanku hadiah jika aku mendpat juara . Akupun sangat semangat .

Aku harus juara aku harus bikin ayah bangga . Itulah prinsipku.

Dan hasilnya membanggakan

      Aku selalu mendapat peringkat pertama dikelas dari mulai sekolah dasar sampai sekarang aku lulus SMA ditambah meraih peringkat ke dua Olimpiade Sains Nasional . Orang tuaku pun sangat bangga kepada. Aku sangat senang , rasanya aku sudah membalas setengah dari jasa jasa mereka namun aku tidak akan pernah bisa membalas kasih sayang mereka kepadaku.

      

    Namun kebahagian kami hilang begitu saja bersamaan dengan semangatku. Tak ada lagi yang memotivasku , tak ada lagi yang ingin kubuat bangga, tak ada kasih sayang yang selalu membuaku semangat.

Ayah, jangan pergi

Aku ingin selalu ingin melihatmu tersenyum dan membuatmu bangga

Ayah, jangan tinggalkan aku

      Saat itu ayah pergi menggunakan mobil, ia ingin membeli sebuah laptop baru untukku sebagai hadiah karena telah berhasil masuk Universitas ternama melalui jalur undangan siswa berprestasi tinggi. Sesuatu yang tak diinginkan terjadi, ayah mengalami kecelakaan dan meninggal ditempat . Duka cita pun memenuhi keluarga kami, Rasanya hiduku hancur saat ini.

   Hari hari berlalu tanpa ayah disampingku . Aku  termenung mengingat kembali kenangan kenangan bersama ayah dan tiba-tiba aku teringat pesan ayah sebelum tidur ketika itu tepatnya malam harinya sebelum besoknya terjadi kecelakaan.

"Al-Farizi, selama ini kau selalu membuat ayah bangga, ayah akan bertambah bangga jika kau hafal Alquran. Ayah dengar bacaan Quranmu cukup bagus". Ucap ayah ketika itu, aku hanya tersenyum.

Tersirat dipikirkanku"aku masih bisa membuat ayah bangga"

Saat itu juga aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari Universitas, aku memilih masuk Karantina Tahfidz . Ibuku pun menyetujuinya dan mendo'akanku .

Ketika dipesantren aku menemukan teman teman yang baik ada yang lebih muda dariku, ada yang lebih tua dariku dan ada yang seumuran denganku . Latar belakang mereka kebanyakan dari anak luar bahkan ada yang mantan seorang preman. Ustadz – ustadz nya selalu sabar membimbing mereka.

"kau harus semangat Al-farizi" ucapan yang sering ustadz pembimbinku , Ustadz Abdul Jabbar.

"Barang siapa membaca Al-Qur'an dan menghafalkannya , maka Allah akan masukkannya kedalam surga serta akan memberi syafaat kepada sepuluh dari anggota keluarganya yang seharusnya masuk neraka" lanjutnya

"InsyaAllah Ustadz, Syukron atas semua motivasinya" jawabku dengan senyum penuh semangat.

Aku mulai menghafal

Ayat demi ayat , surat demi surat

      Siang malam aku kerja keras menghafalkannya. Disaat teman teman yang lain tidur nyenyak, aku menghafal. Disaat yang lain menggunakan waktu istirahatnya untuk berbincang-bincang, aku menghafal. Sebaik mungkin waktuku hanya untuk Al-Qur'an. Namun hasilnya, aku tak bisa menghafal secepat mereka

     Sudah Dua bulan, namun hanya berhasil mendapatkan tiga juz sedangkan teman temanku yang baru sepertiku sudah lebih dari sepuluh juz

Ya Allah...

Engkau Maha Melihat Ya Allah, Engkau Melihat kerja kerasku

Aku sudah kerja keras Ya Allah

Mengapa Engkau tidak mengizinkan FirmanMu aku raih? Apa karena aku ini penuh dosa?

Rasanya aku ingin berhenti, aku menyerah, aku ingin pulang

tapi aku tak ingin membuat ibuku bersedih,  aku ingin membuatnya bangga kepada ku

      Hari demi hari kulalui dengan semangat menurun dan tidak fokus. Aku tetap membaca Alquran meskipun tanpa menghafal.  Aku sering termenung memikirkan semua kenangan bersama ayah dan kenangan kenangan masa sekolah.

    Disuatu malam yang indah ketika aku sedang tertidur tiba tiba seperti ada yang membangunkanku , akupun bangun . Aku pun melihat ke sekeliling ku masih tertidur tak ada yang terbangun seorang pun , waktu untuk bangun masih 2 jam lagi .Aku memutuskan untuk tertidur kembali tetapi mataku tak bisa terpejam akupun mengambil air wudhu lalu membaca Alquran .

    Aku membaca Alquran dengan khusyu seakan akan Allah sedang melihatku . Tiba di surat Ali Imran ayat 31 akupun membaca artinya yang berbunyi "Katakanlah ( Muhammad), 'jika kamu mencintai Allah, Ikutilah aku, niscaya Allah akan mengampuni dosa dosamu". Allah Maha  Pengampun, Maha Penyayang"

Hatiku berdesir mendengar kata cinta, aku bertanya tanya pada hatiku

Apakah aku sudah mencintai Allah

Apakah aku sudah mencintai AlQuran

Jika aku sudah mencintai-Nya , apa yang menjadi tanda cintaku? Apakah ibadahku? Bukankah aku sering mengeluh? Apakah mengeluh bisa dikatakan cinta?

Apakah aku sudah mengikuti suri tauladan Nabi Muhammad? Bukankah Nabi Muhammad adalah orang yang paling mulia dan dijamin masuk surga? Tetapi beliau tetap rajin beribadah dan menghadapi ujian dengan sabar . Bukankah ujiannya sangatlah berat? Dibanding ujianku saat ini ujian ku tidak ada apa apanya! Lalu mengapa aku mengeluh, menyerah dan aku ingin berhenti?

Cinta???

Aku pernah belajar tentang ilmu psikologi, aku masih ingat salah satu ciri ciri kita mencintai seseorang atau sesuatu kita ingin selalu bersama yang kita cintai dan kita akan selalu bahagia jika berada dekatnya, tidak pernah bosan .

Aku mengerti

Ku masukkan kata cinta itu kepada Allah. Jika aku mencintai Allah, aku akan selalu ingin dekat dekatnya dan salah satu caranya yaitu dengan selalu membaca Al-Qur'an, karena Al-Qur'an adalah firman Allah.

Mulai saat ini aku sadar , aku tidak peduli seberapa cepat Al-Qur'an masuk kedalam otakku yang terpenting Al-Qur'an masuk kedalam hatiku , karena cinta itu tempatnya dihati.

Dengan begini aku tidak akan pernah bosan dengan Al-Qur'an sampai akhir hayatku.

Ya Allah...

Tetapkanlah rasa cinta ini sampai akhir hayatku. Aamiin

Sejak itu sampai sekarang Insyaallah aku Istiqomah menghafal Alquran, aku mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya.

 

Motivasi Diri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang