Selamat malam...bagi seseorang yang telah menatap langit malam, bulan dan bintang menjadi saksi hati yang sedang temaram, semoga malam ini mimpiku tak suram seperti hidupku yang mempunyai masa lalu kelam.
Malam tiba menjadi saksiku sebelum tidur, aku yang mengistirahatkan tubuh, namun pikiranku tetap bekerja memikirkan masalah yang belum tuntas, begitu pun hati yang selalu kukalahkan oleh akal. Memikirkan semua hal yang terjadi hari ini, ada suka dan duka, namun tetap saja hatiku hampa.
Jatah waktuku yang semakin habis dan ajal yang semakin dekat, namun amal ibadah berkurang karena kepentingan duniaku. Rasanya sebanyak apapun aku meminta maaf tak sebanding dengan helaan nafas dan semua dosa-dosaku.
Waktu bagaikan busur panah yang menusuk, jika ia digunakan untuk kebaikan maka ia akan membawa keberuntungan, namun jika ia digunakan untuk keburukan maka kemungkinan akan memberi balasan dan kebinasaan bagi pelakunya
Waktuku yang dihabiskan untuk meremehkan dosa, tak takut pada yang Kuasa, seakan hidupnya diciptakannyabsendiri dan seakan hidup ini akan abadi tanpa kata ‘pergi’.
Saat ini aku sadar bahwa dosa-dosaku tak bisa terhitung, diukur apalgi ditakar. Aku sudah pergi terlalu jauh pada sang pencipta, sudah tenggelam dalam lautan dosa dan menjadi bahan tertawaan para setan penggoda.
Aku sadar..... Aku menyesal.... Aku ingin kembali... Aku ingin taubat.
Tapi aku yakin saat ‘Maaf’ku, Allah balas dengan sebanyak buih di lautan, sungguh tak ada kebahagiaan yang lebih dari itu.
Allah Maha Pengampun, aku saja yang jarang meminta ampun dan tak terhitung melakukan kesalahan, kesalahan yang selalu kuanggap biasa ternyata mempunyai tangung jawab besar pertanggung jawabannya. Saat itu dulu rasanya tak ada rasa diawasi oleh AllahSeharipun kita tidak bisa tidak berbuat dosa, kita adalah manusia yan mungkin berbuat kesalahan atau mungkin kita termasuk orang yang berlebih-lebihan dalam dosa. Melakukan dosa seperti hal biasa, tak ada rasa takut akan pengawasan Allah yang Maha teliti.
Seorang penyair berkata :
“Mataku berlinang, menangisi diriku yang telah bermaksiat kepada Tuhan siapa yang lebih berhak dari diriku dengan bersedih hati yang berbagai dosa yang teputus ujungnya kau tak kuasa menghalangi maksiat dan dirimu tak takut terhadap Tuhanmu kau bertaubat di pagi hari dan kau batalkan di sore hari kau batalkan janji-Nya dari waktu kewaktu seakan-akan Allah tidak melihatnya”Marilah kita berhati-hati dan waspada pada godaan bisikan setan yang terkutuk, jangan sampai kita terjerumus dan melakukan hal yang Allah larang dan meninggalkan hal yang Allah perintahkan. Jangan sampai kita membuat setan tertawa karena kita yang selalu meremehkan dosa.
Setan menggoda sesuai kadar keimanan seseorang, jika imannya kuat maka godaan setan akan lebi besar lagi. Tidak sedikit kita temukan seseorang yang terlihat shaleh dan ahli ibadah bisa terjerumus dalam dosa dengan ringannya. Dan tidak sepatutnya kita mencelanya, yang harus kita lakukan adalah menasehatinya kembali pada jalan yang lurus, kembali pada Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Motivasi Diri
ContoCerpen tentang kebahagiaan yag yang sesungguhnya, cinta yang hakiki dan kesetiaan tanpa rasa bosan