020 🍁

1.4K 58 1
                                    

"takdir yang sudah tertulis di lauhul Mahfudz tidak bisa dirubah, dan hanya Allah yang maha mengetahui segala sesuatu."

--

Vina menghela nafas pelan mencoba untuk menjawab pertanyaan gio.

"sebenarnya ayah kalian mempunyai alter ego. Alter ego itu adalah diri kedua yang itulah berbeda daripada orang kebanyakan." kedua anaknya mendengarkan dengan seksama mereka cukup terkejut mendengar itu.

"aku tau bun itu seperti kepribadian ganda kan?" tebak gio.

"iya sayang, jadi entah kenapa emang ayah kalian itu susah untuk dikontrol apalagi jika sudah emosi seperti tadi, kalian lihat kan matanya berubah jadi merah."

geo dan gio mengangguk mereka tadi melihat mata itu walaupun sekilas karena takut.

"sejak kapan ayah punya alter ego bun?"

"sejak kecil. Dulu bunda biasa saja dengan penyakit ayah kalian tapi makin kesini bunda udah gak sanggup, bunda harus menuruti kemauan ayah untuk tidak berprilaku adil terhadap anak-anak bunda. Makannya itu bunda tidak ingin alter ego ayah kambuh bunda menuruti dan bersandiwara seakan bunda tidak adil terhadap kalian."

"jadi karena hal ini bunda membedakan kita?"

"iya, maafkan bunda, karena bunda mengambil kesimpulan itu kalian jadi tersiksa. Dulu, bunda memang gak tau harus apa lagi hiks." ucap vina menangis pelan.

"emmh bunda jangan sedih, ini bukan salah bunda kok. Semua yang terjadi udah takdirnya bun bagaimana pun kita harus menerimanya."

"iya bun kita hanya manusia biasa tetapi insya allah kita cukup kuat untuk menjalaninya."
mereka berpelukan saling menambah rasa ketenangan.

"Bunda bangga sama kalian, bunda bersyukur mempunyai anak baik dan tentunya tampan seperti kakak sama adek."

"kalau tidak ada bunda, kita gak akan ada disini bun."

"Iya sayang, udah sekarang kalian laper gak? bunda masakin nasi goreng enak untuk kalian."

"MAU BUN." seru kakak beradik itu berbarengan.

"hahahaa ketahuan kalian pasti laper nih sampai barengan gitu ngomongnya."

"iyaa bun tau aja."

"kalau gitu bunda mau masak dulu ya, kalian disini aja nanti bunda bawain."

"Siaaaap bunda." akhirnya geo dan gio menunggu bundanya selesai memasak sambil main game dikamar geo.

"yahh kalah." ucap gio yang langsung tepar di samping tempat tidur geo. Sedangkan geo terkekeh ternyata gio masih kalah kalau soal game.

"Numpang rebahan ya kak, hahh rindu juga tidur bareng."

"Iyaa, dulu kamu kan yang sering ngompol sampai bau banget kasur kakak."

"ish kok itu sih yang di inget, yang lain kek, malu kan gue jadinya."

"Ya gak papa siapa tau mereka juga sama kayak kamu suka ngompol hahaa." ucap geo bercanda.

"Terserah kakak deh, haha."

***

Sesuai janjinya geo kepada teman-temannya kalau yang meminta izin pada orang tua dira yaitu dirinya tentu ia akan menepati sekarang ia ada didepan rumah dira.

"hufft, bismillah."

tok
tok

"Assalamu'alaikum." belum ada jawaban dari dalam mungkin karena masih pagi jadi keluarga dira lagi sarapan. Diketuknya lagi pintu itu.

Different Twins [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang