Sepanjang jalan Jeno lebih banyak terdiam. Hal tersebut membuat Renjun menjadi merinding. Jeno selama ini tidak pernah seperti itu padanya, meskipun ia menculik Renjun. Renjun tahu Jeno pasti sangat kecewa dengannya. Apalagi yang menjadi lawan di dance poll nya tadi adalah partner kerja nya, Tuan Kim.
Mobil sudah terparkir di halaman kediaman Lee. Jeno turun dengan tergesa diikuti oleh Guanheng dan Yangyang. Renjun mengekori mereka dan masuk menuju ke kamarnya.
Ia duduk di sisi ranjang dan memukul kepalanya pelan.
"Aish bodoh sekali Huang."
Renjun menghela nafasnya.
"Lebih baik aku membersihkan diri."
Ia membuka pakaiannya dan berjalan menuju kamar mandi. Renjun menggosokkan badannya sembari melamun.
Brakk
Jeno masuk ke dalam kamar Renjun. Menerobos shower dan mencium bibir Renjun. Dengan tergesa-gesa dan tanpa jeda. Ciuman itu terhenti ketika Renjun merasa dirinya sudah kehabisan nafas. Renjun memukul dada bidang Jeno beberapa kali.
Jeno mematikan shower dan menatap Renjun. Mengelus pipi si mungil pelan.
"Jangan seperti tadi. Aku tidak suka."
Renjun mengerjapkan matanya kaget dengan perlakuan Jeno tapi kemudian ia tersadar dan mengangguk dengan cepat, sebelum Jeno marah padanya.
"Ung."
---
Sore hari, Jeno membawa Renjun untuk bertemu dengan adik sepupu nya Sungchan. Jeno menggenggam tangan Renjun dengan erat. Mereka bertemu di sebuah cafe terbuka dan duduk di salah satu meja yang dekat dengan pembatas jalan.
"Hyung, dia cantik sekali."
Sungchan menatap Renjun yang sedang membeli eskrim ditemani oleh Yangyang dan Xiaojun.
Jeno tersenyum kemudian mengangguk tanda setuju dengan perkataan adik sepupunya.
Renjun bercengkrama dengan Yangyang dan Xiaojun. Sesekali mereka tertawa. Renjun agak jauh dari Jeno. Membuat Jeno dan Sungchan mengobrol dengan serius.
"Hyung. Katanya kemarin kau memukul tuan Kim?"
"Hm."
"Kenapa?"
Sungchan menghisap vape nya lalu menghembuskan asapnya ke langit.
"Dia lancang menyentuh Renjun."
Sungchan menggelengkan kepalanya. Tidak percaya dengan kakak sepupunya yang ternyata bisa menjadi budak cinta.
"Bersikaplah profesional. Bagaimana jika Mark hyung mendengar hal ini?"
"Aku tidak peduli."
Jeno sesekali mengalihkan perhatiannya pada Renjun yang sedang memakan eskrim. Jeno memperhatikan hingga mata mereka bertemu. Renjun mendekat padanya. Duduk di pangkuan Jeno lalu menjilat bibirnya yang penuh dengan eskrim.
"Um Jeno. Aku bosan. Badanku gerah."
Renjun menatap sayu mata Jeno kemudian berbisik pada lelaki yang mempunyai rahang tegas.
"Aku ingin berenang."
Pelan namun masih bisa Jeno dengar. Renjun kemudian melangkahkan kakinya menjauhi Jeno.
Jeno kembali mengalihkan perhatiannya pada Sungchan.
"Hyung, Renjun orangnya seperti apa?"
"Dia tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata. Dia terlalu sempurna."
Sungchan tertawa.
"Kenapa?"
Jeno menaikan alisnya.
"Sempurna bahkan untuk berenang pun harus berenang di air mancur seperti itu?"
Jeno membalikan badannya dan melihat Renjun yang berenang di antara air mancur taman. Baju nya yang berwarna putih terkena air membuat tubuhnya sangat tampak. Yangyang dan Xiaojun memegangi sepatu dan tas milik Renjun. Jeno dengan segera berjalan menuju air mancur itu dan turun. Mengangkat tubuh kecil Renjun seperti mengangkat karung. Tidak peduli pada bajunya yang basah.
Jeno membawa Renjun ke dalam mobil dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Tidak ingin bodyguard bodyguard nya menatap tubuh Renjun yang terlalu tampak dalam kemeja transparan nya.
Jeju Island
Kapal Feri itu melaju dengan santai nya. Renjun menatap laut dari dalam kapal. Sedari tadi, ia menunggu Jeno yang sedang berbicara dengan seseorang. Yang belum pernah ia temui sebelumnya. Wajahnya sedikit kebulean.
"Kau berani memukul tuan Kim?"
Jeno mengacak rambutnya kasar.
"Dude, berhenti membahas tuan Kim."
Lawan bicaranya, Mark sang kakak tersenyum tipis.
"Bukannya sudah aku bilang jangan sentuh tuan Kim? Dan kau dengan berani malah memukulnya? Kau membuat projek kita gagal Jeno!"
Mark menunjuk wajah Jeno tepat di depan wajahnya.
"Tidak masuk akal. Bahkan alasanmu menonjoknya hanya karena pria jalang yang kau pelihara saat ini."
Pertengkaran mereka terdengar hingga ke dalam kapal, Renjun mendekat dan bersembunyi di balik pintu. Menguping percakapan mereka.
"Mark dia bukan jalang! Berhenti memanggilnya seperti itu!"
Mark memijat pelipisnya yang terasa sakit.
"Lepaskan dia Jeno."
"Tidak. Aku sudah susah payah mencarinya."
Renjun yang bersembunyi kemudian berjalan menghampiri Mark dan Jeno. Dia naik ke lantai atas dan berdiri menghadap ke laut. Jeno mengejarnya ke lantai atas.
"Jeno antar aku kembali ke Seoul."
"Tidak Renjun. Jangan dengarkan Mark."
Renjun menggeleng.
"Mark benar Jeno. Aku tidak disini seharusnya."
Jeno berjalan mendekati Renjun. Renjun yang terkejut memundurkan tubuhnya dan membuat tubuhnya terlempar ke laut.
Byurr
"JENO TOLONG AKU AKU TIDAK BISA BERENANG"
Jeno langsung melompat ke laut dan menyelamatkan Renjun. Membawa Renjun menuju kapal dan menarik tangan Renjun yang berbalut handuk kimono ke kamar mereka.
"Jangan berbuat nekat seperti tadi."
Jeno yang berdiri hanya menggunakan handuk yang ia belitkan di pinggangnya dengan rambut basah membuat Renjun terangsang. Ia duduk di kasur sedangkan Jeno yang berdiri membuat wajah Renjun tepat di depan penis milik Jeno. Renjun menurunkan handuk milik Jeno.
"Renjun apa yang kau lakukan?"
"Jeno sentuh aku."
"Tidak aku sudah berjan-ji."
Ia terkejut dengan Renjun yang tiba tiba menggenggam penis nya.
TBC
hai guys! baru update 365 days lagi ^^ siap siap chapter depan adegan ehem nya ~
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days (Noren) 🔞 ✔
FanfictionJeno menyukainya. Bahkan terobsesi. Ya, terobsesi pada Huang Renjun. Teradaptasi dari film asli nya, 365 Days. Namun ditambahkan sedikit oleh author.