Renjun sudah sampai di kediaman Jeno. Sepi. Entah kemana para bodyguard yang biasa berjaga di kediaman itu. Hendery membukakan pintu mobil untuk Renjun. Wajahnya sangat kacau dan terlihat matanya yang membengkak. Renjun menangis di balik topengnya selama perjalanan kembali ke kediaman besar seperti istana itu.
Hendery mengantar Renjun menuju kamarnya. Hendery membungkuk sopan ketika sampai di pintu kamar yang terbuat dari kayu langka nan mahal kamar Renjun.
"Tuan Jeno sebentar lagi sampai. Tuan sudah menyiapkan handphone, tas, laptop dan keperluan anda."
Renjun menatap kasur nya dan memang benar. Barang-barangnya sudah kembali dan ada di depan matanya. Renjun mengangguk sekilas dan membalikan badannya memunggungi Hendery. Duduk di kasur tanpa mengatakan apapun. Hingga ia mendengar suara pintu ditutup. Sepertinya Hendery sudah pergi.
Renjun membuka pakaian nya dan juga topeng yang sedaritadi melekat di wajahnya. Berjalan menuju kamar mandi dan mandi. Tubuhnya terasa sangat lengket. Dirinya masuk ke bathup dan memejamkan matanya menikmati air hangat.
Renjun turun dari bathup dan memakai kimono. Berjalan menuju cermin besar dan membasuh wajahnya. Tanpa ia sadari, Jeno sudah ada di belakangnya. Memeluk dengan mesra pinggang kecilnya. Menciumi pipi Renjun dari samping. Renjun memejamkan matanya dan sesekali menghindar. Menggerakan kepalanya agar tidak terkena ciuman dari Jeno. Namun tubuh Jeno jelas lebih unggul dalam mendominasi Renjun.
Tangannya yang memeluk pinggang ramping itu berhasil memutar tubuh Renjun menjadi menghadapnya.
Jeno melepas kimono yang menutupi tubuh indah milik Renjun. Sudah mengangkat tubuh Renjun yang kecil ke atas wastafel. Mengunci tubuh kecil itu dan membuai Renjun.
Renjun memeluk pinggang Jeno dengan kaki nya dan meremas rambut Jeno. Jeno membuka zipper nya dan membuka resleting celana nya. Menurunkan nya hingga lutut. Kejantanannya bahkan sudah berdiri tegak. Dan bersiap untuk kembali menikmati lubang yang sedang berkedut di hadapannya. Minta dimasuki.
Jeno memasukan penis nya sekali hentakan. Tubuh kecil Renjun terhentak-hentak. Ia sesekali mendesah dan mendongakan kepalanya. Lemas.
"Ahh..."
Hentakan dari Jeno semakin dalam bahkan bisa Renjun rasakan hentakan itu mendorong sweetspot nya.
"J-jeno..hh"
Renjun mendekap kepala Jeno dan mencium telinga lelaki di hadapannya ini. Dengan beberapa kali hentakan lagi, Jeno mengeluarkan spermanya di lubang itu.
Hangat.
Renjun bisa merasakan sperma Jeno yang membuat hangat tubuh bahkan lubangnya. Mereka berdua terengah dengan Jeno yang sekali lagi menghentakan penisnya, guna benar-benar mengosongkan sperma nya agar tidak terbuang sia-sia.
Jeno menyatukan kedua kening mereka dan mengecup hidung mancung milik Renjun.
"Besok Hendery akan mengantarmu ke bandara."
Renjun mengerutkan dahinya.
"Apa?"
"Penerbangannya jam 8 pagi."
Renjun mengelus pipi Jeno yang menunduk.
"Tapi kenapa.."
"Aku sudah menyediakan apartemen di daerah Gangnam, apartemen milik Yangyang."
Jeno membelai pipi Renjun.
"Aku nanti akan berkunjung ke apartemenmu."
Mereka berdua berpandangan. Jeno menaikan celana nya dan memakainya kembali.
"Aku mencintaimu."
Jeno mengecup bibir Renjun dan melangkah pergi meninggalkan Renjun yang masih belum beranjak dari wastafel.
---
Pagi hari, Hendery benar-benar mengantar Renjun ke bandara. Hendery menatap Renjun yang terlihat murung.
"Kau memikirkan wanita yang kemarin ya? Si wanita ular itu memang terobsesi sejak dulu dengan Jeno. Dan sayangnya Jeno tidak bisa berbuat apa-apa. Dia juga tidak mau Mark marah."
Hendery menghela napasnya.
"Tapi kau jangan khawatir. Kau itu masa depan dia."
Renjun mengerjapkan matanya. Apa dia tidak salah dengar? Jeno menyukainya? Bahkan mencintainya?
Renjun menatap Hendery malas.
"Lalu dimana Jeno?"
Hendery gelagapan dan mengambil handphone nya.
"Aku harus mengangkat telepon ini."
Hendery menekan tombol hijau di layar handphone nya.
"Ya halo?"
Hendery menelepon dengan serius.
"Benarkah?"
Hendery memutus telepon itu dan menatap Renjun.
"Tunggu Yangyang."
"Huh?"
Mobil berhenti. Diikuti oleh mobil yang dibelakangnya.
"Ada apa?"
Renjun bingung ketika Hendery turun dan beralih ke mobil di belakangnya. Mobil itu kemudian berputar kembali ke arah kediaman Jeno.
Mobil yang ditumpangi Renjun kemudian kembali berjalan.
***
Renjun menggeret dua koper nya masuk ke apartemen pemberian Jeno. Dia melihat isi apartemen yang cukup luas ini. Menelisik interior nya. Renjun menyimpan koper nya dan berjalan mendekati jendela. Menatap gedung-gedung tinggi di seberangnya.
Dia menekan tombol di handphone nya. Menekan tombol call pada nama kontak 'Lee Haechan.'
tbc.
baru sadar akan ketololan sendiri kalo Nancy udah dipake namanya di yg adegan pesawat. Berarti yang dijodohin ini namanya Siyeon ya gais.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days (Noren) 🔞 ✔
FanfictionJeno menyukainya. Bahkan terobsesi. Ya, terobsesi pada Huang Renjun. Teradaptasi dari film asli nya, 365 Days. Namun ditambahkan sedikit oleh author.