RTS . 10

519 63 18
                                    

Keajaiban tiba keesokan harinya. Taehyung yang menghilang selama beberapa hari akhirnya pulang kembali ke rumah. Junghyun yang mendapat laporan dari asisten rumah tangganya segera menyambut sang anak dengan gembira.

"Taehyung-ah!" Junghyun berlarian menyongsong Taehyung yang baru saja melangkah memasuki rumahnya. Ia segera saja merengkuh anak terkasihnya dalam pelukan.

"A-appa?" Taehyung terkesiap dengan pelukan tiba-tiba yang Junghyun berikan.

Ia kaget mengetahui Junghyun ada di Korea. Dia pikir Junghyun masih berada di Jerman dan belum kembali.

"Appa? Bagaimana appa bisa ada disini? Bukankah appa masih sibuk di Jerman?"

"Seharusnya appa yang bertanya padamu? Bagaimana bisa kau menghilang selama berhari-hari? Kau kemana saja? Kau tidak tahu semua orang mengkhawatirkanmu?" Junghyun melempar pertanyaan bertubi-tubi pada Taehyung.

"Aku... aku hanya sedang butuh waktu berpikir appa. Aku... harus menjernihkan kepalaku."

Junghyun menatap sendu putra satu-satunya ini. Harta peninggalan paling berharga dari sang istri. Yang kini gagal untuk dia jaga dan lindungi.

"Kau baik-baik saja?" tanya Junghyun lagi. "Apa... cucuku juga baik-baik saja disini?"

Taehyung tertegun. "Jadi... appa sudah tau?"

"Seokjin dan yang lainnya sudah menceritakannya pada appa semalam. Kenapa kau tidak memberitahu appa? Mengapa memendamnya sendiri?"

Setetes demi setetes airmata meluncur dipipi Taehyung tanpa mampu ia tahan. Dia langsung kembali menghambur memeluk Junghyun dan menangis dipundaknya.

"Maafkan aku appa. Aku tidak bermaksud menyembunyikannya. Hanya saja aku... aku takut. Aku takut kau akan marah padaku. Aku takut kau akan membenciku karena sudah mencoreng nama baik keluarga kita appa. Maafkan aku. Hiks..."

Junghyun mengusap punggung Taehyung sayang. Dikecupnya kepala anak tercintanya itu.

"Mau bagaimanapun kau tetap anak appa. Apapun yang terjadi padamu, appa tetap akan bertanggungjawab dan menyayangimu. Jangan pernah meragukan kasih sayang appa padamu. Mungkin selama ini aku memang kurang memberimu perhatian. Tapi jangan salah mengira Taehyung-ah. Kau tetaplah putra appa yang berharga. Seberat apapun masalahmu, appa akan selalu berdiri paling depan untuk mendukungmu. Jadi mulai sekarang jangan pernah sembunyikan apapun lagi dariku, araso?"

Taehyung mengangguk. Sudah lama rasanya dia tidak mendapat perhatian sebesar ini dari ayahnya. Nyatanya Junghyun tetaplah ayahnya yang dulu dan tidak pernah berubah. Taehyung salah mengira. Junghyun tidak memarahinya. Dia justru memberikan perhatian lebih padanya.

"Sekarang ayo kita ke kamar. Kau butuh istirahat. Setelah kau merasa lebih baik baru kita bicarakan hal ini lagi."

"Ne appa."

Junghyun mengantar Taehyung menuju kamarnya. Putranya butuh istirahat. Dia tidak boleh tertekan karena sekarang didalam perutnya ada calon cucunya.












***











Sore harinya, Junghyun mengundang Seokjin, Namjoon dan Jungkook ke rumah. Dia mau membicarakan mengenai kelanjutan masalah ini setelah Taehyung kembali. Ketiganya tiba dengan berbagai macam emosi menumpuk dihati mereka. Gundah, marah, sedih dan juga bahagia karena Taehyung akhirnya pulang.

Ketiganya kini duduk berhadapan dengan Junghyun. Taehyung masih beristirahat dikamarnya. Junghyun belum mau membangunkannya karena kasihan melihat sang anak yang nampak tertekan dan lelah.

REWRITE THE STARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang