(Awkward)
"Aku dengan lingkungan baru selalu dibayangi rasa canggung dalam setiap langkah yang ingin aku jejakkan"
_________________________****
"Asalamu'alaikum"
Ketikan yang berbingkai kotak biru, sesaat setelah isya baru saja berlalu.
"Walaikum'salam
"Hallo Walaikum'salam"
"Walaikum'salam, salam kenal kak"
Dan sebanyak yang aku bisa baca. Terlintas sekejab dibenak ku. Mereka benar -benar ramah atau hanya menjalankan kewajibanya untuk menjawab salamku.
"Stay mana bro?"
Berbarengan dengan simbol @ yang tepat berada didepan username Telegram ku saat itu.
"Batam"
Simple dan mungkin ada yang bilang jawaban super cuek.
Aku yakin tak akan ada yang tau dimana letak kota yang sering dikira masih bagian dari Provinsi Riau. Bahkan beberapa menganggap jika Batam bukan bagian dari Indonesia.
"Oh Batam. Gue pernah kesana"
"Eh kota yang ada patung singa ya kan?"
Sesuai dugaan ku, masih saja menanyakan hal yang jelas-jelas menjadi maskot negara tetangga.
Sabar ucapku perlahan sembari mengelus dada dan menarik pelan nafasku.
Aku sadar mereka hanya mencoba untuk akrab dengan menjadi sok tahu tentang Batam, yang aku saja yakin mungkin sebagian masih mengira jika semua serba murah disini.
"Disini gue bukan jadi duta wisata, disini gue mencoba mencari ketenangan dengan suasana yang akan sedikit memotivasi gue untuk tetap semangat hidup."
Group chat dengan tittle Ramadhan Ceria, iya beberapa hari lagi Ramadhan akan tiba. Aku masih ingat ada emoji hati berwarna merah di ujung kalimatnya.
Sebuah aplikasi membawaku menuju Group chat yang dihuni orang-orang yang dekat dengan Tuhanya. Setidaknya itu kesan pertamaku tentang 700 lebih orang didalam sana.
Aku yang sadar dengan kapasitas pengetahuan tentang agama, setidaknya aku tahu meski aku hampir melupakan penciptaku. Segelap itu masa remajaku. Lebih banyak diam dan berusaha tidak toxic sama sekali. Hal yang lumrah aku ketik bahkan secara lisan.
Mereka akan lebih banyak beristighfar jika aku dan diriku bereaksi berlebihan.Aku salah, iya benar aku salah. Secanggung itu aku dengan lingkungan yang 180 derajat berbeda dengan aku yang beberapa tahun kebelakangan ini terjerumus dalam sisi gelap dari kehidupan.
Sejak hari pertama menjadi mahasiswa baru di salah satu Universitas yang cukup terkenal disini. Aku mulai merasa tak bebas.
Fakultas ilmu sosial , rumah bagi orang-orang yang aku anggap cerdas dengan public speaking selancar jalan tol.
Realiti selalu saja berbanding terbalik dengan ekspektasi.
Di hari pertama aku menginjakan kaki disini, aku sudah mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari salah satu Kating (Kakak Tingkat). Apa aku terlihat semurah itu untuk membalas hal yang lebih seperti pelecehan dibandingkan sikap ramah.
Sumpah risih banget sama hal yang disukai orang-orang kebanyakan.
"Gue aneh gak sih? Gue emang aneh sejak penghianatan yang menghsilkan kekecewaan berujung trauma"
Balik lagi ke Group chat Telegram.
Baru beberapa menit aku tinggal melamun, chatnya sudah hampir menyentuh angka ribuan.Terlalu aktif untuk ku yang terkadang malas membahas hal yang itu-itu saja.
Maksud ku hanya berisi salam dan kemudian dijawab, membosankan. Jiwa barbar ku seakan-akan mengatakan, "hancurkan group ini"
Astaghfirullah, aku istighfar pertama kalinya atas diriku sendiri.
Tolong lah, kontrol jari ku untuk tidak menyinggung siapapun di group yang bernuansa Ramadhan ini. Setidaknya aku kesini untuk lebih baik, meski sebenarnya aku gak sebaik yang aku harapkan.
"Umur berapa bro? Salam kenal"
Aku mengrenyitkan dahi dengan alis kanan terangkat sambil menahan chat tersebut dengan maksud ingin merespon.
"Lupain aja, gue harus terlihat cool disini, mode nyimak aja"
Beberapa menit setelah aku berada disini, hanya sesi perkenalan yang dibahas. Hingga akhirnya satu member mementionku kembali.
"salam kenal Archie"
Terpukau, iya aku kaget. Tapi gak shock sih.
"Salam kenal dari Archie untuk Archie yang lain"
Seketika Kehebohan terjadi, agak lebih dramatis mungkin.
"Lah gue kira tadi itu lu bang"
"Eh iya namanya sama"
"Cek profilnya, mukanya juga sekilas mirip"
Aku terdiam.
"Jadi tadi gue salah mention dong, gue beneran ngira Archie yang ini adalah orang yang sama dengan admin"
"Panggil gue Dan, nama Asli gue Aidan"
Yah, sebenarnya Archi memang bukan Ama asliku. Nama itu diberikan seseorang untukku. Aku menyukainya.
"Oke kak salam kenal kak Dan"
Dari sini aku sadar, lebih tepatnya merasa benar dengan tidak mengubris semua mentionan atas namaku. Iya mereka menginginkan Archie bukan Archie. Maksudku Archie yang alim, bukan dzolim.
"Jadi dari tadi kalian semua salah mention?"
"Eh iya maaf ya kak, habisnya mirip banget"
"Maaf kak, hahaha"
Mood ku berubah seketika, broken heart segampang itu. Maksduku, aku hampir saja ke PD an.
"Gue gak kok, gue udah sadar kalian orang yang berbeda"
"Gue manggil kak Achi aja ya"
Dua mention yang hampir berbarengan. Maaf yang aku cuekin, toh nanti juga kita bakal dekat kan.
"Kok achi, itu cuma nama panggilan aja. Bukan nama asli gue?"
"Iya gapapa, suka aja. Anggap aja nama panggilan akrab gue buat lu"
Oke aku senyum-senyum sendiri. Gak gila kok, aku emang agak depresi tapi gak sampai gila.
Namanya unik. "Soya"
Member pertama yang sering aku mention karna namanya.****
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual (HIATUS)
RomanceRasa sakit dengan tingkat luka yang berbeda. Pejuang tawa yang berusaha mencari ketenangan untuk percaya, jika hidup masih akan tetap berarti sampai benar-benar berakhir. Diantara malam ada jiwa rapuh yang berusaha bertahan. Aidan, pemuda yang sed...