(Unexpected)
"Ekspektasi sering menghianati sebuah realita, aku membencinya. Bukan Kebenaranya, tapi aku yang memberi harapan untuk diriku sendiri. Lalu aku pula yang kecewa"
_________________________****
Mataku masih melekat diantara kantuk. Hujan, seperti biasa masih saja turun sejak kemarin malam. Benar-benar suasana terbaik untuk berangan dalam lelap."Jam berapa ini?"
Meraih ponsel yang tepat berada disebelah bantalku. Mataku menyipit oleh cahaya ponsel yang menyilaukan.
7:30
"Ah masih terlalu pagi untuk bangun"
Ucapku pelan sembari sesekali menguap dan mulai kembali memeluk guling.
Drrrrrrt..!
Ponselku bergetar. Bukan alarm. Karna aku sangat mengenali irama yang aku benci namun tetap kupertahankan. Namanya juga anak kost.Jejeran notifikasi memenuhi setengah laman ponselku. Iya aku lupa mematikan data ponsel karna untuk pertama kalinya dalam tahun ini. Aku ketiduran.
Kantuk ku perlahan menghilang, mataku mulai menatap pada deretan chat yang sudah beribu jumlahnya.
Lebih dari sepuluh mention-an pada username ku. Orang yang sama, yang beberapa jam lalu baru aku kenal. Lebih tepatnya aku ketahui. Bukan soya, aku beberapa kali memastikan jika dia mencariku. Maksudku ya tidak seperti yang kau pikirkan. Aku gak gitu kok.
"Pingin nimbrung, tapi gue gak ngerti pembahasanya. Otak gue masih ngelag ini"
Mengetik lalu kembali menghapusnya, Benar-benar canggung. Takut aja kalau aku salah memilih kata.
"Assalamu'alaikum, selamat pagi semua"
Klasik banget dan tau dong balasanya apa.
Mention ditambah jawaban salam.
Bukan boring dengan ucapan salam, bosan aja gitu, gak ada pembahasan sama sekali.
"Awrrrrrrrr"
Mataku terbuka lebar dengan tawa kecil dibibirku.
"Receh banget gue, gitu doang ketawa"
Oke seseorang sedang merekam suaranya. Almathea Salsabila.
Namanya keren sih, ekspektasi ku mengatakan kalau ini anak anggun banget dengan suara lembutnya.
Lets play..
Cempreng, polusi suara dengan tawa lepas tanpa etika. Sembari mengerang layaknya dinosaurus yang akan segera punah oleh meteor yang berjatuhan dari langit purba.
"Astaghfirullah, merusak ekspektasi gue"
Terkirim dan sesorang itu kembali merekam suara yang membuatku mulai segar dari kantuk.
"Ihihihihihi ngoooooook!!"
Wajahku mendatar dengan bibir yang mulai membuka dan tak sadar, kini aku tertawa untuk hal sereceh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual (HIATUS)
RomanceRasa sakit dengan tingkat luka yang berbeda. Pejuang tawa yang berusaha mencari ketenangan untuk percaya, jika hidup masih akan tetap berarti sampai benar-benar berakhir. Diantara malam ada jiwa rapuh yang berusaha bertahan. Aidan, pemuda yang sed...