Approached

49 6 4
                                    

(Approached)
"Awal dari perkenalan adalah pendekatan yang bertahap, ibarat sebuah hasil dari proses yang tak instant"
_________________________

(Approached)"Awal dari perkenalan adalah pendekatan yang bertahap, ibarat sebuah hasil dari proses yang tak instant"_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****
Hari ketiga sejak pertama aku menemukan mereka. Pendekatan dimulai, maksudnya aku mulai mencoba akrab. Lebih tepatnya berbaur dengan beberapa member aktif. Ya seperti biasa, aku menemukan teman chat yang sedikit banyaknya membuatku lupa dengan semua masalahku. Bukan berarti aku punya banyak masalah, hanya bisa dibilang selangkah lagi menuju depresi.

Group tak seramai biasanya, mungkin karna telah ada larangan untuk tak membahas hal-hal yang melenceng jauh dari tujuan group itu dibuat. Ya harusnya memang seperti itu, tapi kenapa gak ada pembahasan sama sekali. Aku mulai mengeluh untuk group chat yang tak sesuai ekspektasiku. Aku tak dapat apapun tentang motivasi untuk tetap semangat melanjutkan hidup. Tapi disisi lain aku menemukan beberapa kenalan yang menurutku sefrekuensi. Oke jangan berekspektasi lagi, belajar dari Thea. Aku akan mulai memanggilnya saos.

"Sepi banget, gak kek biasanya"

Menghela nafas dalam-dalam sembari merebahkan tubuh ke atas kasur.

"Capek banget, mentang-mentang mau puasa, pada heboh banget ke kafe. Dasar anak-anak ruqiyahable"

Iya aku lelah. Bayangin aja, sejak siang aku telah berkutat dengan komputer lalu sekitar satu jam sebelum malam tiba aku harus meracik minuman di kafe yang lumayan terkenal disini. Gausah disebut, aku gak diendorse. Yang perlu kalian tahu aku satu-satunya bartender disana, maksudnya bartender yang satu udah pulang karna shift pagi. Tau dong anak-anak yang katanya milenial, ke kafe pesan minum doang tapi nebeng wi-fi berjam-jam. Iya itulah tugasku. Aku yang buatin minum untuk mereka.

Jadi aku kuliah dan bekerja ganda diwaktu bersamaan, apalagi sejak pandemi covid 19. Dimanapun bisa ikut kelas yakan. Jadi bisa puas nyari kerja paruh waktu.
Bukan kekurangan uang (agak sombong dikit), lebih ke menyibukkan diri dari hal-hal toxic yang bisa saja menjerumuskanku lebih dalam. Latar belakang ku gelap, nanti aku ceritain. Sekarang bahas hal-hal yang bahagia aja dulu. Ya mereka, yang kutemui di group telegram.

"Drttttt!!"

Notif Telegram membuat mataku terbuka, aku hampir saja ketiduran, gatau sejak kafe rame, aku harus menambah beberapa jam untuk lembur. Lelah banget, tapi berkatnya aku agak sedikit sibuk.

"Hah? Group baru?"

Isinya beberapa member yang tentunya aku sudah lumyaan sering berbalas chat di group sebelah.

"Group baru?"

Beberapa member mulai mengetik, dan si Thea, maksudku saos kembali merekam suara nya. Aku gak akan play pokoknya, demi kebaikan gendang telingaku.

"Iya bang, disini bisa bebas mau bahas apa aja"

"Bener, disebelah terbatas banget."

"Iya gak ada pembahasan, diem doang kek lagi pada musuhan"

Virtual (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang