****
"Pergi aja kalian semua!!! Pergi!!!!!. Gue gak butuh siapapun sekarang. Gue juga bentar lagi bakal mati."
Berteriak histeris di titian kayu yang tepat menghadap kelaut gelap dengan pantulan cahaya bulan dipermukaanya yang berombak.
Malam sunyi dengan suara jangkrik sesekali terdengar di sela rintik hujan yang mulai mereda.
Air matanya tetap mengalir bersama gerimis yang berjatuhan.
Terdiam memandang dengan tatapan kosong, tanganya bergetar dengan buku buku jari yang mengepal.
****
"Akhirnya lu sadar Dan"
Berdiri tepat disamping pria yang baru saja membuka matanya.
"Nih minum dulu, lu agak demam karna hujan-hujanan kemaren malam."
Menyodorkan segelas teh hangat kepada pria yang sejak tadi masih memegangi kepalanya.
"Lu pusing? Emang minum berapa botol kemaren?"
Bertanya lugas dengan tatapan agak khawatir.
"Gue ngapain disini"
Menatap balik dengan wajah sedikit terlihat marah.
"Ya gue tanya balik, ngapain lu tiduran dipinggir laut ?"
"Bukan urusan lu"
"Lu marah sama gue?"
"Lu gak usah nanya bangsat"
"Bukan salah gue, emang dasar tu cewe yang gatel ke gue"
"Lu masih bisa nyalain dia didepan muka gue? Lu sadar gak? Kalau kalian itu sama brengseknya."
"Lu gatau apapun karna lu mabuk"
"Gue mabuk setelah tahu semuanya"
"Dan gue sahabat lu, gamungkin gue sejahat itu buat ngerebut pacar lu"
"Faktanya orang terdekatlah yang paling tau rasanya menyakiti"
"Dan please, gue sama dia gak ada hubungan apa-apa. Oke gue akui dia yang ngejar gue setelah tau lu sakit. Tapi bukan berarti gue bakal nerima dia"
"Terserah lu!!"
"Aidan ayolah, lu gamungkin mikir gue sejahat itu kan"
"Gue gak perlu mikir untuk visual yang senyata itu"
"Lu harusnya bersyukur karna tau sifat asli dia, bukannya malah terpuruk gini"
Aidan bergegas bangkit lalu pergi dengan kemejanya yang tampak lusuh
"Gue gamau kenal lu lagi!"
Berbalik dengan jari yang menunjuk tepat pada pria yang sedari tadi memegangi gelas kaca di tangannya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual (HIATUS)
RomanceRasa sakit dengan tingkat luka yang berbeda. Pejuang tawa yang berusaha mencari ketenangan untuk percaya, jika hidup masih akan tetap berarti sampai benar-benar berakhir. Diantara malam ada jiwa rapuh yang berusaha bertahan. Aidan, pemuda yang sed...