(Dream)
"Aku berharap ada kenyataan yang seindah dalam mimpi ku. Meskipun alurnya membingungkan, namun aku bisa bahagia disana"
_________________________****
"Kak Achi mau minum apa?"Tanya sesosok gadis berhijab ungu didepanku. Aku terdiam sembari melihat senyum dari wajahnya yang ditopang oleh tangan mulusnya.
"Kak. Buruan ih"
"Eh iya Soy, terserah deh"
Tersentak dan kemudian melempar pandanganku ke arah lain sambil agak tersenyum canggung.
Aku tak tahu sekarang dimana, suasananya tampak asing. Wajah orang-orang disini berbeda dari yang biasa kutemui. Yang aku tahu, sekarang sedang duduk dengan seorang wanita diatas rooftop yang dihiasi lampu-lampu gedung pencakar langit dari kejauhan.
"Kak kok diem? Ada apa?"
Untuk kesekian kalinya aku tersentak dari lamunan berkat suara wanita yang aku tahu adalah Soya Amarta, member Group Chat yang beberapa tahun lebih muda dariku.
"Kita dimana Soy? Kok kita disini?"
Bertanya dengan wajah yang jelas binggung sambil mengawas kesegala sudut yang dapat dijangkau pandanganku.
"Kafe kak, kenapa emang?"
Aku menggeleng pelan dan menarik nafasku. Iya, aku tahu ini kafe, tapi maksudku bukan itu. Sudahlah.
"Kita ngapain disini?"
"Kan katanya mau ngumpul"
Menoleh dengan alis terangkat. Ayolah ini lebih terlihat seperti kencan canggung. Sangat canggung sampai aku tak sadar kalau didepanku sudah terhidang secangkir kopi latte dengan siluet hati diatas foam nya. Buah dari kata terserah, sekarang aku harus dihidangkan sesuatu yang aku tidak sukai.
"Ngumpul? Berdua? Ayolah Soy jangan bercanda, gue serius."
"Iya kak, kita disini lagi nunggu beberapa orang. Katanya ontime tapi sampai sekarang belum ada yang datang."
"Siapa? Kok gue gak ingat apapun?"
"Kak Achi masih jetlag? Kok kek orang binggung? Aneh banget deh."
Aku benar-benar gak tau apa yang dibicaran Soya sejak tadi, maksudnya aku gak pernah terlibat janji untuk bertemu siapapun dalam ingatanku. Seakan-akan aku langsung duduk disini dengan suasana yang aneh.
"Nah itu mereka kak. Akhirnya datang"
Menunjuk ke arah beberapa orang yang sedang mendekat. Siapa? Aku mengenali beberapa wajah meski aku tak ingat namanya. Dan satu pria misterius dengan wajah yang tampak tak begitu jelas.
"Heii...Ya Allah akhirnya ketemu. Berasa mimpi deh"
Mereka berepelukan sambil tertawa. Maksudku 3 cewe yang kini aku kenali sebagai Thea, Yaya dan yang sejak tadi bersamaku. Gaffar dan satu pria berkacamata hitam dengan topi dan masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual (HIATUS)
RomansaRasa sakit dengan tingkat luka yang berbeda. Pejuang tawa yang berusaha mencari ketenangan untuk percaya, jika hidup masih akan tetap berarti sampai benar-benar berakhir. Diantara malam ada jiwa rapuh yang berusaha bertahan. Aidan, pemuda yang sed...