Six : Hold You Tight

313 59 1
                                    

Pagi sabtu kali ini Yuri sudah bangun, sesuai janji pada ibunya tadi malam. Hari ini giliran dia untuk mengantarkan pesanan pelanggan.

Kebanyakan warung dilingkungan itu memang selalu memesan kerupuk ikan buatan ibunya.

Yuri nampak bersemangat keliling dengan sepeda kayuh nya, sembari bersenandung riang ia mengantar dari satu warung ke warung lainnya.

"Eoh? Minju!" sapa Yuri.

Terlihat Minju sedang lari pagi di lapangan sepak bola. Gadis itu tidak menghiraukan panggilan Yuri dan terus fokus dengan aktifitas nya, membuat Yuri mengernyit bingung, padahal suara yang ia keluarkan sudah nyaring.

Yuri pun memilih untuk memarkirkan sepedanya, membaca lembar kertas berisi susunan nama daftar pelanggan. Sisa satu yang belum diantar, dan itu warung Minju.

"Ah, pas sekali." ujar Yuri girang.

Ia kemudian dengan segera berlari menghampiri Minju, yang kini sudah kelelahan, dia sedang berbaring santai di rerumputan.

"Pantas saja tidak mendengar." Gumam Yuri, ia pun mencabut earphone yang melekat pada telinga Minju.

Dengan deru nafas yang memburu, Minju membuka matanya perlahan. Meski hari masih pagi, sinar matahari telah bersinar terang membuat pandangan Minju sedikit buram.

"Chaewon?"

Senyum Yuri langsung luntur ketika mendengar itu, ia pun memukul kening Minju pelan, "Chaewon apanya? Ini aku, Yuri."

Minju terkekeh, "Maaf, mataku silau."

Yuri pun langsung ikut merebahkan diri pada rumput, menghirup udara segar pagi ini. Tiba-tiba di otak nya terlintas satu pertanyaan.

"Minju." panggilnya kecil.

"Eung?"

"Boleh aku tanya?"

Minju lalu menatap Yuri bingung, tidak biasanya gadis cerewet macam Yuri meminta izin terlebih dahulu, biasanya ia bahkan selalu bicara walau sudah dibilang untuk berhenti.

"Tanya saja."

"Apa kamu tidak ada niatan lagi untuk bermain musik?"

Minju tersenyum kecil, "Tidak."

Yuri pun membalikkan tubuhnya menyamping menghadap Minju, "Kenapa? Ibumu bahkan bilang kalau kamu hebat menari, ayo mendaftar. Lumayan, untuk menambah anak berbakat disekolah."

Helaan nafas kasar keluar dari Minju, ia benar-benar tidak suka kalau tentang itu harus dibahas lagi. Ia segera berdiri, kembali memasang earphone nya dan hendak berjalan pulang.

Tentu saja Yuri langsung berdiri kemudian menarik tangan Minju, mengharapkan jawaban bagus darinya. Tetapi genggaman tangan Yuri spontan ditepis kasar oleh Minju, pertanda buruk.

"Yuri, aku tidak mau membahas itu."

"Minju, tolong pertimbangkan baik-baik. Bakat mu sama sekali tidak bersalah, kenapa harus meninggalkannya?"

"Cukup!" Minju bergerak maju, menatap tajam manik Yuri, tangannya mengepal kuat mencoba menahan amarah, "Jangan pernah berbicara omong kosong lagi padaku."

Yuri terdiam, masih merasa takut dengan pandangan yang Minju layangkan padanya. Ia tidak menyangka, kalau masalah itu sangat sensitif bagi Minju.

Ia menatap punggung Minju sayu. Padahal Yuri hanya ingin membuat dia merasakan kalau masih ada yang perduli dan selalu siap membantu Minju.

Tapi sepertinya, Minju benar-benar sudah bulat memutuskan untuk menutup segala mimpi dan membuangnya jauh.

Yuri terus berdiam ditempat, menunggu jarak waktu yang lama dari Minju pergi. Karena toko terakhir yang harus disinggahi adalah milik ibu Minju dan juga agar dapat memberi kesempatan untuk Minju dengan kesendiriannya.

Nemesis : For Her Ft. Kim MinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang