Eleven : For The First Time

261 51 3
                                    

"Minju!!"

Yujin segera berlari menghampiri gadis yang kini tengah terikat pada sebuah pohon, dengan kondisi yang amat menyedihkan.

Untung saja Yujin memutuskan untuk mencari disekitaran luar gedung, dan pada akhirnya bertemu ditempat pembuangan sampah.

Masih tidak habis pikir dengan keadaan yang mengejutkan ini, Yujin semakin dibuat terkejut ketika melihat wajah Minju nampak merah-merah.

"Minju, astaga! tunggu sebentar." dengan perasaan bercampur aduk Yujin berkeliling mencari benda tajam yang dapat memutus tali.

Pecahan kaca Yujin ambil, kemudian kembali dengan langkah tergesa-gesa nya. Setelah tali terbuka, Minju langsung berlari dari sana semakin membuat Yujin kebingungan, ia pun memutuskan hanya mengikuti langkah Minju saja.

Ketika sampai diparkiran Minju berpapasan dengan Chaewon yang sama terkejutnya dengan Yujin, terlebih lagi penampilan Minju yang sangat berantakan membuat mereka bertanya-tanya ada apa gerangan sebenarnya ini?

Minju hendak terus berlari namun tangannya segera ditahan oleh Chaewon.

"Mau kemana dengan keadaan seperti ini?!"

"Lepas!" Minju menepis kasar tangan Chaewon, namun kembali ditangkap ketika dia hendak lari lagi.

"Tidak Minju! Kamu sedang terluka, tetap disini bersamaku."

Chaewon mendekap Minju dari belakang dengan erat, tidak memperbolehkan gadis itu mengambil langkah selanjutnya. Meski terus berontak akhirnya pun tenaga Minju mulai terkuras habis, dia hanya bisa pasrah dan menangis sejadi-jadinya dipelukan Chaewon.

Yujin hendak menghampiri mereka, namun tangannya tiba-tiba ditahan.

"Wonyoung?"

Wonyoung menggeleng pelan, "Biarkan dulu." sarannya.

Dari arah lain pun datang Yena juga Yuri. Mereka berdua terdiam, meski didalam pikiran mereka sama bingungnya sekarang.

***

Setelah melewati diskusi singkat, mereka memutuskan untuk mengantar Minju kerumah sakit, mengingat keadaannya sungguh memprihatinkan dengan luka lebam dibeberapa sudut wajahnya.

Kini diruang rawat Minju hanya tersisa Chaewon dan Yuri saja. Yang lain harus pulang karena hari sudah mulai sore.

Sejak masuk sampai sekarang Minju terus memejamkan matanya, entah dia sungguhan tidur atau hanya pura-pura saja, tidak ada yang tahu.

Si kembar pun hanya bisa saling diam, tidak ada niat untuk bertanya kejadian sebenarnya pada Minju, mencoba memahami keadaannya yang mungkin butuh waktu sendiri.

Tidak lama waktu berlalu, ibu Minju datang dengan tergesa-gesa setelah diberi kabar oleh Yuri bahwa putri kesayangannya masuk rumah sakit.

"Minju! Ya ampun, ada apa ini sebenarnya? Mengapa keadaanmu bisa begini?" tanyanya khawatir, bahkan matanya sudah berkaca-kaca, merasa sedih melihat sang anak terbaring lemah diranjang rumah sakit.

Minju pun membuka matanya perlahan ketika mendengar suara yang amat ia kenali telah tiba, tersenyum kecil saat melihat wajah sang ibu.

"Ibu tidak perlu khawatir, hanya luka biasa." jawab Minju pelan.

Wanita paruh baya itu tidak dapat lagi menahan air matanya, dia pergi untuk memeluk Minju erat, "Bagaimana ibu bisa tidak khawatir? Sebenarnya kamu kenapa?"

Minju perlahan melepaskan pelukannya, merubah posisi menjadi duduk. Dia tersenyum sembari meraih tangan sang ibu untuk digenggam.

"Ketika ingin pulang kerumah, kendaraan yang aku tumpangi hilang kendali, jadilah seperti ini." bohong Minju, dia tidak ingin ibunya mengetahui kenyataan yang sebenarnya.

Nemesis : For Her Ft. Kim MinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang