___________
Hari ini adalah hari paling kacau Wonhee, di mana ketika ia baru saja menapaki kampus dan sampai di kelas, semua teman-teman dari perempuan sampai laki-laki menanyakan hal yang sama dengannya.
"Kau serius akan bertunangan?"
Wanita Jeon itu tidak tahu kenapa informasi pribadi seperti ini bisa tersebar. Tak sampai ia melihat seorang perempuan tersenyum tak jelas memandangnya di dalam kelas. Tentu saja, si calon adik ipar, Hala.
"I-iya, masih lama sejujurnya." Wonhee mengusap tengkuknya yang tak gatal, malu dan gugup menjawab pertanyaan teman kampusnya.
"Dengan siapa? Kau bahkan tidak dekat dengan laki-laki sejauh ini, aku benar-benar terkejut saat mendengar kabar kau akan bertunangan."
Hala menginterupsi, "Kalian tunggu saja, nanti saat menikah Wonhee akan mengundang semua orang-orang kampus agar kalian tahu wajah dari calon suaminya."
Semua orang di sana langsung berbinar dan senang mendengar itu, Wonhee buru-buru menyikut perut Hala. Kesal dengan omong kosong yang ia katakan pada teman-temannya.
"Tidak, aku tidak mengundang semuanya. Mungkin hanya kalian saja."
Hala mengerlingkan matanya di depan Wonhee, "Ah, jangan begitu. Calon suamimu, 'kan kaya, pasti bisa mengundang teman-teman kita satu kelas. Jangankan satu kelas, satu kota pun bisa."
Tingkat kemarahan Wonhee menaik drastis saat mendengar guyonan Hala. Bisa-bisanya ia berkata begitu, padahal laki-laki yang Wonhee ajak adalah kakaknya sendiri.
"Calon tunangan lebih tepatnya." Wonhee pura-pura tertawa di depan Hala.
"Astaga, aku tidak kuat mendengar hal-hal romantis seperti ini. Tiba-tiba saja temanku bertunangan, sedangkan aku masih menyendiri sampai sekarang." Salah satu perempuan teman kelas Wonhee ikut merasa senang dengan berita pagi ini. "Selamat ya, Hee, semoga langgeng sampai pelaminan."
"Oh, pasti!" Hala menyambar, "Kalian ingin request bayi lucu nan gemas pada Wonhee pun bisa. Rencananya Wonhee ingin punya sepuluh anak agar bisa membentuk tim sepak bola."
Kontan saja itu membuat teman-teman Wonhee kembali heboh dengan omong kosong Hala. Kalau begini jadinya, bisa-bisa Wonhee tidak jadi bertunangan. Karena ya, belum bertunangan saja sudah menjadi bahan guyonan.
"Aku tak akan menikahi kakakmu kalau kau terus seperti ini." ancam wanita Jeon itu dengan nada berbisik pada Hala.
"Ah, kakak ipar jangan seperti itu." Nada bicara Hala tiba-tiba berubah gemas dan seperti dibuat-buat, "Kau tidak kasihan dengan kakakku yang semakin tua masih melajang? Dia sudah seperti orang tolol mencintaimu, tega sekali jika sampai kau tak menerima lamarannya nanti."
Wonhee mendudukkan dirinya setelah keadaan mulai sepi, satu per satu temannya sudah kembali ke tempat masing-masing usai mendapatkan informasi mengenai pertunangannya.
Wanita itu yakin sekali ia akan jadi perbincangan mahasiswa dan dosen di kampus. Masalahnya, baru dirinya seorang yang secara terang-terangan melangsungkan pertunangan saat usianya masih dibilang muda. Lebih-lebih lagi jika mereka semua tahu siapa orang yang akan bertunangan dengannya. Mungkin, kaget.
Ah, bukan mungkin lagi. Sudah pasti kaget. Beberapa orang mungkin tahu mengenai Taehyung, seorang sutradara yang termasuk ke dalam orang-orang yang berpengaruh di media Korea.
Padahal Wonhee ingin hubungan mereka ini tidak diumbar begitu. Lebih suka memprivasikan hal yang seperti ini, ia takut hubungannya dengan Taehyung dijadikan bahan hiburan oleh media massa yang kadang berkomentar suka menyakiti hati. Siap-siap mental dari sekarang, Wonhee hanya berasumsi seperti itu ke depannya untuk jaga-jaga saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Acme
FanfictionWonhee tak pernah tahu, jika kedatangannya ke rumah Hala akan membuat hidupnya menjadi lebih berwarna 'sementara', karena kehadiran kakak laki-laki temannya itu. Tapi Wonhee menyadari satu hal yang ia rasakan ketika saling bertatapan dengan mata ind...