05. Forced

14.8K 1.8K 382
                                    

_________

Malam hari sekitar pukul delapan selepas Wonhee mandi, ia kembali jengkel kala melihat dua orang yang berada di ruang tamu tengah menonton televisi itu membicarakannya.

Padahal ia hanya ingin lewat untuk mengambil makanan di dalam kulkas, tapi sayang dapurnya itu berada di barat yang sudah pasti harus melewati ruang tengah dulu baru bisa sampai.

Wonhee menarik napas keras lalu menghembuskannya pelan-pelan. Kalau untuk masalah membicarakan seseorang, Jungkook memang jagonya. Dan ibunya malah ikut-ikutan juga merumpi bersama adiknya sambil sama-sama memakan keripik kacang di atas sofa.

"Uh, ada yang sombong nih Bu, baru jadi pacar seorang sutradara tampan."

Ibunya hanya terkikik geli seraya tangannya bergerak mengambil keripik yang dipangku Jungkook, "Biarkanlah Noona-mu punya pacar, nanti Ibu bisa pamer menantu sukses dengan teman yang lain,"

Wonhee mendecih di depan kulkas mendengar dua makhluk itu membicarakannya keras-keras. Ia langsung bergerak mengambil minuman dan sebungkus jeli lalu berjalan cepat menghampiri ibu dan adiknya di ruang tengah.

Mata bulat Wonhee memandang dua orang itu tajam, "Aku tidak berpacaran dengannya."

Jungkook tertawa kecil, karena melihat anak laki-lakinya tertawa wanita itu juga ikut tertawa meledek Wonhee.

"Ibu, Noona mulai sombong. Nanti kualat lho, kalau tidak mengakui pacar sendiri." kata Jungkook pelan lalu kembali melahap keripik kacang yang bungkusnya super besar berada di pangkuannya.

"Kenapa tidak bilang kau punya pacar? Ajak saja dia ke sini sering-sering, siapa tahu jadi jimat penglaris restoran ayam kita."

Wonhee memutar bola matanya kesal menatap sang ibu, "Karena aku tidak berpacaran dengannya, kita tidak kenal."

Adiknya menyolot menatap ibunya penuh perlawanan, "Jungkook tidak bohong, Bu. Jungkook sendiri lihat kalau laki-laki itu bilang kenal dengan Noona. Ibu percaya dengan Jungkook, kan?"

Ibunya mengangguk mengiyakan, lebih mempercayai si anak bungsu. Langsung saja Wonhee bergerak cepat menuju kamarnya. Muak mendengar ibu dan adiknya mengoceh sembarangan tentangnya. Sok tahu sekali mereka.

Tapi, tapi jika mereka berdua tahu kalau Wonhee sudah diperawani, nyawanya bisa jadi taruhan. Bisa dijadikan menu baru di restoran. Percuma usahanya dari dulu ingin menata dan merapikan masa depan hancur hanya karena Taehyung—lebih tepatnya milik laki-laki itu.

Perempuan tinggi itu merebahkan dirinya di atas ranjang, merentangkan tangannya lebar-lebar lalu mengambil bungkus jeli dan minuman yang ia bawa. Tangannya dengan santai meraih remot televisi di atas bantal.

Tepat ketika televisinya hidup, Jungkook datang dengan pakaian khas rumahan menerjang kakaknya yang sedang asyik mengunyah jeli. Wonhee langsung tersedak kala badannya ditimpa badan bongsor adiknya.

"Astaga! Jung—aku mati!"

Laki-laki itu hanya menyengir melihat kakaknya tersedak, dan ia langsung kaget ketika dadanya ditendang oleh kaki kakaknya. Untung tidak sampai terjatuh.

"Aku kutuk kau!"

Jungkook menggerakkan kepalanya, meledek, "Noona bukan ibuku, jadi tidak bisa mengutuk."

Dari pada mulutnya sakit berdebat dengan sang adik, Wonhee memilih diam dan melanjutkan kegiatan mengemilnya.

"Ayo main, Noona."

Wonhee berdecak melirik Jungkook yang tengah bersimpuh di sampingnya, "Malas, Kook. Kau yang membuat mood-ku jadi tidak baik!"

Mendengar sang kakak berteriak keras padanya, Jungkook memilih ikut merebahkan diri di samping Wonhee dengan tangannya yang ikut-ikutan mencuri cemilan kakaknya.

AcmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang