YN ☞ 22. Di Sekolah

612 17 0
                                    

Vote & Komen diperlukan. Jangan sombong 🙂

18+

"Bapak merasa senang karena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bapak merasa senang karena... Akhirnya penderitaaan guru-guru dusini berakhir, tapi sedihnya... Nggak ada yang membersihkan toilet lagi anak anak nakalku tersanyang. Uhuhu!" Ujar pakep drama.

"Huuuu!!" Hura para siswa.

"Hus sudah, bapak hanya bercanda. Kecuali soal kelulusan bapak nggak bercanda. Dengar baik-baik, kalian tang disebutkan namanya lulus sedangkan yang tidak disebutkan berarti kalian tidak lulus. Mengerti?!!!" Tanya pakep yang sukses membuat siswa-siswi nya gelisah.

"Ngerti!" Jawab mereka.

"Baik nama yang pertama, Doremi Solasido, Justin Bibit, Zeyn Malas,... Lalu... Semua yang tidak mampu bapak sebutkan namanya. Alias seluruh kelas 12." Ujar pakep agak keras, hal itu membuat terikakan bahagia menutupi segala suara yang ada dimuka bumi.

Senyum bahagia tak luput dari wajah mereka, 3 tahun penuh perjuangan menghadapi tugas (membersihkan toilet?) Akhirnya tamat. Dan kini mereka akan angkat kaki dari tempat itu.

...

Jangan heran lagi kalau pas pengumuman kelulusan tidak ada yang namanya coret-coret baju. Pasti dan harus ada acara itu.

Begitupun yang dilakukan sekarang. Seluruh lorong, koridor, dan tempat-tempat lainnya penuh dengan anak-anak mantan kelas 13 yang sibuk corat-coret pakaian seragamnya, berbagai macam warna menghiasi baju putih mereka.

Yaya pun demikian, ia membiarkan anak-anak yang mau menulis bajunya kesempatan. Bahkan ia juga mencorat-coret/ menulis namanya pada setiap siswa/siswi yang memintanya.

Senyum bahagia tak luput dari wajah kecil dengan paras cantik itu. Hingga membuat seseorang yang melihatnya berbalut senyuman yang menampilkan lesung pipi yang jarang dipancarkan itu terpesona.

Lelaki itu mengantongi kedua telapak tangannya sambil melihat senyum ceria Yaya.

Buaaakkh!

Satu bogeman dari tangan GG sukses membuat lelaki tadi itu atau Nono terdorong kedalam kelas Yaya.

"Anjirrr sakit begi!" Gerutu Nono.

"Alaaah anak geng kok sakit. Sini gue cap dulu nama gua!"" Ujar GG sembari mendekati dada Nono dan menuliskan sesuatu dibagian atas saku seragamnya.

"Lo nulis apa sih?! Jangan aneh-aneh ya!" Ujar Nono.

"Aelaaah. Bacod lu. Gue heran baju lo masih kinclong aee!" Ujar GG. Ya tepat, baju seragam milik Nono tak terdapat pelangi seperti baju anak-anak lainnya.

Bukannya membalas ujaran GG, Nono hanya memutar bola matanya jengah sambil berdiri terpaku menunggu GG menyelesaikan karyanya. Mata Nono kemudian kembali menangkap sosok Yaya yang sedang menulis namanya pada pundak seorang lelaki yang sedang menunduk.

YAYA DAN NONOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang