DEPRESSION

2.2K 218 3
                                    

(Y/N) : your nama
Setting : after End Game
BUCKY X You (Readers)

Setelah selama 5 tahun sebagian orang menghilang dari bumi, kehidupanmu kembali berjalan dengan normal. Orang tua dan teman-temanmu kembali di saat kamu berusia 24 tahun. Ya... kamu melewatkan awal-awal usia 20 tahunmu sendirian, kesepian. Kamu bekerja serabutan pagi siang malam untuk bertahan hidup. Tiap malam di tahun pertama kehilangan keluargamu, kamu selalu menangis sejadi-jadinya. Di tahun kedua diisi dengan beberapa percobaan bunuh diri, namun beberapa kali itu juga digagalkan oleh tetanggamu. Di tahun ketiga kamu sudah mati rasa. Di tahun keempat kamu mulai menyusun rencana khayalan tentang masa depan jika keluargamu kembali atau tidak kembali sama sekali. Di tahun kelima kamu kembali memikirkan tentang bunuh diri, namun terdengar desas desus kalau Avangers sedang merencanakan misi untuk mengembalikan dunia ke keadaan semula. Harapan kembali tumbuh dalam dirimu. Kamu membuang pikiran untuk bunuh diri itu jauh-jauh dan memilih pergi menemui psikiater untuk mengobati mentalmu. Well...sekarang kamu sudah dipertemukan kembali dengan keluargamu. Kamu sangat berterima kasih dan kagum dengan para Avangers walau kamu juga merasa sedih karena beberapa dari mereka harus gugur.
Sebulan setelah orang tuamu kembali, mereka mengajakmu untuk berkumpul dengan mereka di ruang tamu sehabis makan malam. Mereka menyuruhmu untuk kembali melakukan apa yang kamu inginkan, yaitu menjadi seniman. Dari raut wajah mereka terlihat jelas mucul kekhawatiran. Mereka tentu tahu betapa beratnya dirimu harus berjuang sendirian selama 5 tahun belakangan ini. Kamu menggenggam erat obat antidepresan yang ada disaku hoodiemu erat-erat. Sepertinya mereka juga sadar kalau kau mengkonsumsi itu selama satu tahun belakangan ini.
Setelah beberapa minggu merencanakan matang-matang apa yang ingin kamu lakukan, kamu memutuskan untuk pergi keluar dari rumah dan tinggal di Brooklyn, New York. Kamu menyewa apartment murah lusuh dengan lantai kayu yang berderit dan dinding tembok yang tipis untuk menghemat pengeluaran. Lagipula kamu juga bukanlah orang yang berisik dan sedikit suara yang masuk menembus apartmentmu juga membuatmu merasa lebih nyaman karena kamu sendiri sudah muak dengan keheningan selama 5 tahun belakangan ini.
Di hari pertama kamu tinggal, kamu merasa sangat senang karena kamu bisa kembali memegang pensil dan kuas kesayanganmu untuk kembali membuat karya. Saking senangnya, kamu bahkan menggambar sampai larut malam hingga muncul suara yang mengagetkanmu. Dari dinding sebelah kanan apartmentmu kamu bisa mendengar suara erangan seorang pria yang seperti marah dan kesakitan. Suara itu terdengar tidak lama. Hanya kurang lebih satu menit dan setelah itu kembali hening. Kamu cukup penasaran apa yang terjadi dengan tetanggamu tapi tiba-tiba rasa kantuk mulai muncul dan kamu memutuskan untuk pergi tidur. Selama berada di atas ranjang dan menunggu bisa terlelap, kamu menerka-nerka apa yang terjadi dengan pria di sebelah aparmentmu. Kamu tidak takut, hanya saja penasaran. Akhirnya kamu memutuskan untuk memastikannya besok. Kamu berencana untuk bangun pagi-pagi dan menguping tetanggamu, menunggu ia keuar dari apartmentnya lalu kamu akan pergi mengintip melalui kaca intip pintu. Toh Ia harus melewati depan apartmentmu untuk keluar dari bangunan ini.

Keesokannya kamu benar-benar bangun sangat pagi. Sekitar dari jam 5:30 pagi kamu sudah bersiap mandi dan sarapan hingga akhirnya kamu mendengar pintu apartment tetanggamu terbuka pelan. Kamu buru-buru berdiri di depan pintu apartmentmu dan mengintip melalui kaca intip pintu. Kamu melihat seorang pria dengan pakaian gelap dan mengenakan sarung tangan kulit berjalan hampir melawati pintu apartmentmu namun seketika pria itu diam tepat didepan pintumu. Pria itu menolehkan kepalanya menatap pintumu. Dahinya menyernyit seolah-olah mengetahui bahwa ada orang dibalik pintu ini sedang mengawasinya.
Seketika kamu merasa darahmu membeku. Sepasang mata berwarna biru balik menatapmu. Kamu terkejut kenapa pria itu bisa tahu kalau kamu sedang mengawasinya dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah kamu tahu siapa pria itu.
"Bucky Barnes" sebutmu dalam hati
Tentu kamu mengenal siapa pria itu. Selama 5 tahun belakangan ini kamu sering berkunjung ke Smithsonian Institution untuk mengusir rasa bosan, membaca profile Steve Rogers dan Bucky Barnes berulang-ulang dan sekarang Pria bernama Bucky sedang ada dihadapanmu, hanya dihalangi oleh pintu kayu reyot.
Bucky masih menatap kearah pintumu dan sekarang mulai berjalan mendekat. Jantungmu derdegup kencang sekaligus kamu dibuat kagum dengan instingnya sebagai mantan assassin yang menyadari kalau kamu mengawasinya. Tanpa pikir panjang kamu langsung membuka pintumu dan berjalan keluar seperti hendak pergi. Kamu mendongkakan kepalamu dan tersenyum singkat kearah Bucky lalu pergi meninggalkannya yang masih terdiam di depan pintu.

Leave The Door Open| Bucky x reader (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang