TEASE

1.3K 169 1
                                    

PART 7
(Y/N)
Setting : setelah End Game
BUCKY X You (Readers)

Kamu terbangun subuh hari sekitar jam 2 karena merasa ranjangmu bergerak beberapa kali. Kamu juga mendengar geraman berasal dari belakangmu. Kamu membalikkan badan dan mendapati Bucky tengah mengigau. Badannya basah karena berkeringat. Kedua tangannya mengepal. Kamu terkejut dengan lemandangan itu dan mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Bucky tidak berhenti mengigau. Tangan logamnya mulai sedikit bergerak dan kamu seketika melompat turun dari ranjangmu karena takut. Kamu mengamati Bucky dan merasa kasiahan dengannya yg selalu mendapatkan mimpi buruk. Entah apa yang dia mimpikan.

Kamu perlahan-lahan merangkak ke atas ranjang dan menaruh tanganmu keatas dada Bucky. Kamu terkejut karena suhu badan Bucky terasa sangat panas. Kamu kemudian mengelus wajahnya perlahan sambil memanggilnya.

"Mr Barnes..." ucapmu lembut

Tidak lama, ekspresi Bucky yang semula tegang menjadi rileks sedikit demi sedikit. Kamu masih terus mengelus wajah dan rambutnya karena kamu rasa cara ini cukup efektif. Tapi setelah itu timbul niat isengmu untuk menyubit dagu Bucky yang memiliki celah itu. Bucky mengerutkan dahi sebelum akhirnya terbangun. Kamu melihat mata birunya yang masih mengantuk.

"Kamu mengigau tadi. Aku takut kamu akan memukulku dengan tangan logammu" ucapmu

"Ah... aku minta maaf" jawabnya dengan suara serak sambil mengusap mata

"Kau mau aku ambilkan minum?" Tanyamu

"Boleh, terima kasih" jawabnya

Kamu bangkit dari ranjangmu, mengambil kaos oversize yang kamu temukan di lantai dan berjalan ke arah dapur. Kamu mengambil gelas dan membuka kulkas, menuangkan air dan sedikit menumpahkannya karena terkejut sepasang tangan memeluk pinggangmu dari belakang.

"Aku suka baumu seperti aku" ucap Bucky yang membenamkan wajahnya di leher kananmu.

Ternyata kaos yang kamu kenakan adalah bajunya

"Ah..." suara itu keluar dari mulutmu karena sensasi geli yang mau rasakan.

Semula Bucky mencium lehermu namun lama kelamaan ia menggigit dan menghisap lehermu hingga meninggalkan ruam merah keunguan. Kamu serasa akan gila. Tubuhmu kembali memanas, kamu mulai melengkungkan tubuhmu dan merasakan sesuatu yang keras mengenai bokongmu namun tiba-tiba Bucky melepaskan pelukkannya dan mengambil gelas berisi air di depanmu dan membawanya masuk kembali ke kamar.

Kamu ditinggal sendirian di dapur di tengah-tengah keadaan tubuhmu yang sudah sangat siap. Kamu tentunya sangat sebal dipermainkan seperti itu namun sifat kompetitifmu membuatmu menahan nafsumu dan mulai berpikir untuk memberi Bucky sedikit pelajaran.

Kamu masuk ke dalam kamar dan mendapati Bucky sudah terbaring telentang di atas ranjang dengan kedua tangan di belakang kepalanya. Walau memejamkan mata, kamu tahu dia belum tertidur. Kamu membuka kaos milik Bucky yang kebesaran dari tubuhmu dan melipatnya. Kamu membuat dirimu sibuk merapikan pakaian-pakaian kalian yg berserakkan di lantai dengan bertelanjang bulat. Kamu berusaha pura-pura tidak melihat Bucky tapi kamu bisa mengetahui dari sudut matamu bahwa Bucky mulai memperhatikanmu. Ia terlihat memperbaiki posisi tidurnya beberapa kali.

"Kamu tidak mau kembali naik ke atas ranjang?" Tanyanya

"Ehmm... belum" jawabmu menggoda

"...."

"... ayolah sudah malam" ucapnya

"Sebentar" jawabmu singkat

"..."

"Sudah mau jam 3 pagi" ucapnya frustasi

"Kayaknya aku ingin melukis di ruang tengah" jawabmu sambil mulai berjalan keluar, masih tidak berpakaian

"Oke fine!" Ucap Bucky semakin frustasi sambil melompat turun dari ranjang dan mengikutimu keluar kamar

Kamu mulai mengikat rambutmu dan menyiapkan kuas-kuasmu sedangkan Bucky terlihat duduk diatas bangku yang sering kamu gunakan. Kamu melihat Bucky dengan tetap menjaga ekspresi datarmu. Kamu menghampirinya dan duduk di atas pangkuannya. Kamu mulai melukis tanpa menghiraukan tangan Bucky yang mulai bergerak ke mana-mana.

"Jual mahal huh? aku suka itu" ucap Bucky

"Terakhir aku mendengar itu dari pria yang menamparku tempo hari" balasmu

"Aku akan memberinya pelajaran kalau ketemu nanti" ucap Bucky.

Dari nada bicaranya kamu bisa mengetahui kalau dia tidak sedang bercanda. Tangannya berhenti meraba dan ekspresinya berubah kesal, dahinya mengerut dan nafasnya menjadi cepat. Kamu bisa merasakan nafasnya di punggung dan bahumu. Tubuhmu spontan mengejang karena tidak kuat. Tapi seketika rasa kantuk menyerangmu.

"Aku mau tidur sekarang" ucapmu

"Phew~ akhirnya" balas Bucky senang

"Bukan. Maksudku tidur... tidur" ucapmu sambil mengusap kedua matamu

"... oke, kemarilah sleepy head" balas Bucky sambil mengendongmu masuk ke dalam kamar

Lagi-lagi dia meletakanmu ke atas ranjang dengan lembut lalu menyelimutimu.

"Tidurlah sleeping beauty" ucapnya sambil mengecup bahumu

To be continued

Leave The Door Open| Bucky x reader (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang