CALL ME BUCKY

1.3K 145 3
                                    

PART 13

🌹smut warning🌹

(Y/N)
Setting : setelah End Game
BUCKY X You (Readers)

Nada dering terdengar sama kencangnya dengan detak jantungmu. Kamu tidak tahu berapa lama sampai akhirnya Bucky mengangkat telepon darimu.

"Hallo"

Suara pria yang kamu rindukan terdengar jelas. Seketika kalimat yang telah kamu rangkai buyar begitu saja. Kamu tiba-tiba menangis.

"...kapan kamu mau pulang?" Tanyamu sambil terisak"

"...." Bucky tidak bersuara

"Hallo?" Tanyamu

Masih tidak ada jawaban.

Kamu mengecek ponselmu apa panggilanmu masih tersambung atau tidak.

"Hallo, Mr. Barnes....Aku merindukanmu. Maaf karena aku tidak pernah menceritakan semuanya. Maaf aku... " kamu tidak bisa melanjutkan ucapanmu. Dadamu terasa perih karena menangis tersedu-sedu.

"Bucky"

Kamu terkejut dengan suara Bucky yang tiba-tiba terdengar

"Aku bilang panggil aku Bucky" ucap Bucky

" Bucky... cepatlah kembali" ucapmu lirih

"Aku di luar" ucap Bucky.

Kamu terkejut dan langsung berlari keluar dari cabinmu. Kamu mendapati Bucky berdiri di depan cabinmu sambil membawa tas besar. Segera kamu berlari dan memeluk Bucky dengan sangat erat. Bucky membalas pelukanmu dan mengelus rambutmu.

"Aku mencintaimu" ucapmu sambil menangis

Bucky memegang kedua pipimu dan mendekatkan wajahnya kearahmu. Bibirnya menyentuh bibirmu. Kalian melepas rindu cukup lama di depan cabin hingga ciuman itu berubah menjadi panas. Bucky mengangkat tubuhmu masuk ke dalam cabin sambil masih menciumu. Bibirnya turun ke lehermu. Bucky terdiam sebentar melihat lebam di lehermu akibat perlakuan Steve. Kamu mendengar Bucky menggeram sebentar kemudian merasakan Bucky mencium lehermu.

Kamu tidak menyadari sejak kapan dirimu sudah berada di dalam kamar. Bucky masih terus membenamkan wajahnya di lehermu. Tangan kanannya mulai meraba dadamu dan memainkannya dengan jarinya. Mula-mula kamu menggigit bibirmu untuk menahan suara namun lama-kelamaan desahan itu keluar begitu saja. Bucky mendorong pahanya ke sela-sela kakimu dan kamu duduk di atasnya. Bucky mengangkat pahanya ke atas, menciptakan gesekan sebelum menurunkannya, hal tersebut membuatmu membuka mulutmu karena terkejut namun dia tidak berhenti menciumu. Entah sejak kapan kamu mulai menikmati sensasi di tubuh bagian bawahmu. Kamu bergerak perlahan di atas paha Bucky yang masih berada di sela-sela kakimu. Tidak lama kamu merasa bahwa kamu akan segera sampai. Kamu membenamkan jari-jarimu ke punggung Bucky yang masih dilapisi baju. Tiba-tiba saja Bucky menurunkannya dan melepas ciumannya. Ia berjalan mundur perlahan dan menutup pintu kamar yang sedari tadi terbuka.

"Buka bajumu" perintah Bucky

Berbeda dari kemarin, Kali ini Bucky tidak melepas bajumu. Dengan kondisi lampu kamar yang masih menyala, kamu menjadi ragu untuk membuka bajumu.

"...aku-"

"Sekarang!" Pinta Bucky dengan ekspresi serius.

Kamu merasa malu namun juga suka dengan sikap Bucky yang dominan. Perlahan-lahan kamu membuka pakaianmu, merapikan rambutmu dengan tangan agar terlihat lebih pantas namun kamu tidak sengaja melihat pantulan dirimu di kaca sebelah ranjangmu. Bekas lebam hasil perbuatan Steve di tubuhmu masih tertinggal. Tanpa sadar matamu mulai berkaca-kaca. Kamu mengingat perlakuan Steve kepadamu. Bucky masih berdiri agak jauh di depanmu, memandangimu dengan ekspresi serius. Kamu mulai menangis sejadi-jadinya, tubuhmu bergetar, dadamu sakit menahan sedih.

Kamu mengusap air mata dan mengangkat kepalamu untuk melihat Bucky. Tanpa ragu kamu berjalan mendekati Bucky, memeluk pria itu berusaha mencari perlindungan.

"Aku takut..."

Bucky memelukmu dan mengangkat tubuhmu. Dia membaringkan tubuhmu di atas ranjang dan dia berlutut di atasmu. Bucky meraba setiap inci tubuhmu dengan tangan logamnya. Sensasi dingin pada permukaan kulitmu membuatmu menggeliat. Bucky mulai membuka pakaiannya. Tangan kanannya meraba bagian sensitifmu dan mulai bermain di sana. Kamu terkejut saat ia memasukan jari tengahnya ke dalam. Kamu spontan menutup mulutmu dengan kedua tangan. Bucky menarik tanganmu dan menahan keduanya di atas kepalamu

"Jangan ditahan, aku suka suaramu" ucapnya

Bucky masih terus menyentuh bagian sensitifmu. Hal itu membuatmu tidak tahan. Tubuhmu bergetar hebat, kepalamu mendongkak ke atas menahan klimaks.

"Keluarkan!" Pinta Bucky

Kamu merasakan orgasm. Bagian sensitifmu semakin basah dengan cairan yang kamu keluarkan. Bucky mengambilnya dan mengoleskannya ke bibir bagian sensitifmu. Kamu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dan membuka kakimu lebih lebar lagi.

"Good girl" ucap Bucky

Kamu kaget dan tersipu mendengar ucapan pria yang jauh lebih tua darimu itu. Kamu melihat Bucky dengan malu-malu. Pria yang terlihat seperti berusia 30 tahunan itu sangatlah tampan.

"Aku tidak akan menyakitimu. Karena itu, jangan bersembunyi lagi" ucapnya sambil mengecup keningmu

Kamu merasakan ujung kemaluannya menyentuh bagian sensitifmu. Perlahan-lahan masuk membenamkan semua bagiannya. Bucky mencium setiap lebam di tubuhmu, berusaha membuatmu lupa akan apa yang telah terjadi sebelumnya. Tubuh kalian mulai berkeringat. Gerakan Bucky terlalu lambat. Kamu membutuhkan lebih banyak. Kamu mencoba menggoyangkan pinggulmu menginginkan semacam gesekan. Bucky tersenyum melihat tingkahmu dan menahan pinggilmu dengan tangan logamnya agar tidak bisa bergerak. Kamu mengerang frustasi. Namun tak lama Bucky mempercepat gerakannya dengan kasar.

Kamu semakin gila dan kelihatannya Bucky juga. Kedua tangan Bucky menahan pinggulmu agar kamu tidak terdorong ke belakang karena saking kerasnya hentakan Bucky.

"Bucky..." ucapmu yang mencapai klimaks. Kedua tanganmu menarik tangan Bucky. Menginginkan pria itu jatuh di atas tubuhmu agar kamu bisa memeluknya.

"Ugh" Bucky mencapai klimaksnya dan menjatuhkan dirinya di atasmu. Ia memelukmu erat dan kalian berdua mulai tertidur.

Leave The Door Open| Bucky x reader (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang