Mawar Jingga

14 4 0
                                    

"angin bawa pergi air mata ku ini, coba ku tahan namun tak berhenti. mengalir tuk kau yang takkan mengerti"

🐺🐺

"IWAAAN?!"

Mata gadis itu berbinar melihat seseorang yang sedang membawa se-bucket bunga mawar jingga dengan senyum merekah di bibir nya.

"Ay.. ini buat lo"

"Waaaaah cantik bangeet" kagum nya

"Suka gak?"

"Suka banget ini, keren amat lo bisa dapet mawar jingga gini"

Iwan benar-benar bahagia melihat Ralya yang terus tersenyum senang dengan bunga bawaan nya di hari paling berharga di hidup  gadis itu. Hari wisuda nya.

"Lo sendiri aja wan?" Tanya nya sedikit melemah

"AYAAAAAAAAAAA"

Ralya dan Iwan tiba-tiba tersentak dan mengedar pandangan nya, ternyata ada tiga orang perempuan yang sengaja berbaju ungu muda berlari ke arah nya dan meneriaki nama nya sambil membawa sebuah salempang. Tetapi di belakang tiga gadis itu, ada seorang pria yang sudah sangat malu dan ingin pulang akibat siapa yang sedang bersama nya saat ini.

Namun mata Ralya berbinar, senyum nya semakin merekah menyambut empat orang sahabat nya. Ia menerima salempang yang dibawa Vina dan dipasangkan Clodiya, dengan tulisan 'Ralya Jaya Jaya Jaya!!'

"Aaaaaa.. gue kira kalian gak bakal dateng" tiba-tiba air mata nya menetes dan diseka nya segera mungkin

"Awalnya gitu, tapi gue dipaksa Vina. Mana Surabaya jauh lagi" jawab Fariz datar

"Ya Allah.. Fariz! Gak usah jujur banget gitu" jawab Ralya

"Ya mesti jujur lah" tak mau kalah Fariz

"Eh mawar nya oren, keren bangett" kagum Nanda sambil meraba salah satu kelopak bunga tersebut, memotong ketidakmau kalahan Fariz

"Sejak kapan lo suka oren?" Tanya Vina heran

"Sejak Fiki nulis di biodata nya kalo dia suka oren, walaupun dia cuma nulis"

Lalu semua hening, saling bertatap-tatapan dan ingin kabur meninggalkan Nanda dengan kehaluan nya sendiri.

"Hm.. oke, diam. Pasti kalian berniat mau ninggalin gue kan?"

Bacot Nanda sendiri, tapi yang lain tidak terlalu menghiraukan. Karena mereka tau, pasti Nanda akan diam sendiri.

"Eh Putri, Ali, Andres sibuk ya? Pada gak bisa dateng?" Tanya Ralya

"Eh cowo lu mana?" Tanya Iwan ke Vina sambil menyikut lengan nya

"Lagi nyusun dia. Putri sama Andres juga gitu deh katanya pada sibuk mau sempro" mendengar penuturan dari Vina yang lain hanya manggut-manggut

"Woi Ay! Lo gak notis baju kita?" Tanya Clodiya tiba-tiba

({})

Namun sekarang? Di lelah nya sore Jakarta, Iwan sendiri dalam memori-memori yang dengan sabar ia bangun bersama Ralya. Meski sepertinya cuma ia sendiri yang membangun itu semua.

SENTIMENTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang