Di Balik Layar

17 0 0
                                    

"Satu penggemarmu yang mencintaimu, di balik layar"

"Kadang kau hadir lagi tapi di mimpi"

🍃🍃

*Drrt drttt

Bunyi getar dari ponsel Putri yang berisik membuat sang empu terjaga dengan malas. Ia ambil ponselnya setengah sadar, dan ia angkat panggilan itu.

"Put..." sapa orang dibalik panggilan telfon pelan yang membuat Putri melebarkan mata nya bingung.

"Hm.. apa?"

"Keluar yuk"

"Gimana?" Semakin bingung.

"Aku udah di depan rumah kamu, ayo kita jalan-jalan"

"SUMPAH?!" Kaget Putri yang langsung melompat berlari ke jendela kamar, dan benar saja di sana sudah ada Andres yang sedang duduk di jok motornya.

"Kenapa gak dari tadi bilangnya? Ah... kan aku belum ngapa-ngapain"

"Aku dari tadi chat kamu gak dibalas-balas, yauda aku langsung kesini. Lagian gakpapa tau kayak gitu aja, gak usah rapi-rapi aku doang ini" jelas Andres

"Apaan sih.." sebal Putri "kamu mana bakal ngerti"

"Put, dengerin ya aku ngomong kali ini. Aku gak butuh segala macam riasan make up mu, karena menurutku kamu emang udah secantik itu tanpa kamu pake apapun. Sekarang juga kamu cuma pake hoodie datang ke depan aku, dengan bareface kamu yang cantik banget itu. Aku pasti bakal terus pilih kamu dan perjuangin kamu, Put. Ini juga nanti semisal fans-fans kamu liat dan ternyata mereka gak suka liat kamu se apa adanya ini, masih ada aku, penggemar nomor satu di balik layar kamu."

Putri masih menatap haru dibalik jendela sana. Mereka sejak tadi bertatapan di posisi masing-masing. Putri merekahkan senyum paling tulus di hidupnya. Memutuskan sambungan telfon itu sepihak dan Putri bergegas mengenakan hoodie pink nya lalu turun menghampiri Andres.

Andres tersenyum dengan kedatangan Putri. Lalu Putri berjalan semakin mendekat menujunya.

"Maaf ya, aku udah bikin kamu bingung dan nunggu. Tapi aku mohon tetap milih bahu kiri ku buat tempat kamu bersandar, dan ayo bareng aku setiap kamu lagi pengen sembunyi dari layar. Aku disini sama kamu, kita usaha bareng-bareng ya."

Dengan mata yang berbinar, Putri langsung memeluk dada Andres tumpahlah segala rasa di hatinya. Andres membalas pelukan itu.

"Yaudah ayo berangkat"

"Ayoooo"

Andres mengenakan helm kepada Putri nya itu. Lalu mereka melaju di sejuknya sore itu.

Di perjalanan yang terhembus angin banyak, Andres bersuara "sabar ya, Put. Aku juga mau kita kayak Ali dan Ralya. Sabar ya"

Sedangkan Putri hanya tersenyum salah tingkah mendengarnya di bangku penumpang.

({})

Di sisi jalanan Jakarta lainnya, juga ada sepasang padu di mobil yang melaju. Dengan musik yang tak pernah berhenti mereka putar. Kabarnya mereka bedua ini pecinta musik mampus.

SENTIMENTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang