Terlalu Tinggi

8 0 0
                                    

"kumohon, jangan kau lepaskan aku"

🎬🎬

"Langit nya cerah banget ya hari ini"

"Iya"

Sepasang kekasih yang sedang berada di rooftop sebuah rumah itu saling tersenyum kepada masing-masing mereka. Seperti memang langit yang cerah hari itu terbuat memang untuk mereka.

"Al.."

"Hm.. iya kenapa Ay?"

"Kamu liat layangan itu gak?" Ali menyimaki Ralya tanpa menginterupsi sedikit pun "Asik banget kayaknya mereka bisa terbang sejauh itu, bisa nari-nari di udara."

Ralya tersenyum, Ali juga mengikutinya.

"Tapi... gak menutup kemungkinan juga mereka bakal putus dari tali benang mereka, sampai bikin mereka jatuh dan hilang jauh dari tuan nya kan?"

Ali menautkan kedua ujung alis nya tak mengerti akan maksud Ralya kali ini.

"Maksud kamu?"

"Kamu dulu pas main layang-layang, pernah layang-layangnya putus ga?"

"Pernah"

"Yaudah gitu"

Ralya tidak melepas pandangannya dari tadi ke layang-layang yang mengudara itu, Ali yang sadar menghela napas nya pelan dan menggeser ke dua bahu Ralya agar berposisi berhadapan dengannya.

"Aya, aku udah milih kamu. Semua perjuangan kita bedua sampai hari ini, sampai sebentar lagi kita mau nikah. Aku itu benar-benar udah komit buat milih kamu, kenapa kamu masih takut Ay?"

Ralya dengan matanya yang berbinar,

"Aku cuma takut Al, kamu baik banget sama aku. Kamu keliatan sayang banget sama aku. Terlalu ngasih semua yang kamu punya buat aku, Al. Aku takut itu semua akan berlebihan dan bikin kamu bosan, trus sadar suatu hari nanti dan ternyata aku kamu lepas. Aku takut itu Al."

"Ay..." lembut Ali

"Ali, itu semua mungkin banget terjadi, Al. Suatu yang berlebihan itu gak baik kan? Ya kayak kita kalo main layang-layang juga, kita harus tarik-ulur kan biar layang-layangnya bisa terbang indah terus?"

"Ay... aku boleh peluk?" Izin Ali yang tiba-tiba membuat Aya terdiam

Ali memeluk tubuh Aya lembut.

"Ay... aku gak pernah sama sekali merasa berlebihan ngasih apapun ke kamu. Semua yang kamu terima dan rasa dari aku selama ini, ya emang begitu perasaan aku ke kamu. Dan kamu selayak itu untuk semua rasa itu, Ay. Dan kamu gak perlu takut kalau layang-layang itu putus, Ay. Karena kamu bukan layang-layang, kamu adalah udara yang menerbangkan layang-layang itu dan menghidupkan aku."

Kini setelah semua tutur Ali selesai, pipi Ralya berhasil banjir dan kini ia yang memeluk Ali lebih lekat. Penuh cintanya untuk pria yang ia peluk saat in. Setelah berapa lama ia hidup dengan cinta yang sakit dan jahat kepadanya. Ternyata Ali, yang memiliki cinta yang tepat untuk ia peluk setiap hari. Ya kalau tau begitu, sudah dari dulu ia peluk cinta itu biar ia tak merasakan kejamnya cinta diluar sana.

Tetapi ia ambil hikmah jika ia tak sakit dahulu, ia juga tidak akan merasakan cinta yang paling hangat dari Ali.

"Al, jangan lepasin aku ya" titahnya memohon

Ali tersenyum dan mengeratkan pelukan itu.

({})

Di tatapan langit yang sama dengan posisi yang berbeda juga ada sepasang manusia sedang berdiam dan menemani. Yang satu menatap langit kesukaannya itu lekat, yang satu lagi melekatkan tatapannya ke pecinta langit itu.

"Nan...?" Sapanya untuk yang ia tatap juga menatapnya

"Hm... kenapa?"

"Kamu kenapa selalu mau nya kesini? Kamu gak mau kita coba ke tempat lain?"

"Mau banget"

"Terus kenapa masih mau kesini juga?"

"Aku suka tempat ini." Senyumnya terbentuk tipis. "Dari dulu aku nyari-nyari taman teduh begini, ternyata ketemu nya sekarang pas sama kamu. Jadi makin suka lah aku sama tempat ini."

Ia masih menatap Nanda, dan menunggu jawaban Nanda yang lain.

"Aku tau banget, aku bukan tipikal orang yang bisa mengutarakan perasaan jadi gak banyak orang tau sesenang atau sesedih apa aku. Aku juga gak tau kan cara melepaskan perasaannya itu gimana, jadi kalo aku tatap langit itu disini trus natap tumbuhan di taman ini, ngeliat orang yang lalu lalang aku jadi hilang aja bebannya. Terus aku juga masih gak nyangka, aku disini di temenin kamu. Aku di 2020 juga kayaknya gak nyangka kalo hari ini aku duduk bedua sama Fiki, di taman komplek rumah Fiki lagi. Apaan banget ya" Nanda selalu begitu, coping mechanism nya selalu lelucon aneh.

"Ya aneh aja kamu tu. Aku jadi juga cuma di taman komplek doang apaan, kan aku juga mau jalan" protesnya namun si puan nya hanya tertawa menanggapi itu

"Ih tapi sumpah aku juga mau tau ke tempat lain tau, tapi gak punya ide aja trus takut aneh aja kayak orang goblok kalo tempatnya rame"

"Iya sih"

"Iya sih... iya sih... aja lo. Mikirlah men" alay Nanda

"Dih?"

Mereka tertawa.

"Fik..."

"Hadir" serunya.

"Aku tadi liat instagram story nya Ralya sama Ali. Mereka ternyata udah mau nikah aja. Aneh ya kenapa malah mereka yang jodoh ya?"

"Namanya kehidupunk, hidup anak punk!"

Nanda bergedik mendengar itu, dia selalu terkejut melihat ke freak an pasangannnya ini.

"Gua merinding cuy!" Ucapnya

Deru angin kembali berhembus pelan di kursi taman rindang itu.

"Semoga kamu senang terus ya sama aku, Fik"

Fiki tersenyum tulus,
"Jadi kapan kita go public, mas?"

"Dih si tolol!" Reflek Nanda memukul lengan Fiki yang diikuti teriak kecil disana.

🍃🍃

Hi readers!

Bagaimana ya Ali dan Ralya, apa mereka akan sampai ke pernikahan?

Dan ada apa ya dengan Nanda? Mengapa ia belum memberi tahu teman-temannya tentang nya dan Fiki?

Anyways..

Terima kasih telah membaca cerita ini. Jika menarik tolong tinggalkan jejak vote nya, bila rindu boleh dibaca ulang, hehe:)

Salam hangat dari author yang sangat rindu ke hangatan:'

Lv u, all

#IndonesiaMembaca

SENTIMENTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang