08 ♪♪

3K 198 3
                                    

Kemarilah....

Pegang tanganku, akan ku tuntun kamu menjemput dia-Kebahagiaanmu !
Akan aku tautkan tanganmu dengannya.
Genggam tangannya kuat-kuat, jangan pernah di lepas !
Seperti yang kamu lakukan padaku...

.

.

.

"Naruto-kun..?"

"!"

Tepuk pipi Naruto sekarang juga !

Saat sampai di ruangan rawat Hinata yang biasanya di sambut dengan pandangan Hinatanya yang masih kosong, kini terasa berbeda.

Ia melihat ibu dari anak-anaknya itu duduk di sofa, Menghadap ke jendela besar yang menampilkan langsung suasana senja di Konoha. Senyum manis tersungging di bibir nya yang pucat. Badan yang lebih kurus, dengan pipi yang asalnya gembil itu kini tirus, dan lebih pucat dari warna aslinya. Tetapi tidak sedikitpun melunturkan kecantikan Putri Hyuga itu dimata Naruto.

Walaupun hidup dalam kebodohan karena tidak mampu menafsirkan perasaan cintanya pada Hinata selama mereka bersama, tetapi Naruto tetap melihat Hinata sebagai wanita paling cantik yang pernah ia temui !

Apakah ini mimpi?

Naruto berjalan terpapah menghampiri Hinata, tanpa melepaskan sedikitpun atensinya pada wanita didepannya ini yang juga menatap teduh padanya.

"Hi-Hinata..." Naruto masih belum percaya melihat tatapan meneduhkan Amethys didepannya ini.

"Apa makanmu teratur ? Naruto-kun terlihat agak kurus...?" Hinata bertanya dengan kekhawatiran yang sangat kentara di wajahnya yang masih sangat pucat. Tubuhnya terlihat lemah dan tidak bertenaga.

"......."

Sementara yang ditanyai tidak menjawab. Ia terpaku di tempat, wajahnya tegang dengan bibir sedikit terbuka, Jelas sekali terpancar ketidak percayaan akan apa yang ia dengar barusan.

Naruto dibuat bingung, antara perasaan bahagia melihat Hinatanya normal kembali, tampak seperti hari-hari bahagia pernikahan mereka. Hinata yang penuh pengertian dan selalu mengkhawatirkannya. Atau perasaan semakin merasa bodoh karena pernah menyia-nyiakan wanita didepannya.

Apa benar ini Hinata ?

Naruto berharap menemukan Hinata yang marah besar padanya, mencacinya atau setidaknya memberikan tatapan permusuhan padanya.

Tapi...

"Apa makanmu teratur ? Kenapa Naruto-kun terlihat kurus...?"

Tidak kuasa untuk menahan perasaan sedihnya Naruto perlahan berjalan pelan mendekati Hinata. Ia duduk bertopang lutut didepan Hinata. Menatap dalam kedua mata indah yang sesungguhnya tak sanggup ia tatap itu. Ia terlalu malu berhadapan dengan wanita yang telah ia sakiti ini.

"Hinata..."

"A-Aku, maafkan aku, maafkan aku himeee..."

Hinata yang awalnya menatap padanya kini kembali bergeming, dari tatapannya yang kosong perlahan mengeluarkan lelehan air bening.Tetapi...masih sama heningnya.

Hanya isakan pria kuning yang tengah bersimpuh ini yang terdengar, Tidak dengan wanita bersurai indygo itu yg menangis tanpa suara.

"Tou-sama pernah meminta padaku, kalau ia tidak berada disini....ia ingin beristirahat di samping kaa-sama, apakah keinginannya terkabul ..?" Hinata bertanya tanpa memandang Naruto, Pandangannya menerawang memikirkan ucapan Hiashi saat itu.

RhapsodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang