7. Sisi Yang Sangat Buruk

18 1 0
                                    

Hai Aku kembali~

Semoga kalian terus ikuti jejak cerita ini sampai selesai ya kalau suka! ^^

Walaupun agak lama sih update 😭Aku harap masih ada yang inget sih sama alurnya hehehe. Maaf ya kalau lama update:( idenya mentok kadang sksksk

"Memilih teman itu tidak ada salahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memilih teman itu tidak ada salahnya. Agar jangan sampai kalian mendapatkan yang lebih buruk dari pada diri sendiri."

-Ignacia

***

"Aku berangkat dulu ya, Ma, Pa."

"Kamu udah kerjain semua tugas sekolah 'kan?"

"Udah, Ma."

"Bekalmu?"

"Udah juga."

"Uang jajan kamu udah habis? Mau Papa kirimkan lagi?" Andrew bertanya lembut.

"Gak usah, Pa. Eh, emm, tapi kalau gak keberatan Cia minta uang buat keperluan praktik nanti. Boleh?" tukas gadis itu ragu.

"Tentu boleh dong, sayang. Nanti Papa transfer ya uangnya," jawab Andrew sambil mengusap pelan surai anaknya. Membuat Ignacia tersenyum.

"Makasih ya, Pa. Kalau gitu aku pamit ya," ujar Cia sambil menyalimi kedua orang tuanya.

"Hati-hati Cia, jangan lupa untuk belajar yang rajin di sekolah."

"Papa percaya kamu bisa, Nak."

Tepat ketika Cia hendak berbalik. Dengan mudahnya, Ariana berjalan begitu saja tanpa melihat dirinya dan kedua orang tua mereka di depan pintu utama. Membuat ketiga orang tersebut terdiam.

"Ana! Udah berapa kali Mama bilang  'kan sama kamu? Jangan jadi anak yang gak tau sopan santun! Kamu gak liat di sini ada orang tuamu?" geram Veyli pada gadis itu.

Andrew yang juga dibuat kesal dengan tingkahnya ikut menyahut,  "Papa harap ini terakhir kali kamu bertingkah tidak peduli sama kami. Kalau masih mau berada di rumah ini."

Sedangkan orang yang disebut itu, dia menoleh ke arah ketiganya. "Aku pamit," tukas Ariana tanpa ekspresi.

Kini tubuhnya kembali berjalan menjauh begitu saja. Tanpa melihat mereka yang tidak tau harus berbuat apa lagi.

Ariana memang tidak bisa melihat keluarganya bahagia. Gadis itu mencoba untuk bertingkah seakan dirinya anak yang tidak menurut. Padahal, dia seperti itu karena merasa cemburu atas perlakuan kedua orang tuanya pada Ignacia.

"Kurang ajar anak itu."

"Papa. Aku gak suka kalau Papa ngatain Ariana kayak gitu. Dia saudara aku juga," ucap Cia yang masih bisa mendengar umpatan tersebut.

Different Twins [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang